Follow Us :              

Viral Dugaan Kebocoran 347 GB Data Perusahaan, Gubernur Minta Diskominfo Lakukan Pengamanan

  19 August 2022  |   21:00:00  |   dibaca : 1050 
Kategori :
Bagikan :


Viral Dugaan Kebocoran 347 GB Data Perusahaan, Gubernur Minta Diskominfo Lakukan Pengamanan

19 August 2022 | 21:00:00 | dibaca : 1050
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Terkait dugaan kebocoran data perusahaan-perusahaan di Indonesia, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjelaskan, sejauh ini ia belum mendapatkan laporan ada perusahaan di Jateng yang datanya diduga ikut bocor. Meski demikian ia sudah meminta kepada Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah untuk terus menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat. 

"Saya belum mendapatkan informasi itu yang ada dari Jawa Tengah. Tapi memang selalu menjadi perhatian dari sektor kita yang terkait. Dinas Kominfo itu selalu saya minta untuk komunikasi terus dengan pusat. Lalu kita juga bicara bagaimana model-model pengamanan yang terjadi, kalau sudah terjadi seperti itu apa yang musti dilakukan dan seterusnya," jelas Gubernur saat ditemui di rumah dinas, Jumat (19/8/2022) 

Turut dijelaskan, model-model pengamanan selama ini sudah banyak yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Jateng. Khususnya terkait model sistem sesuai dengan teknisnya. 

"Sudah dikerjakan. Umpama sekarang kita menyiapkan pusat datanya atau servernya kita siapkan. Kemudian secara teknologi, kawan-kawan sudah ada yang ambil kursus, ada yang membeli software, dan macam-macam yang kita hitung bahwa itulah yang terbaik," ujarnya.

Ia berharap semua yang sudah dilakukan itu dapat memberikan perlindungan data bagi masyarakat di Jateng. Setidaknya apabila terjadi kebocoran ada ahli yang bisa menangani dengan cepat  

"Kita proteksinya bisa berlapis-lapis sehingga potensi bocornya lebih kecil. Seandainya itu masih bisa dibobol, setidaknya ada ahli yang bisa mengejar agar kemudian tidak bisa disalahgunakan," katanya. 

Seperti ramai diberitakan, data perusahaan-perusahaan di Indonesia diduga bocor di dunia maya. Hal itu terlacak dari postingan di dark web berjudul "347GB Confidential documents of 21.7K Indonesia Companies + Foreign Companies (branch)". Dalam web tersebut diklaim ada sebanyak 347 gigabyte dokumen penting dari 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing yang bercabang di Indonesia. Diduga data yang bocor itu berisi kartu tanda penduduk (KTP), nomor pokok wajib pajak (NPWP) direksi dan komisaris, NPWP perusahaan, hingga kartu keluarga pemegang saham. 

Agar kepercayaan publik pada sistem keamanan data nasional kembali menguat, Gubernur berharap Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI bisa segera mengambil keputusan terkait dugaan 347 gigabyte data dari 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing di Indonesia yang bocor di dunia maya. 

"Mudah-mudahan Kementerian Kominfo pusat cepat-cepat mengambil keputusan untuk meng-handle itu," tandas Gubernur.


Bagikan :

SEMARANG - Terkait dugaan kebocoran data perusahaan-perusahaan di Indonesia, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menjelaskan, sejauh ini ia belum mendapatkan laporan ada perusahaan di Jateng yang datanya diduga ikut bocor. Meski demikian ia sudah meminta kepada Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah untuk terus menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat. 

"Saya belum mendapatkan informasi itu yang ada dari Jawa Tengah. Tapi memang selalu menjadi perhatian dari sektor kita yang terkait. Dinas Kominfo itu selalu saya minta untuk komunikasi terus dengan pusat. Lalu kita juga bicara bagaimana model-model pengamanan yang terjadi, kalau sudah terjadi seperti itu apa yang musti dilakukan dan seterusnya," jelas Gubernur saat ditemui di rumah dinas, Jumat (19/8/2022) 

Turut dijelaskan, model-model pengamanan selama ini sudah banyak yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi Jateng. Khususnya terkait model sistem sesuai dengan teknisnya. 

"Sudah dikerjakan. Umpama sekarang kita menyiapkan pusat datanya atau servernya kita siapkan. Kemudian secara teknologi, kawan-kawan sudah ada yang ambil kursus, ada yang membeli software, dan macam-macam yang kita hitung bahwa itulah yang terbaik," ujarnya.

Ia berharap semua yang sudah dilakukan itu dapat memberikan perlindungan data bagi masyarakat di Jateng. Setidaknya apabila terjadi kebocoran ada ahli yang bisa menangani dengan cepat  

"Kita proteksinya bisa berlapis-lapis sehingga potensi bocornya lebih kecil. Seandainya itu masih bisa dibobol, setidaknya ada ahli yang bisa mengejar agar kemudian tidak bisa disalahgunakan," katanya. 

Seperti ramai diberitakan, data perusahaan-perusahaan di Indonesia diduga bocor di dunia maya. Hal itu terlacak dari postingan di dark web berjudul "347GB Confidential documents of 21.7K Indonesia Companies + Foreign Companies (branch)". Dalam web tersebut diklaim ada sebanyak 347 gigabyte dokumen penting dari 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing yang bercabang di Indonesia. Diduga data yang bocor itu berisi kartu tanda penduduk (KTP), nomor pokok wajib pajak (NPWP) direksi dan komisaris, NPWP perusahaan, hingga kartu keluarga pemegang saham. 

Agar kepercayaan publik pada sistem keamanan data nasional kembali menguat, Gubernur berharap Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) RI bisa segera mengambil keputusan terkait dugaan 347 gigabyte data dari 21.000 perusahaan Indonesia dan perusahaan asing di Indonesia yang bocor di dunia maya. 

"Mudah-mudahan Kementerian Kominfo pusat cepat-cepat mengambil keputusan untuk meng-handle itu," tandas Gubernur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu