Follow Us :              

Jadi Kader IPM Jangan Bapera

  03 March 2017  |   13:00:00  |   dibaca : 8994 
Kategori :
Bagikan :


Jadi Kader IPM Jangan Bapera

03 March 2017 | 13:00:00 | dibaca : 8994
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Kendal - Keikutsertaan generasi muda sebagai pengurus aktif organisasi merupakan salah satu proses mereka untuk menempa diri menjadi calon pemimpin yang tangguh. Begitu pula, keikutsertaan siswa-siswi dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Melalui IPM, mereka dituntut untuk menjunjung tinggi komitmen berorganisasi.

 

Hal itu disampaikan Ketua Umum IPM Velandani Prakoso saat menghadiri Musyawarah Wilayah XXII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah bertajuk "Aktualisasi Gerakan Keilmuan Menuju Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah yang Berkemajuan" di SMK 3 Weleri, Jumat (3/3).

 

"Kalau kata Jenderal Soedirman, sungguh berat jadi kader Muhammadiyah. Ragu atau bimbang lebih baik pulang. Maka menjadi kader IPM perlu komitmen dan konsistensi yang tinggi," tegasnya di hadapan 450 pelajar Muhammadiyah.

 

Velandani mengakui, menjadi kader IPM harus berhati besar. Perbedaan pendapat yang muncul di dalam organisasi adalah sesuatu yang wajar. Untuk itu, dinamika berorganisasi perlu disikapi dengan bijak dan tidak mudah terbawa emosi. Tujuannya agar kader tidak terpecah-pecah. Sebaliknya, kader justru ditantang untuk menciptakan harmoni dalam keberagaman pendapat yang mungkin muncul melalui musyawarah.

 

"Ingat, jadi kader itu jangan baperan. Tapi bawalah perubahan untuk IPM berkemajuan. Jadilah pemimpin yang progresif dan revolusioner," lanjutnya.

 

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang hadir meresmikan acara itu menambahkan, kader IPM juga harus bersikap bijak terhadap beredarnya berita bohong atau hoax di tengah masyarakat. Hoax, lanjutnya, mudah tersebar di media sosial. Karenanya, kaum muda dimintanya selektif dan memahami benar konten media sosial.

 

"Berita hoax tersebut berpotensi memecah belah bangsa. Saya minta kalian untuk tidak mudah percaya dengan berita-berita yang sumbernya tidak jelas. Kita harus lebih cerdas dan lebih arif dalam menyikapi berbagai berita tersebut. Jangan sampai kita terpancing dan terprovokasi atas berita hoax tersebut," ujarnya.

 

Dirinya juga berharap, Muswil IPM dapat menjadi momentum bagi IPM untuk terus meneguhkan semangat sebuah gerakan kaum muda berbasis Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan agama Islam yang yang amal makruf nahi mungkar dan terus menyebarkan nilai-nilai Agama Islam yang rahmatan lil alamin. (humas jateng)

 


Bagikan :

Kendal - Keikutsertaan generasi muda sebagai pengurus aktif organisasi merupakan salah satu proses mereka untuk menempa diri menjadi calon pemimpin yang tangguh. Begitu pula, keikutsertaan siswa-siswi dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Melalui IPM, mereka dituntut untuk menjunjung tinggi komitmen berorganisasi.

 

Hal itu disampaikan Ketua Umum IPM Velandani Prakoso saat menghadiri Musyawarah Wilayah XXII Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah bertajuk "Aktualisasi Gerakan Keilmuan Menuju Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah yang Berkemajuan" di SMK 3 Weleri, Jumat (3/3).

 

"Kalau kata Jenderal Soedirman, sungguh berat jadi kader Muhammadiyah. Ragu atau bimbang lebih baik pulang. Maka menjadi kader IPM perlu komitmen dan konsistensi yang tinggi," tegasnya di hadapan 450 pelajar Muhammadiyah.

 

Velandani mengakui, menjadi kader IPM harus berhati besar. Perbedaan pendapat yang muncul di dalam organisasi adalah sesuatu yang wajar. Untuk itu, dinamika berorganisasi perlu disikapi dengan bijak dan tidak mudah terbawa emosi. Tujuannya agar kader tidak terpecah-pecah. Sebaliknya, kader justru ditantang untuk menciptakan harmoni dalam keberagaman pendapat yang mungkin muncul melalui musyawarah.

 

"Ingat, jadi kader itu jangan baperan. Tapi bawalah perubahan untuk IPM berkemajuan. Jadilah pemimpin yang progresif dan revolusioner," lanjutnya.

 

Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang hadir meresmikan acara itu menambahkan, kader IPM juga harus bersikap bijak terhadap beredarnya berita bohong atau hoax di tengah masyarakat. Hoax, lanjutnya, mudah tersebar di media sosial. Karenanya, kaum muda dimintanya selektif dan memahami benar konten media sosial.

 

"Berita hoax tersebut berpotensi memecah belah bangsa. Saya minta kalian untuk tidak mudah percaya dengan berita-berita yang sumbernya tidak jelas. Kita harus lebih cerdas dan lebih arif dalam menyikapi berbagai berita tersebut. Jangan sampai kita terpancing dan terprovokasi atas berita hoax tersebut," ujarnya.

 

Dirinya juga berharap, Muswil IPM dapat menjadi momentum bagi IPM untuk terus meneguhkan semangat sebuah gerakan kaum muda berbasis Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan agama Islam yang yang amal makruf nahi mungkar dan terus menyebarkan nilai-nilai Agama Islam yang rahmatan lil alamin. (humas jateng)

 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu