Follow Us :              

Kolaborasi dan Pelibatan Masyarakat, Kiat Jawa Tengah Atasi Problem Anggaran Pembangunan

  31 May 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 504 
Kategori :
Bagikan :


Kolaborasi dan Pelibatan Masyarakat, Kiat Jawa Tengah Atasi Problem Anggaran Pembangunan

31 May 2023 | 11:00:00 | dibaca : 504
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KAB. SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau proyek infrastruktur di Kabupaten Semarang, Rabu (31/5/2023). Semua proyek tersebut dibangun dengan anggaran bantuan keuangan (bankeu) Provinsi, Tahun Anggaran 2022 dengan jumlah lebih dari Rp4 miliar.

“Kami sekarang lagi mengecek bantuan keuangan untuk desa, untuk kabupaten, progresnya seperti apa. Ini salah satu yang coba kami bantu,” ucap Gubernur didampingi Kepala Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya, Hanung Triyono serta pejabat kabupaten dan perangkat desa setempat.

Proyek yang pertama ditinjau adalah perbaikan Jalan Ngemplak Kelurahan Susukan – Dusun Kajangan Desa Kalongan. Perbaikan jalan
sepanjang 1 kilometer dengan pengaspalan ini mendapat bankeu sebesar Rp2 miliar.

Selanjutnya, Gubernur juga meninjau pembangunan Jembatan Jagir di Desa Kedungringin, Suruh. Pembangunan jembatan ini menggunakan anggaran bankeu tahun 2022 sebesar Rp2,3 miliar. Pembangunan jembatan tersebut untuk mengganti jembatan sebelumnya yang ambruk akibat diterjang banjir. 

Pemanfaatan bankeu di Desa Kedungringin dilakukan dengan maksimal. Tidak hanya dipergunakan untuk membangun jembatan sepanjang 41 meter, tetapi juga bisa membiayai perbaikan jalan desa dengan rigid beton sepanjang 300 meter.

“Ini poros desa yang di sana ada anak sekolah, ada puskesmas dan sebagainya. Sehingga, kalau jalannya tidak bagus, beberapa potensi-potensi kejadian buruk akan bisa terjadi. Ini yang coba kami cegah,” ujar Gubernur.

Menurut Gubernur, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah infrastruktur jalan. Salah satunya dengan pembiayaan bersama atau patungan. Bila pemerintah kabupaten mengalami keterbatasan anggaran, pemerintah provinsi bisa membantu.

“Cara kita menyelesaikan adalah bareng-bareng. Jadi sumber anggarannya dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi. Maka, biasanya (proyek) yang agak mahal, seperti jembatan-jembatan kami coba bantu,” katanya.

Selain dari anggaran patungan antara ABPD provinsi dan APBD kabupaten/kota, pemerintah desa juga bisa mengembangkan infrastruktur dengan menggalang dana dari masyarakat pengguna jalan, ataupun perusahaan. Cara ini terbukti bisa dilakukan untuk pengerjaan jalan di Cilacap.

“Tadi pagi saya dikasih fotonya videonya dari Cilacap bagus sekali. Sehingga jalannya sekarang sudah mulai dikerjakan, rakyat gotong royong, mengerjakan bareng-bareng, dan materialnya macam-macam,” bebernya.

Pelibatan masyarakat, menurut Gubernur, akan membuat rasa memiliki mereka bertambah. Sehingga masyarakat tergerak untuk merawatnya.

“Pasti rasa memilikinya akan lebih kuat karena masyarakat ikut serta di dalam pengerjaan itu, aku melu nggawe lho  (saya ikut buat) begitu. Kalau perlu jalannya kita kasih judul, jalan gotong royong. Jadi masyarakat akan senang,” tandasnya.


Bagikan :

KAB. SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau proyek infrastruktur di Kabupaten Semarang, Rabu (31/5/2023). Semua proyek tersebut dibangun dengan anggaran bantuan keuangan (bankeu) Provinsi, Tahun Anggaran 2022 dengan jumlah lebih dari Rp4 miliar.

“Kami sekarang lagi mengecek bantuan keuangan untuk desa, untuk kabupaten, progresnya seperti apa. Ini salah satu yang coba kami bantu,” ucap Gubernur didampingi Kepala Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya, Hanung Triyono serta pejabat kabupaten dan perangkat desa setempat.

Proyek yang pertama ditinjau adalah perbaikan Jalan Ngemplak Kelurahan Susukan – Dusun Kajangan Desa Kalongan. Perbaikan jalan
sepanjang 1 kilometer dengan pengaspalan ini mendapat bankeu sebesar Rp2 miliar.

Selanjutnya, Gubernur juga meninjau pembangunan Jembatan Jagir di Desa Kedungringin, Suruh. Pembangunan jembatan ini menggunakan anggaran bankeu tahun 2022 sebesar Rp2,3 miliar. Pembangunan jembatan tersebut untuk mengganti jembatan sebelumnya yang ambruk akibat diterjang banjir. 

Pemanfaatan bankeu di Desa Kedungringin dilakukan dengan maksimal. Tidak hanya dipergunakan untuk membangun jembatan sepanjang 41 meter, tetapi juga bisa membiayai perbaikan jalan desa dengan rigid beton sepanjang 300 meter.

“Ini poros desa yang di sana ada anak sekolah, ada puskesmas dan sebagainya. Sehingga, kalau jalannya tidak bagus, beberapa potensi-potensi kejadian buruk akan bisa terjadi. Ini yang coba kami cegah,” ujar Gubernur.

Menurut Gubernur, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah infrastruktur jalan. Salah satunya dengan pembiayaan bersama atau patungan. Bila pemerintah kabupaten mengalami keterbatasan anggaran, pemerintah provinsi bisa membantu.

“Cara kita menyelesaikan adalah bareng-bareng. Jadi sumber anggarannya dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi. Maka, biasanya (proyek) yang agak mahal, seperti jembatan-jembatan kami coba bantu,” katanya.

Selain dari anggaran patungan antara ABPD provinsi dan APBD kabupaten/kota, pemerintah desa juga bisa mengembangkan infrastruktur dengan menggalang dana dari masyarakat pengguna jalan, ataupun perusahaan. Cara ini terbukti bisa dilakukan untuk pengerjaan jalan di Cilacap.

“Tadi pagi saya dikasih fotonya videonya dari Cilacap bagus sekali. Sehingga jalannya sekarang sudah mulai dikerjakan, rakyat gotong royong, mengerjakan bareng-bareng, dan materialnya macam-macam,” bebernya.

Pelibatan masyarakat, menurut Gubernur, akan membuat rasa memiliki mereka bertambah. Sehingga masyarakat tergerak untuk merawatnya.

“Pasti rasa memilikinya akan lebih kuat karena masyarakat ikut serta di dalam pengerjaan itu, aku melu nggawe lho  (saya ikut buat) begitu. Kalau perlu jalannya kita kasih judul, jalan gotong royong. Jadi masyarakat akan senang,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu