Follow Us :              

Produksi Perikanan Terus Meningkat, Pemprov Jateng Jalin Kerja Sama dengan Fujian

  24 June 2025  |   09:00:00  |   dibaca : 10 
Kategori :
Bagikan :


Produksi Perikanan Terus Meningkat, Pemprov Jateng Jalin Kerja Sama dengan Fujian

24 June 2025 | 09:00:00 | dibaca : 10
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Fujian, Cina terus menjalin kerja sama di berbagai sektor. 

Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Fujian, Cina, Lin Ruiliang, pada Selasa, 24 Juni 2025.

Beberapa hal yang difokuskan dalam kerja sama ini, antara lain penguatan sektor kelautan dan perikanan, serta mitigasi bencana kemaritiman. Sebab, Provinsi Jateng dan Fujian sama-sama memiliki potensi besar di sektor tersebut. 

Perjanjian kerja sama di sektor kelautan dan perikanan ini ditandatangani oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Fujian, Yan Zhihuang. 

"Hari ini kami kedatangan Wakil Gubernur Fujian dengan Wakil Wali Kota Zhangzhou, untuk meneruskan (kerja sama) sister province dengan Fujian yang sudah dilaksanakan sejak 2003,” ucap Gubernur Jateng di kantornya usai acara penandatanganan kerja sama.

Gubernur menyampaikan, kerja sama sister province yang telah terjalin ini terus ditingkatkan dengan berbagai program di sektor ekonomi, kelautan, dan pariwisata.  

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, menambahkan, kerja sama dengan Fujian ini terkait dengan teknologi budi daya dan pengolahan produksi laut, pengembangan sumber daya manusia di bidang perikanan, serta mitigasi bencana bidang maritim.

"Ada juga kegiatan yang sifatnya untuk mengundang investasi di Jawa Tengah, terkait dengan industri kelautan dan perikanan," jelasnya.

Ka DKP Jateng menyampaikan, pertumbuhan produksi hasil kelautan dan perikanan di Jateng menunjukkan tren yang prositif dari tahun ke tahun, terutama dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.

Tercatat produksi perikanan tangkap di Jateng terus mengalami peningkatan, yakni tahun 2018 sebanyak 309.759 ton, tahun 2019 sebanyak 331.493 ton, tahun 2020 sebanyak 343.587 ton, tahun 2021 sebanyak 351.238 ton, tahun 2022 sebanyak 366.912 ton, tahun 2023 sebanyak 372.517 ton, dan tahun 2024 mencapai sekitar 379.124 ton. 

Sementara produksi perikanan budi daya juga terus berkembang. Rinciannya, tahun 2018 mencapai 623.945 ton, tahun 2019 sekitar 656.738 ton, tahun 2020 sebanyak 668.402 ton, tahun 2021 sebanyak 693.116 ton, tahun 2022 mencapai 707.225 ton, tahun 2023 sebanyak 718.909 ton, dan tahun 2024 sekitar 732.480 ton. Adapun komoditas unggulannya, antara lain nila, lele, bandeng, udang vaname, dan gurame.

Tak hanya produksi, ekspor Jateng pada sektor perikanan dan kelautan juga cukup tinggi selama lima tahun terakhir. Negara tujuan utama ekspor, di antaranya Cina, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, dan Malaysia. Sedangkan komoditas utama ekspornya adalah cumi-cumi, rajungan, udang, dan ikan ayam-ayam. Selain itu, ada produksi garam yang sangat potensial di Jateng.

Sementara itu, ekspor perikanan dari Jateng ke Cina pada tahun 2024 mencapai 63.196,11 ton. Komoditas yang diekspor, antara lain ikan kaca piring, ikan kurisi, cumi-cumi, sotong, ikan tengiri, ikan kakap, tiram, udang, ikan makarel, dan gurita. Bahkan, permintaan ekspor cumi sirip panjang (Loligo pealei) dari Jateng ke Cina kurang lebih mencapai 95 ton dengan nilai Rp18 Miliar.

"Jadi, selama ini Cina merupakan tujuan ekspor terbesar di Indonesia untuk olahan ikan, termasuk ikan segar," ucap Ka DKP Jateng.

Wakil Gubernur Fujian, Lin Ruiliang, mengatakan, Fujian memiliki wilayah maritim yang lebih luas dibandingkan daratannya, sehingga daerahnya sangat kaya akan hasil produksi maritim. Sektor kelautan di sana juga memproduksi hasil dengan skala besar untuk kebutuhan pangan Cina. Sama halnya dengan Jateng yang menjadi sister province dari Fujian selama 23 tahun terakhir.

"Fujian dan Jateng merupakan provinsi yang memiliki hasil kelautan yang sangat kaya. Oleh karena itu, saya ingin mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Saya berharap, kedua provinsi dapat mengembangkan kerja sama di berbagai aspek, khususnya bidang kelautan dan perikanan," katanya.

Selain itu, Fujian juga memiliki industri manufaktur sektor kelautan dan perikanan, di antaranya industri kapal perikanan, termasuk kapal listrik penangkap ikan yang sudah dijual di Indonesia.

"Kami sangat berharap perjanjian yang ditandatangani hari ini segera terealisasi," jelasnya.


Bagikan :

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Fujian, Cina terus menjalin kerja sama di berbagai sektor. 

Hal itu ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., dan Wakil Gubernur Fujian, Cina, Lin Ruiliang, pada Selasa, 24 Juni 2025.

Beberapa hal yang difokuskan dalam kerja sama ini, antara lain penguatan sektor kelautan dan perikanan, serta mitigasi bencana kemaritiman. Sebab, Provinsi Jateng dan Fujian sama-sama memiliki potensi besar di sektor tersebut. 

Perjanjian kerja sama di sektor kelautan dan perikanan ini ditandatangani oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Fujian, Yan Zhihuang. 

"Hari ini kami kedatangan Wakil Gubernur Fujian dengan Wakil Wali Kota Zhangzhou, untuk meneruskan (kerja sama) sister province dengan Fujian yang sudah dilaksanakan sejak 2003,” ucap Gubernur Jateng di kantornya usai acara penandatanganan kerja sama.

Gubernur menyampaikan, kerja sama sister province yang telah terjalin ini terus ditingkatkan dengan berbagai program di sektor ekonomi, kelautan, dan pariwisata.  

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, Endi Faiz Effendi, menambahkan, kerja sama dengan Fujian ini terkait dengan teknologi budi daya dan pengolahan produksi laut, pengembangan sumber daya manusia di bidang perikanan, serta mitigasi bencana bidang maritim.

"Ada juga kegiatan yang sifatnya untuk mengundang investasi di Jawa Tengah, terkait dengan industri kelautan dan perikanan," jelasnya.

Ka DKP Jateng menyampaikan, pertumbuhan produksi hasil kelautan dan perikanan di Jateng menunjukkan tren yang prositif dari tahun ke tahun, terutama dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.

Tercatat produksi perikanan tangkap di Jateng terus mengalami peningkatan, yakni tahun 2018 sebanyak 309.759 ton, tahun 2019 sebanyak 331.493 ton, tahun 2020 sebanyak 343.587 ton, tahun 2021 sebanyak 351.238 ton, tahun 2022 sebanyak 366.912 ton, tahun 2023 sebanyak 372.517 ton, dan tahun 2024 mencapai sekitar 379.124 ton. 

Sementara produksi perikanan budi daya juga terus berkembang. Rinciannya, tahun 2018 mencapai 623.945 ton, tahun 2019 sekitar 656.738 ton, tahun 2020 sebanyak 668.402 ton, tahun 2021 sebanyak 693.116 ton, tahun 2022 mencapai 707.225 ton, tahun 2023 sebanyak 718.909 ton, dan tahun 2024 sekitar 732.480 ton. Adapun komoditas unggulannya, antara lain nila, lele, bandeng, udang vaname, dan gurame.

Tak hanya produksi, ekspor Jateng pada sektor perikanan dan kelautan juga cukup tinggi selama lima tahun terakhir. Negara tujuan utama ekspor, di antaranya Cina, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, dan Malaysia. Sedangkan komoditas utama ekspornya adalah cumi-cumi, rajungan, udang, dan ikan ayam-ayam. Selain itu, ada produksi garam yang sangat potensial di Jateng.

Sementara itu, ekspor perikanan dari Jateng ke Cina pada tahun 2024 mencapai 63.196,11 ton. Komoditas yang diekspor, antara lain ikan kaca piring, ikan kurisi, cumi-cumi, sotong, ikan tengiri, ikan kakap, tiram, udang, ikan makarel, dan gurita. Bahkan, permintaan ekspor cumi sirip panjang (Loligo pealei) dari Jateng ke Cina kurang lebih mencapai 95 ton dengan nilai Rp18 Miliar.

"Jadi, selama ini Cina merupakan tujuan ekspor terbesar di Indonesia untuk olahan ikan, termasuk ikan segar," ucap Ka DKP Jateng.

Wakil Gubernur Fujian, Lin Ruiliang, mengatakan, Fujian memiliki wilayah maritim yang lebih luas dibandingkan daratannya, sehingga daerahnya sangat kaya akan hasil produksi maritim. Sektor kelautan di sana juga memproduksi hasil dengan skala besar untuk kebutuhan pangan Cina. Sama halnya dengan Jateng yang menjadi sister province dari Fujian selama 23 tahun terakhir.

"Fujian dan Jateng merupakan provinsi yang memiliki hasil kelautan yang sangat kaya. Oleh karena itu, saya ingin mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan. Saya berharap, kedua provinsi dapat mengembangkan kerja sama di berbagai aspek, khususnya bidang kelautan dan perikanan," katanya.

Selain itu, Fujian juga memiliki industri manufaktur sektor kelautan dan perikanan, di antaranya industri kapal perikanan, termasuk kapal listrik penangkap ikan yang sudah dijual di Indonesia.

"Kami sangat berharap perjanjian yang ditandatangani hari ini segera terealisasi," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu