Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
SEMARANG - Aparatur Sipil Negara (ASN) harus dapat menjadi contoh bagi masyarakat tentang bagaimana mengimplementasikan atau mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Terlebih ASN mempunyai peran penting dalam menjaga integritas dan persatuan bangsa Indonesia.
"Kalau berbicara bagaimana menggaungkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat yang pertama adalah ASN harus menjadi contoh. Karena ASN di lingkup masyarakat menjadi figur yang dicontoh. Maka yang lebih utama bagaimana ASN di Pemprov Jateng bisa menjadi contoh implementasi pengamalan nilai-nilai Pancasila," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno saat dialog publik di Studio TVRI Jateng, Selasa (13/6/2023).
Dalam dialog bertema "Pancasila Kini dan Nanti" tersebut, sekda mengatakan bahwa pemerintah, termasuk Pemprov Jateng harus terus menggaungkan nilai-nilai Pancasila. Baik di lingkungan ASN atau pemerintah maupun masyarakat umum. Implementasi nilai-nilai Pancasila oleh ASN diantaranya dengan menjaga integritas serta memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Implementasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Seperti di Jawa Tengah, gubernur selalu mecontohkan bagaimana ASN yang berintegritas. Ini adalah nilai-nilai Pancasila yang diimplementasikan, juga bagaimana ASN yang melayani," katanya.
Sedangkan terkait nilai-nilai sila Persatuan Bangsa, lanjut dia, Pemprov Jateng telah menerapkan peraturan tentang pemakaian busana tradisional setiap Kamis, bagi ASN di Pemprov Jateng. Pemakaian baju adat daerah dan nusantara itu, sebagai bentuk bahwa ASN adalah pemersatu bangsa.
Tidak kalah penting adalah peran pemerintah memperkuat pengamalan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Diantaranya melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jateng, dalam rangka sosialisasi pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Selain itu juga melalui berbagai kegiatan di sekolah-sekolah dan masyarakat terkait pencegahan radikalisme, meningkatkan nasionalisme, dan sebagainya," kata sekda.
Pakar Sejarah Sosial Universitas Negeri Semarang, Prof Dr Wasino mengatakan, nilai-nilai Pancasila hingga saat sekarang tidak hilang. Namun hanya performanya berbeda antargenerasi. Misalnya nilai persatuan itu ada jauh sebelum Pancasila terbentuk kemudian diimplementasikan dalam bentuk Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945. Sedangkan sekarang konsep persatuan menjadi lebih bervariasi dibanding pada zaman pergerakkan.
Menurutnya, sekarang yang terpenting adalah bagaimana semua pihak mendorong anak-anak muda membangun persatuan dan mempunyai sifat kemanusiaan. Terlebi pada era teknologi informasi seperti sekarang, banyak contoh nilai-nilai kemanusiaan yang dimunculkan di siaran-siaran televisi, media sosial, dan sebagainya.
"Kemudian terkait nilai-nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa sangat luar biasa. Jika kita membaca sejarah, waktu Indonesia merdeka berapa jumlah masjid ataupun gereja yang dibangun. Kalau perspektif dari ketuhanan secara kuantitatif sangat luar biasa," kata Wasino.
SEMARANG - Aparatur Sipil Negara (ASN) harus dapat menjadi contoh bagi masyarakat tentang bagaimana mengimplementasikan atau mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Terlebih ASN mempunyai peran penting dalam menjaga integritas dan persatuan bangsa Indonesia.
"Kalau berbicara bagaimana menggaungkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat yang pertama adalah ASN harus menjadi contoh. Karena ASN di lingkup masyarakat menjadi figur yang dicontoh. Maka yang lebih utama bagaimana ASN di Pemprov Jateng bisa menjadi contoh implementasi pengamalan nilai-nilai Pancasila," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno saat dialog publik di Studio TVRI Jateng, Selasa (13/6/2023).
Dalam dialog bertema "Pancasila Kini dan Nanti" tersebut, sekda mengatakan bahwa pemerintah, termasuk Pemprov Jateng harus terus menggaungkan nilai-nilai Pancasila. Baik di lingkungan ASN atau pemerintah maupun masyarakat umum. Implementasi nilai-nilai Pancasila oleh ASN diantaranya dengan menjaga integritas serta memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
"Implementasi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Seperti di Jawa Tengah, gubernur selalu mecontohkan bagaimana ASN yang berintegritas. Ini adalah nilai-nilai Pancasila yang diimplementasikan, juga bagaimana ASN yang melayani," katanya.
Sedangkan terkait nilai-nilai sila Persatuan Bangsa, lanjut dia, Pemprov Jateng telah menerapkan peraturan tentang pemakaian busana tradisional setiap Kamis, bagi ASN di Pemprov Jateng. Pemakaian baju adat daerah dan nusantara itu, sebagai bentuk bahwa ASN adalah pemersatu bangsa.
Tidak kalah penting adalah peran pemerintah memperkuat pengamalan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Diantaranya melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jateng, dalam rangka sosialisasi pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Selain itu juga melalui berbagai kegiatan di sekolah-sekolah dan masyarakat terkait pencegahan radikalisme, meningkatkan nasionalisme, dan sebagainya," kata sekda.
Pakar Sejarah Sosial Universitas Negeri Semarang, Prof Dr Wasino mengatakan, nilai-nilai Pancasila hingga saat sekarang tidak hilang. Namun hanya performanya berbeda antargenerasi. Misalnya nilai persatuan itu ada jauh sebelum Pancasila terbentuk kemudian diimplementasikan dalam bentuk Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945. Sedangkan sekarang konsep persatuan menjadi lebih bervariasi dibanding pada zaman pergerakkan.
Menurutnya, sekarang yang terpenting adalah bagaimana semua pihak mendorong anak-anak muda membangun persatuan dan mempunyai sifat kemanusiaan. Terlebi pada era teknologi informasi seperti sekarang, banyak contoh nilai-nilai kemanusiaan yang dimunculkan di siaran-siaran televisi, media sosial, dan sebagainya.
"Kemudian terkait nilai-nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa sangat luar biasa. Jika kita membaca sejarah, waktu Indonesia merdeka berapa jumlah masjid ataupun gereja yang dibangun. Kalau perspektif dari ketuhanan secara kuantitatif sangat luar biasa," kata Wasino.
Berita Terbaru