Follow Us :              

Budi Pekerti Lebih Mahal Dibanding Nilai Matematika

  25 July 2018  |   14:00:00  |   dibaca : 942 
Kategori :
Bagikan :


Budi Pekerti Lebih Mahal Dibanding Nilai Matematika

25 July 2018 | 14:00:00 | dibaca : 942
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

PURWOREJO - "Terima kasih untuk cinta ..
Terima kasih untuk keluarga yang indah ..
Kutemukan kasih Tuhan dalam Papa-Mama ..
Setiap hari ku bersyukur pada Tuhan untuk keluarga yang indah ..
Papa Mama, engkau yang terbaik .."

Lagu berjudul "Terima Kasih untuk Cinta" mengalun merdu dari Aneta, siswi SD Maria. Suara lembut gadis cilik berambut ikal itu sukses membuat Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo SH MIP dan istri Hj. Siti Atikoh Ganjar Pranowo serta masyarakat yang menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV dan Hari Anak Nasional (HAN) 2018 Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kabupaten Purworejo, Rabu (25/7/2018) terpukau dan penuh haru. Bagi Aneta, lagu tersebut merupakan hadiah istimewa yang ia berikan untuk kedua orang tuanya sebagai wujud syukur karena mereka telah mendidik dan merawatnya dengan penuh kasih.

Gubernur Ganjar Pranowo memuji penampilan Aneta yang dengan penuh penghayatan menyanyikan lagu itu. Melalui lagu "Terima Kasih untuk Cinta", Aneta menunjukkan betapa berartinya keluarga bagi hidupnya. Keluarga memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan untuk anak.

"Bapak/Ibu terbayangkan nggak anak kita mencintai keluarganya dengan menyanyi Papa Mama yang terbaik? Dia tampil dengan sangat berani. Sebenarnya ini pertunjukan kecil, tapi kita bisa merasakan getaran dan apa mau mereka (anak). Mereka butuh kita untuk kita lindungi dan keluarga menjadi tempat pertama untuk memfilter semua tekanan yang ada," ujar gubernur.

Selain Aneta, Amelia siswi SMAN 1 Sragen menyuarakan opininya tentang orang tua idaman secara blak-blakan ketika berdialog dengan gubernur. Remaja putri yang aktif di Forum GenRe itu mengatakan, orang tua idaman adalah orang tua yang mendidik dan merawat anaknya tanpa ada tuntutan. Mereka memberikan keleluasan anak untuk berkembang sebagai kapasitas dan minatnya.

"Orang tua idealnya mendidik anak sesuai kapasitas anak. Jangan terlalu ditekan atau dituntut. Biarkan mereka berkembang. Tidak semua pintar matematika, fisika atau kimia. Ada anak yang pintar olahraga atau seni. Kenapa harus dituntut untuk bisa matematika, fisika atau kimia padahal mereka bisa berkembang sesuai minatnya sendiri," tegasnya.

Amelia mencontohkan, saat ini dirinya bersiap untuk kuliah di prodi demografi dan kependudukan karena prodi itulah yang sesuai dengan minatnya. Sembari ia belajar berwirausaha di bidang desain grafis. Amelia senang karena selama ini kedua orang tuanya mendukungnya.

Tak hanya berinteraksi dengan anak dan remaja, Ganjar juga berdialog dengan Silvi, kader bina keluarga berencana (BKB) dan Posyandu. Perempuan berhijab yang memiliki dua anak itu juga mengabdi sebagai guru PAUD.

"Kalau di PAUD pembelajaran apa yang paling penting diberikan kepada anak?," tanya Ganjar.

Silvi pun menjawab, pembelajaran utama yang selalu dia berikan kepada siswa PAUDnya adalah sopan santun dan tata krama. Karena dengan sopan santun dan tata krama, anak akan jujur dan selalu menghormati orang-orang di sekelilingnya.

Ganjar sependapat dengan Silvi. Baginya, sopan santun dan tata krama adalah nilai kehidupan yang sangat berharga untuk ditanamkan kepada anak.

"Saya ingin Bapak Ibu menjadi orang tua yang baik. Sopan santun, tata krama, budi pekerti lebih mahal dibanding nilai matematika dan saya mempercayai itu. Sehingga tidak ada lagi orang tua yang kebingungan mencarikan sekolah anaknya, kemudian mencari SKTM karena mereka punya tata krama, sopan santun, dan tidak pernah mengbohongi anaknya. Sekolah ada banyak. Saya sedih ketika kita menyusun kualitas pendidikan yang lebih baik kenapa justru SKTM yang dicari. Padahal bersaing itu yang lebih oke," bebernya.

Dengan pengabdian yang diberikan Silvi, Ganjar memberikan hadiah berupa satu unit sepeda motor. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berharap, hadiah tersebut dapat mendukung aktivitas Silvi sebagai kader BKB dan Posyandu serta guru PAUD.

Ganjar yang didapuk sebagai ayah GenRe juga berpesan, segenap elemen masyarakat dapat mendukung implementasi kabupaten/kota layak anak di Jawa Tengah dengan turut melindungi dan memenuhi hak anak.

"Kemarin malam saya ke Surabaya dan 28 kabupaten/kota dinyatakan layak anak. Yang penting adalah bagaimana kita konsisten membawa indikator dan nilai-nilai layak anak. Kita harus punya effort lebih tinggi agar status layak anak itu diterjemahkan dalam bentuk banyak hal, baik itu fasilitas, aksesibilitas, pengembangan dan perlindungan anak," pesannya.

Peringatan Harganas dan HAN tahun ini dimeriahkan grebek  pasar dan pelayan KB, pencanangan Kampung KB, Pelayanan KB dan IVA tes, pelayanan Adminduk, deklarasi anak, deklarasi gerakan menjadi orangtua hebat, pengukuhan pengurus Forum GenRe Jawa Tengah oleh Gubernur Jateng, pameran gelar dagang UPPKS yang diikuti dari 35 Kab/Kota di Jawa Tengah memamerkan produk unggulan khas daerah, dan acara menarik lainnya.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo menambahkan, salah satu agenda yang diselenggarakan pada rangkaian peringatan Harganas dan HAN yakni mengunjungi lapas anak bersama dengan Forum GenRe. Di sana, dirinya memotivasi anak-anak binaan untuk tetap optimis merencanakan hidupnya kelak ketika mereka kembali ke masyarakat. "Ini PR kita bersama," jelas bunda genre itu.

Pada acara tersebut, diberikan hadiah berbagai lomba peringatan Harganas dan HAN Provinsi Jawa Tengah. Di antaranya, Kampung KB "Duta Makmur" Dukuh Kedung Batang, Desa Ngasinan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo meraih juara Terbaik I Lomba Hasil Evaluasi dan Penilaian Kampung KB, Ketua TP PKK Kabupaten Wonogiri meraih juara Terbaik I Pemilihan Pengelola Kelompok BKB Holistik Integratif, dan Nur Rochim dan Situ Mangunah meraih juara Terbaik I Pemilihan Duta Orang Tua Hebat.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan 205 unit pemasangan sambungan listrik murah di 11 kecamatan senilai Rp 410 juta, satu paket sumur bor dan tower air senilai Rp 324,6 juta kepada Desa Nglaris, satu unit alat penghancur batu senilai Rp 183,750 juta kepada Desa Mlaran, Rp 100 juta untuk seratus anak di empat lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) di Kabupaten Purworejo, 768 ribu benih ikan, dan sejumlah bantuan lainnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

Baca juga : Ganjar Ajak Masyarakat Ikuti Program Kirim Buku Gratis


Bagikan :

PURWOREJO - "Terima kasih untuk cinta ..
Terima kasih untuk keluarga yang indah ..
Kutemukan kasih Tuhan dalam Papa-Mama ..
Setiap hari ku bersyukur pada Tuhan untuk keluarga yang indah ..
Papa Mama, engkau yang terbaik .."

Lagu berjudul "Terima Kasih untuk Cinta" mengalun merdu dari Aneta, siswi SD Maria. Suara lembut gadis cilik berambut ikal itu sukses membuat Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo SH MIP dan istri Hj. Siti Atikoh Ganjar Pranowo serta masyarakat yang menghadiri Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV dan Hari Anak Nasional (HAN) 2018 Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Alun-alun Kabupaten Purworejo, Rabu (25/7/2018) terpukau dan penuh haru. Bagi Aneta, lagu tersebut merupakan hadiah istimewa yang ia berikan untuk kedua orang tuanya sebagai wujud syukur karena mereka telah mendidik dan merawatnya dengan penuh kasih.

Gubernur Ganjar Pranowo memuji penampilan Aneta yang dengan penuh penghayatan menyanyikan lagu itu. Melalui lagu "Terima Kasih untuk Cinta", Aneta menunjukkan betapa berartinya keluarga bagi hidupnya. Keluarga memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan untuk anak.

"Bapak/Ibu terbayangkan nggak anak kita mencintai keluarganya dengan menyanyi Papa Mama yang terbaik? Dia tampil dengan sangat berani. Sebenarnya ini pertunjukan kecil, tapi kita bisa merasakan getaran dan apa mau mereka (anak). Mereka butuh kita untuk kita lindungi dan keluarga menjadi tempat pertama untuk memfilter semua tekanan yang ada," ujar gubernur.

Selain Aneta, Amelia siswi SMAN 1 Sragen menyuarakan opininya tentang orang tua idaman secara blak-blakan ketika berdialog dengan gubernur. Remaja putri yang aktif di Forum GenRe itu mengatakan, orang tua idaman adalah orang tua yang mendidik dan merawat anaknya tanpa ada tuntutan. Mereka memberikan keleluasan anak untuk berkembang sebagai kapasitas dan minatnya.

"Orang tua idealnya mendidik anak sesuai kapasitas anak. Jangan terlalu ditekan atau dituntut. Biarkan mereka berkembang. Tidak semua pintar matematika, fisika atau kimia. Ada anak yang pintar olahraga atau seni. Kenapa harus dituntut untuk bisa matematika, fisika atau kimia padahal mereka bisa berkembang sesuai minatnya sendiri," tegasnya.

Amelia mencontohkan, saat ini dirinya bersiap untuk kuliah di prodi demografi dan kependudukan karena prodi itulah yang sesuai dengan minatnya. Sembari ia belajar berwirausaha di bidang desain grafis. Amelia senang karena selama ini kedua orang tuanya mendukungnya.

Tak hanya berinteraksi dengan anak dan remaja, Ganjar juga berdialog dengan Silvi, kader bina keluarga berencana (BKB) dan Posyandu. Perempuan berhijab yang memiliki dua anak itu juga mengabdi sebagai guru PAUD.

"Kalau di PAUD pembelajaran apa yang paling penting diberikan kepada anak?," tanya Ganjar.

Silvi pun menjawab, pembelajaran utama yang selalu dia berikan kepada siswa PAUDnya adalah sopan santun dan tata krama. Karena dengan sopan santun dan tata krama, anak akan jujur dan selalu menghormati orang-orang di sekelilingnya.

Ganjar sependapat dengan Silvi. Baginya, sopan santun dan tata krama adalah nilai kehidupan yang sangat berharga untuk ditanamkan kepada anak.

"Saya ingin Bapak Ibu menjadi orang tua yang baik. Sopan santun, tata krama, budi pekerti lebih mahal dibanding nilai matematika dan saya mempercayai itu. Sehingga tidak ada lagi orang tua yang kebingungan mencarikan sekolah anaknya, kemudian mencari SKTM karena mereka punya tata krama, sopan santun, dan tidak pernah mengbohongi anaknya. Sekolah ada banyak. Saya sedih ketika kita menyusun kualitas pendidikan yang lebih baik kenapa justru SKTM yang dicari. Padahal bersaing itu yang lebih oke," bebernya.

Dengan pengabdian yang diberikan Silvi, Ganjar memberikan hadiah berupa satu unit sepeda motor. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berharap, hadiah tersebut dapat mendukung aktivitas Silvi sebagai kader BKB dan Posyandu serta guru PAUD.

Ganjar yang didapuk sebagai ayah GenRe juga berpesan, segenap elemen masyarakat dapat mendukung implementasi kabupaten/kota layak anak di Jawa Tengah dengan turut melindungi dan memenuhi hak anak.

"Kemarin malam saya ke Surabaya dan 28 kabupaten/kota dinyatakan layak anak. Yang penting adalah bagaimana kita konsisten membawa indikator dan nilai-nilai layak anak. Kita harus punya effort lebih tinggi agar status layak anak itu diterjemahkan dalam bentuk banyak hal, baik itu fasilitas, aksesibilitas, pengembangan dan perlindungan anak," pesannya.

Peringatan Harganas dan HAN tahun ini dimeriahkan grebek  pasar dan pelayan KB, pencanangan Kampung KB, Pelayanan KB dan IVA tes, pelayanan Adminduk, deklarasi anak, deklarasi gerakan menjadi orangtua hebat, pengukuhan pengurus Forum GenRe Jawa Tengah oleh Gubernur Jateng, pameran gelar dagang UPPKS yang diikuti dari 35 Kab/Kota di Jawa Tengah memamerkan produk unggulan khas daerah, dan acara menarik lainnya.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo menambahkan, salah satu agenda yang diselenggarakan pada rangkaian peringatan Harganas dan HAN yakni mengunjungi lapas anak bersama dengan Forum GenRe. Di sana, dirinya memotivasi anak-anak binaan untuk tetap optimis merencanakan hidupnya kelak ketika mereka kembali ke masyarakat. "Ini PR kita bersama," jelas bunda genre itu.

Pada acara tersebut, diberikan hadiah berbagai lomba peringatan Harganas dan HAN Provinsi Jawa Tengah. Di antaranya, Kampung KB "Duta Makmur" Dukuh Kedung Batang, Desa Ngasinan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo meraih juara Terbaik I Lomba Hasil Evaluasi dan Penilaian Kampung KB, Ketua TP PKK Kabupaten Wonogiri meraih juara Terbaik I Pemilihan Pengelola Kelompok BKB Holistik Integratif, dan Nur Rochim dan Situ Mangunah meraih juara Terbaik I Pemilihan Duta Orang Tua Hebat.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan 205 unit pemasangan sambungan listrik murah di 11 kecamatan senilai Rp 410 juta, satu paket sumur bor dan tower air senilai Rp 324,6 juta kepada Desa Nglaris, satu unit alat penghancur batu senilai Rp 183,750 juta kepada Desa Mlaran, Rp 100 juta untuk seratus anak di empat lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) di Kabupaten Purworejo, 768 ribu benih ikan, dan sejumlah bantuan lainnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

Baca juga : Ganjar Ajak Masyarakat Ikuti Program Kirim Buku Gratis


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu