Follow Us :              

Kembangkan Program Jogo Tonggo Untuk Tangani Permasalahan Stunting dan Putus Sekolah

  15 November 2022  |   08:30:00  |   dibaca : 778 
Kategori :
Bagikan :


Kembangkan Program Jogo Tonggo Untuk Tangani Permasalahan Stunting dan Putus Sekolah

15 November 2022 | 08:30:00 | dibaca : 778
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Program Jogo Tonggo yang awalnya digagas untuk menangani pandemi Covid-19 dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, kini akan dikembangkan untuk mengatasi persoalan-persoalan lain juga. Pengembangan ini dilakukan karena Program Jogo Tonggo dinilai berhasil dalam menangani Covid-19. Kesuksesannya bahkan telah mendapat pengakuan dari Denmark dan Australia. 

“Seperti kemarin yang sudah kita alami pada saat kondisi Covid-19, betapa peran penting jogo tonggo. Karena Jogo Tonggo ini adalah yang terdepan, yang paling dekat dengan masyarakat. Tentu saja segala informasi lebih cepat, dan aktivitas penanganan lebih cepat,” tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno saat membuka Lokakarya Visioning Jogo Tonggo Provinsi Jawa Tengah 2022 di Hotel Ibis, Selasa (15/11/2022) 

Berkaca pada keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana mengembangkan program tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan lain. Seperti stunting dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). 

“Kita juga bicara problem-problem mungkin yang sedang kita hadapi, masalah stunting dan nanti juga dari teman-teman Dindik, bahwa angka IPM kita masih perlu di-push lagi. Bagaimana bicara masalah angka putus sekolah. Ini mungkin kita perlu mengoptimalkan Jogo Tonggo, karena di situ pasti akan lebih tahu informasi, kondisi-kondisi anak-anak kita yang putus sekolah. Problemnya apa, kendalanya apa, tetangga pasti lebih tahu,” jelasnya. 

Terkait rencana tersebut Sekda menyakini hal tersebut membutuhkan kolaborasi yang luas. Kolaborasi yang perlu dibangun antara lain meliputi unsur Organisasi Perangkat Daerah, instansi vertikal, dan organisasi sosial di masyarakat. Melalui kolaborasi yang terjalin, informasi mengenai penanganan persoalan yang menjadi fokus penyelesaian, bisa tersampaikan kepada pemerintah dan selanjutnya mengambil kebijakan dengan tepat. 

“Jogo Tonggo ini nanti juga kolaborasi untuk informasi dan sebagainya agar itu bisa tersampaikan. Sehingga, kita dari pemerintahan bisa mengambil kebijakan-kebijakan apa untuk mengatasi problem-problemnya,” pungkas Sekda.


Bagikan :

SEMARANG - Program Jogo Tonggo yang awalnya digagas untuk menangani pandemi Covid-19 dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, kini akan dikembangkan untuk mengatasi persoalan-persoalan lain juga. Pengembangan ini dilakukan karena Program Jogo Tonggo dinilai berhasil dalam menangani Covid-19. Kesuksesannya bahkan telah mendapat pengakuan dari Denmark dan Australia. 

“Seperti kemarin yang sudah kita alami pada saat kondisi Covid-19, betapa peran penting jogo tonggo. Karena Jogo Tonggo ini adalah yang terdepan, yang paling dekat dengan masyarakat. Tentu saja segala informasi lebih cepat, dan aktivitas penanganan lebih cepat,” tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Sumarno saat membuka Lokakarya Visioning Jogo Tonggo Provinsi Jawa Tengah 2022 di Hotel Ibis, Selasa (15/11/2022) 

Berkaca pada keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana mengembangkan program tersebut untuk mengatasi berbagai persoalan lain. Seperti stunting dan peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). 

“Kita juga bicara problem-problem mungkin yang sedang kita hadapi, masalah stunting dan nanti juga dari teman-teman Dindik, bahwa angka IPM kita masih perlu di-push lagi. Bagaimana bicara masalah angka putus sekolah. Ini mungkin kita perlu mengoptimalkan Jogo Tonggo, karena di situ pasti akan lebih tahu informasi, kondisi-kondisi anak-anak kita yang putus sekolah. Problemnya apa, kendalanya apa, tetangga pasti lebih tahu,” jelasnya. 

Terkait rencana tersebut Sekda menyakini hal tersebut membutuhkan kolaborasi yang luas. Kolaborasi yang perlu dibangun antara lain meliputi unsur Organisasi Perangkat Daerah, instansi vertikal, dan organisasi sosial di masyarakat. Melalui kolaborasi yang terjalin, informasi mengenai penanganan persoalan yang menjadi fokus penyelesaian, bisa tersampaikan kepada pemerintah dan selanjutnya mengambil kebijakan dengan tepat. 

“Jogo Tonggo ini nanti juga kolaborasi untuk informasi dan sebagainya agar itu bisa tersampaikan. Sehingga, kita dari pemerintahan bisa mengambil kebijakan-kebijakan apa untuk mengatasi problem-problemnya,” pungkas Sekda.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu