Follow Us :              

Gubernur: Untuk Jadi Pahlawan Cukup Dengan Keluasaan Hati dan Kesediaan Untuk Berkorban

  10 November 2022  |   07:00:00  |   dibaca : 729 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur: Untuk Jadi Pahlawan Cukup Dengan Keluasaan Hati dan Kesediaan Untuk Berkorban

10 November 2022 | 07:00:00 | dibaca : 729
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Kisah kebesaran hati Subari, seorang petani di Desa Kalibareng, Kendal mengawali sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan, Kamis (10/11). Meski hanya petani biasa, demi membantu para petani lain yang mengalami kekeringan, ia rela menghibahkan lahannya seluas 1.800 meter persegi untuk dijadikan embung. 

“Beliau sangat berjasa tidak untuk warganya tapi juga Jawa Tengah,” ungkap Gubernur saat Peringatan Hari Pahlawan di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang. Dia mengaku selama ini mempunyai keinginan besar untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bagi warga di daerah-daerah kering, namun hal itu masih sering menemui kendala karena tidak adanya lahan untuk membuat embung. 

Sebagai bentuk rasa hormat sekaligus untuk berbagi inspirasi, Gubernur mengundang Subari pada upacara tersebut. Ketika ditanya Gubernur tentang alasan kerelaannya memberikan lahan untuk pembuatan embung,  jawaban Subari membuat Gubernur terharu.  

“Terus terang saya lihat petani lain itu kekurangan air, kalau tempat saya kelebihan, jadi supaya bisa merata di Kalibareng saya ikhlas,” kata Subari. 

Bahkan saat ditanya kenapa tidak menjualnya saja agar mendapat uang, jawaban Subari makin membuat kagum.
“Kalau uang kan sekadar saya nikmati sendiri Pak, tapi kalau embung dibuat kan masyarakat bisa sejahtera jadi bisa mbantu,” tutur Subari disambut tepuk tangan tamu undangan dan peserta upacara. 

“Pak Subari adalah contoh pahlawan hari ini. Darinya kita belajar, untuk jadi pahlawan tidak perlu punya kekuatan super, tak perlu jabatan tinggi, atau kekayaan berlimpah. Cukup dengan keluasaan hati dan kesediaan untuk berkorban,” kata Gubernur dalam sambutannya. 

Selain Subari, Gubernur juga menyebutkan tokoh lain seperti Mbah Sadiman dari Wonogiri, Ridwan Sururi dari lereng Gunung Slamet, dan Jafar Labib pemuda asal Pati. Serta yang terkenal dengan Rumah Sakit Apungnya, dr Lie Darmawan. 

Pada upacara tersebut Gubernur juga mengingatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia masih panjang dan berat. Potensi pendidikan, pertanian, hingga kelautan harus dimaksimalkan. Diperlukan niat, strategi serta arah perjuangan yang jelas dan tepat sehingga pembangunan tidak asal-asalan dan potensi sumber daya manusia serta kekayaan alam yang ada bisa dikelola dengan baik. 

“Jika dulu nenek moyang kita dijajah karena rempah-rempah, maka saat ini kita mesti meraih kejayaan dengan rempah-rempah atau emas murni dari nusantara itu,” tegasnya. Kemudian potensi dari sektor pertanian. Menurutnya bagi bangsa sekaya Indonesia, menjadi swasembada saja seharusnya tidak cukup. Indonesia seharusnya mampu menjadi negara lumbung pangan dunia, karena bukan hanya daratannya yang kaya, tapi juga lautnya. 

Dalam kesempatan itu Ganjar menyerahkan bantuan  senilai Rp40 Juta kepada putra mantan Gubernur Jawa Tengah ke 4, Mangun Negoro. Bantuan tersebut untuk rehab makam Mangun Negoro yang ada di Surakarta. 

Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan Kirab Kebangsaan yang dimulai dari Balai Kota Semarang hingga Lapangan Pancasila Semarang. Pada acara kirab ini diinisiasi ulama kharismatik Habib Luthfi bin Ali bin Yahya.  Peserta mengarak bendera merah putih sepanjang 1.001 meter tersebut terdiri dari pelajar, pramuka, mahasiswa, dan diiringi elemen organisasi kemasyarakatan pemuda, ASN, budayawan, TNI, polisi dan lainnya. Total sekitar 11 ribu orang. 

Acara peringatan Hati Pahlawan 2022 ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji.


Bagikan :

SEMARANG - Kisah kebesaran hati Subari, seorang petani di Desa Kalibareng, Kendal mengawali sambutan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan, Kamis (10/11). Meski hanya petani biasa, demi membantu para petani lain yang mengalami kekeringan, ia rela menghibahkan lahannya seluas 1.800 meter persegi untuk dijadikan embung. 

“Beliau sangat berjasa tidak untuk warganya tapi juga Jawa Tengah,” ungkap Gubernur saat Peringatan Hari Pahlawan di Lapangan Pancasila Simpang Lima, Semarang. Dia mengaku selama ini mempunyai keinginan besar untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bagi warga di daerah-daerah kering, namun hal itu masih sering menemui kendala karena tidak adanya lahan untuk membuat embung. 

Sebagai bentuk rasa hormat sekaligus untuk berbagi inspirasi, Gubernur mengundang Subari pada upacara tersebut. Ketika ditanya Gubernur tentang alasan kerelaannya memberikan lahan untuk pembuatan embung,  jawaban Subari membuat Gubernur terharu.  

“Terus terang saya lihat petani lain itu kekurangan air, kalau tempat saya kelebihan, jadi supaya bisa merata di Kalibareng saya ikhlas,” kata Subari. 

Bahkan saat ditanya kenapa tidak menjualnya saja agar mendapat uang, jawaban Subari makin membuat kagum.
“Kalau uang kan sekadar saya nikmati sendiri Pak, tapi kalau embung dibuat kan masyarakat bisa sejahtera jadi bisa mbantu,” tutur Subari disambut tepuk tangan tamu undangan dan peserta upacara. 

“Pak Subari adalah contoh pahlawan hari ini. Darinya kita belajar, untuk jadi pahlawan tidak perlu punya kekuatan super, tak perlu jabatan tinggi, atau kekayaan berlimpah. Cukup dengan keluasaan hati dan kesediaan untuk berkorban,” kata Gubernur dalam sambutannya. 

Selain Subari, Gubernur juga menyebutkan tokoh lain seperti Mbah Sadiman dari Wonogiri, Ridwan Sururi dari lereng Gunung Slamet, dan Jafar Labib pemuda asal Pati. Serta yang terkenal dengan Rumah Sakit Apungnya, dr Lie Darmawan. 

Pada upacara tersebut Gubernur juga mengingatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia masih panjang dan berat. Potensi pendidikan, pertanian, hingga kelautan harus dimaksimalkan. Diperlukan niat, strategi serta arah perjuangan yang jelas dan tepat sehingga pembangunan tidak asal-asalan dan potensi sumber daya manusia serta kekayaan alam yang ada bisa dikelola dengan baik. 

“Jika dulu nenek moyang kita dijajah karena rempah-rempah, maka saat ini kita mesti meraih kejayaan dengan rempah-rempah atau emas murni dari nusantara itu,” tegasnya. Kemudian potensi dari sektor pertanian. Menurutnya bagi bangsa sekaya Indonesia, menjadi swasembada saja seharusnya tidak cukup. Indonesia seharusnya mampu menjadi negara lumbung pangan dunia, karena bukan hanya daratannya yang kaya, tapi juga lautnya. 

Dalam kesempatan itu Ganjar menyerahkan bantuan  senilai Rp40 Juta kepada putra mantan Gubernur Jawa Tengah ke 4, Mangun Negoro. Bantuan tersebut untuk rehab makam Mangun Negoro yang ada di Surakarta. 

Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan Kirab Kebangsaan yang dimulai dari Balai Kota Semarang hingga Lapangan Pancasila Semarang. Pada acara kirab ini diinisiasi ulama kharismatik Habib Luthfi bin Ali bin Yahya.  Peserta mengarak bendera merah putih sepanjang 1.001 meter tersebut terdiri dari pelajar, pramuka, mahasiswa, dan diiringi elemen organisasi kemasyarakatan pemuda, ASN, budayawan, TNI, polisi dan lainnya. Total sekitar 11 ribu orang. 

Acara peringatan Hati Pahlawan 2022 ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu