Follow Us :              

Dukung investasi peternakan sapi untuk kurangi impor daging

  04 June 2018  |   16:00:00  |   dibaca : 3168 
Kategori :
Bagikan :


Dukung investasi peternakan sapi untuk kurangi impor daging

04 June 2018 | 16:00:00 | dibaca : 3168
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

BATANG – Disela tinjauannya mengecek kelayakan Jalan Tol Batang-Semarang yang akan difungsionalkan untuk arus mudik Lebaran 2018, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko Msi didampingi Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi menyempatkan diri mengunjungi peternakan sapi yang dikelola oleh PT Kejora Jaya Raya (KJR) di Desa Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang.

Peternakan dengan jumlah populasi mencapai sekitar 800 ekor sapi ini mengalami permasalahan penolakan warga sekitar terkait keberadaan kandang sapi. Warga menolak adanya peternakan karena menyebabkan polusi bau tidak sedap dan diduga mencemari sumur warga.

Selain itu, lokasi peternakan juga tidak sesuai dengan Perda RTRW Kabupaten Batang. Sehingga Pemkab setempat meminta pengelola untuk memindah peternakan ke tempat yang sesuai dengan Perda RTRW.

Sekda Kabupaten Batang Nashikin mengatakan sebelumnya PT KJR sudah memiliki lahan untuk peternakan sapi di Desa Sidayu, Kecamatan Bandar dan telah menempatkan sapi-sapinya ke tempat tersebut. Namun di tengah pengurusan perizinan muncul penolakan warga yang masif, sehingga pihak PT KJR memindahkan sementara sapi-sapinya ke Kandeman.

Seiring berjalannya waktu, hampir satu tahun menempati lahan tersebut warga kembali mengajukan protes dan penolakan kepada Pemkab. Sehingga pihaknya melakukan ultimatum kepada pihak PT PJR untuk mencari lokasi baru yang sesuai dengan Perda RTRW maksimal 2x24 jam. Hal ini dimaksud agar nantinya setelah mendapat tempat baru, pihak pemkab bisa segera memfasilitasi perizinan supaya bisa cepat selesai.

“Ultimatum ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi kalau Pak Sihombing (pemilik PT KJR) sudah menemukan lokasi baru nanti kita akan fasilitasi terkait dengan perizinannya supaya bisa cepat selesai. Kemudian dalam jangka waktu 2-3 bulan sapi-sapi itu bisa dipindahkan dari lokasi sini ke tempat yang baru,” katanya.

Kini, PT KJR sudah memiliki tempat baru untuk menempatkan peternakan sapinya di lahan milik Pemprov Jawa Tengah yang dikelola Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah di Desa Wonorojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang. Mereka meminta agar pihak Pemkab memberikan fasilitasi kemudahan perizinan dan bantuan untuk memberikan sosialisasi kepada warga sekitar.

“Kami janjikan dalam minggu-minggu ini kami akan mengundang kepala desa, kemudian tokoh masyarakat, Muspika Kecamatan Tulis dan beberapa OPD pemkab batang untuk rembugan strategi sosialisasi supaya semuanya bisa lancar,” ujarnya.

Plt Gubernur Jawa tengah Drs H Heru Sudjatmoko menyarankan agar peternakan tersebut mengikutsertakan warga setempat yang kebanyakan berprofesi sebagai peternak tradisional, sehingga mereka juga bisa belajar beternak dengan menggunakan teknologi yang lebih baik. Dengan begitu, adanya peternakan juga bisa menguntungkan warga sekitar karena mereka bisa mendapat transfer teknologi dan pengetahuan.

“Saya menganjurkan supaya nanti kan banyak peternak tradisional nanti bisa ikut melihat-lihat di situ, belajar langsung bagaimana memelihara sapi yang baik. Kemudian suatu saat mungkin mereka bisa beli bibitnya, sehingga nanti perusahaan peternakan ini bisa menjadi semacam inti plasma, dan masyarakat sekitar bisa menjadi plasmanya,” katanya.

Heru mengatakan peternakan sapi ini merupakan tantangan dan peluang yang cukup besar, mengingat Indonesia saat ini masih diributkan dengan impor daging sapi. Adanya peternakan yang fokus terhadap pembibitan sapi ini nanti akan berkontribusi untuk ikut serta mencukupi kebutuhan daging sapi yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga bisa mengurangi impor dan menghemat devisa.

“Kita dukung ini, investor lokal yang berinvestasi di sektor pembibitan sapi ini nanti akan berkontribusi untuk mencukupi kebutuhan daging sapi yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sehingga impor daging kita bisa dikurangi dan menghemat devisa,” ujarnya.

Mantan Bupati Purbalingga ini juga berharap agar seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah bisa terus mendukung investasi yang masuk baik itu investor lokal maupun investor asing. Agar nantinya permbangunan di daerahnya bisa mengalami kemajuan yang cukup pesat demi kesejahteraan masyarakat.

(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Bisnis Sapi, Pertarungan Dagang Dunia


Bagikan :

BATANG – Disela tinjauannya mengecek kelayakan Jalan Tol Batang-Semarang yang akan difungsionalkan untuk arus mudik Lebaran 2018, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko Msi didampingi Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi menyempatkan diri mengunjungi peternakan sapi yang dikelola oleh PT Kejora Jaya Raya (KJR) di Desa Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang.

Peternakan dengan jumlah populasi mencapai sekitar 800 ekor sapi ini mengalami permasalahan penolakan warga sekitar terkait keberadaan kandang sapi. Warga menolak adanya peternakan karena menyebabkan polusi bau tidak sedap dan diduga mencemari sumur warga.

Selain itu, lokasi peternakan juga tidak sesuai dengan Perda RTRW Kabupaten Batang. Sehingga Pemkab setempat meminta pengelola untuk memindah peternakan ke tempat yang sesuai dengan Perda RTRW.

Sekda Kabupaten Batang Nashikin mengatakan sebelumnya PT KJR sudah memiliki lahan untuk peternakan sapi di Desa Sidayu, Kecamatan Bandar dan telah menempatkan sapi-sapinya ke tempat tersebut. Namun di tengah pengurusan perizinan muncul penolakan warga yang masif, sehingga pihak PT KJR memindahkan sementara sapi-sapinya ke Kandeman.

Seiring berjalannya waktu, hampir satu tahun menempati lahan tersebut warga kembali mengajukan protes dan penolakan kepada Pemkab. Sehingga pihaknya melakukan ultimatum kepada pihak PT PJR untuk mencari lokasi baru yang sesuai dengan Perda RTRW maksimal 2x24 jam. Hal ini dimaksud agar nantinya setelah mendapat tempat baru, pihak pemkab bisa segera memfasilitasi perizinan supaya bisa cepat selesai.

“Ultimatum ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi kalau Pak Sihombing (pemilik PT KJR) sudah menemukan lokasi baru nanti kita akan fasilitasi terkait dengan perizinannya supaya bisa cepat selesai. Kemudian dalam jangka waktu 2-3 bulan sapi-sapi itu bisa dipindahkan dari lokasi sini ke tempat yang baru,” katanya.

Kini, PT KJR sudah memiliki tempat baru untuk menempatkan peternakan sapinya di lahan milik Pemprov Jawa Tengah yang dikelola Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah di Desa Wonorojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang. Mereka meminta agar pihak Pemkab memberikan fasilitasi kemudahan perizinan dan bantuan untuk memberikan sosialisasi kepada warga sekitar.

“Kami janjikan dalam minggu-minggu ini kami akan mengundang kepala desa, kemudian tokoh masyarakat, Muspika Kecamatan Tulis dan beberapa OPD pemkab batang untuk rembugan strategi sosialisasi supaya semuanya bisa lancar,” ujarnya.

Plt Gubernur Jawa tengah Drs H Heru Sudjatmoko menyarankan agar peternakan tersebut mengikutsertakan warga setempat yang kebanyakan berprofesi sebagai peternak tradisional, sehingga mereka juga bisa belajar beternak dengan menggunakan teknologi yang lebih baik. Dengan begitu, adanya peternakan juga bisa menguntungkan warga sekitar karena mereka bisa mendapat transfer teknologi dan pengetahuan.

“Saya menganjurkan supaya nanti kan banyak peternak tradisional nanti bisa ikut melihat-lihat di situ, belajar langsung bagaimana memelihara sapi yang baik. Kemudian suatu saat mungkin mereka bisa beli bibitnya, sehingga nanti perusahaan peternakan ini bisa menjadi semacam inti plasma, dan masyarakat sekitar bisa menjadi plasmanya,” katanya.

Heru mengatakan peternakan sapi ini merupakan tantangan dan peluang yang cukup besar, mengingat Indonesia saat ini masih diributkan dengan impor daging sapi. Adanya peternakan yang fokus terhadap pembibitan sapi ini nanti akan berkontribusi untuk ikut serta mencukupi kebutuhan daging sapi yang dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga bisa mengurangi impor dan menghemat devisa.

“Kita dukung ini, investor lokal yang berinvestasi di sektor pembibitan sapi ini nanti akan berkontribusi untuk mencukupi kebutuhan daging sapi yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sehingga impor daging kita bisa dikurangi dan menghemat devisa,” ujarnya.

Mantan Bupati Purbalingga ini juga berharap agar seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah bisa terus mendukung investasi yang masuk baik itu investor lokal maupun investor asing. Agar nantinya permbangunan di daerahnya bisa mengalami kemajuan yang cukup pesat demi kesejahteraan masyarakat.

(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Bisnis Sapi, Pertarungan Dagang Dunia


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu