Follow Us :              

6 Hektar Tambak Udang Modern di Kebumen Siap Topang Target Produksi Nasional

  09 March 2023  |   09:00:00  |   dibaca : 1568 
Kategori :
Bagikan :


6 Hektar Tambak Udang Modern di Kebumen Siap Topang Target Produksi Nasional

09 March 2023 | 09:00:00 | dibaca : 1568
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KEBUMEN - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Kamis (9/3/2023). Tambak tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan dan mampu membantu target nasional produksi udang nasional.

Acara peresmian tersebut, disaksikan Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi, Bupati dan Kepala OPD Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, serta Bupati Sumba Timur Kristofel Praing.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan, bahwa pembangunan BUBK di Kebumen menjadi salah satu upaya untuk mencapai target produksi udang nasional hingga 2 juta ton pada 2024. Bila  target ini tercapai, Indonesia bisa berkontribusi lebih banyak lagi pada kebutuhan pasar udang dunia yang di tahun 2021 nilainya sudah mencapai US$ 28,3 miliar.

Di tengah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Jawa Tengah, keberadaan BUBK di Kebumen, dapat memberikan dukungan kuat. Gubernur mengaku sangat menyambut baik arahan Presiden untuk menjadikan Tambak BUBK di Kebumen sebagai percontohan yang harus dikembangkan juga di daerah lain. "Tadi yang disampaikan (Presiden) menjadi sebuah percontohan bagus untuk dikembangkan (Tambak BUBK)," ujarnya.

Tambak BUBK di Kebumen dijadikan percontohan, karena tambak yang berada di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan itu telah dikelola dengan manajemen yang modern. "Karena dikelola dengan sangat modern, hasilnya sangat bagus," imbuh Gubernur.

Pengelolaan Tambak BUBK di Kebumen yang sudah sangat modern, juga diapresiasi Presiden lewat pidatonya saat peresmian. Salah satu yang disebutkan Presiden adalah tentang pemanfaatan teknologi pengelolaan air. Berkat teknologi ini, Tambak BUBK di Kebumen bisa terjaga  kebersihan airnya, sehingga hasil produksi budidaya udang vaname bisa lebih optimal.

Tidak hanya dikelola secara modern, Tambak BUBK di Kebumen juga menerapkan konsep tambak ramah lingkungan dengan dukungan teknologi. Bukan hanya dengan menerapkan tandon, penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), tetapi saluran inlet dan outlet juga dibuat terpisah serta berbagai langkah lainnya.

Total luas Tambak BUBK di Kebumen yang diresmikan Presiden mencapai 60 hektare. Biaya membangun tambak tersebut mencapai Rp175 miliar. "Di tambak udang yang berbasis kawasan ini, telah diselesaikan kurang lebih 60 hektare, yang akan menghasilkan udang 1 hektarnya kurang lebih kami harapkan di atas 40 ton," papar Presiden.

Sebelum melepas rombongan ke Solo, Presiden didampingi Gubernur sempat mengikuti panen raya padi di Desa Lajer. Saat bertemu para petani, Presiden mendiskusikan skema penentuan harga yang paling menguntungkan bagi petani dan masyarakat.

Kunjungan dilanjutkan untuk menemui para pedagang di Pasar Petanahan. Selain memantau harga bahan pokok, Presiden juga memantau kendala-kendala yang dihadapi pedagang. “Pak Presiden selalu checking harga-harga kebutuhan pokok yang ada di pasar. Tadi (Presiden) ketemu dengan warga masyarakat yang ada di pasar untuk memastikan harga dan kebutuhan pokok terjamin dan stabil,” pungkasnya.


Bagikan :

KEBUMEN - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Kamis (9/3/2023). Tambak tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan dan mampu membantu target nasional produksi udang nasional.

Acara peresmian tersebut, disaksikan Menteri Perikanan dan Kelautan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi, Bupati dan Kepala OPD Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, serta Bupati Sumba Timur Kristofel Praing.

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan, bahwa pembangunan BUBK di Kebumen menjadi salah satu upaya untuk mencapai target produksi udang nasional hingga 2 juta ton pada 2024. Bila  target ini tercapai, Indonesia bisa berkontribusi lebih banyak lagi pada kebutuhan pasar udang dunia yang di tahun 2021 nilainya sudah mencapai US$ 28,3 miliar.

Di tengah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Jawa Tengah, keberadaan BUBK di Kebumen, dapat memberikan dukungan kuat. Gubernur mengaku sangat menyambut baik arahan Presiden untuk menjadikan Tambak BUBK di Kebumen sebagai percontohan yang harus dikembangkan juga di daerah lain. "Tadi yang disampaikan (Presiden) menjadi sebuah percontohan bagus untuk dikembangkan (Tambak BUBK)," ujarnya.

Tambak BUBK di Kebumen dijadikan percontohan, karena tambak yang berada di Desa Tegalretno, Kecamatan Petanahan itu telah dikelola dengan manajemen yang modern. "Karena dikelola dengan sangat modern, hasilnya sangat bagus," imbuh Gubernur.

Pengelolaan Tambak BUBK di Kebumen yang sudah sangat modern, juga diapresiasi Presiden lewat pidatonya saat peresmian. Salah satu yang disebutkan Presiden adalah tentang pemanfaatan teknologi pengelolaan air. Berkat teknologi ini, Tambak BUBK di Kebumen bisa terjaga  kebersihan airnya, sehingga hasil produksi budidaya udang vaname bisa lebih optimal.

Tidak hanya dikelola secara modern, Tambak BUBK di Kebumen juga menerapkan konsep tambak ramah lingkungan dengan dukungan teknologi. Bukan hanya dengan menerapkan tandon, penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), tetapi saluran inlet dan outlet juga dibuat terpisah serta berbagai langkah lainnya.

Total luas Tambak BUBK di Kebumen yang diresmikan Presiden mencapai 60 hektare. Biaya membangun tambak tersebut mencapai Rp175 miliar. "Di tambak udang yang berbasis kawasan ini, telah diselesaikan kurang lebih 60 hektare, yang akan menghasilkan udang 1 hektarnya kurang lebih kami harapkan di atas 40 ton," papar Presiden.

Sebelum melepas rombongan ke Solo, Presiden didampingi Gubernur sempat mengikuti panen raya padi di Desa Lajer. Saat bertemu para petani, Presiden mendiskusikan skema penentuan harga yang paling menguntungkan bagi petani dan masyarakat.

Kunjungan dilanjutkan untuk menemui para pedagang di Pasar Petanahan. Selain memantau harga bahan pokok, Presiden juga memantau kendala-kendala yang dihadapi pedagang. “Pak Presiden selalu checking harga-harga kebutuhan pokok yang ada di pasar. Tadi (Presiden) ketemu dengan warga masyarakat yang ada di pasar untuk memastikan harga dan kebutuhan pokok terjamin dan stabil,” pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu