Follow Us :              

Tiga Kali, Jateng Raih TPID Terbaik

  26 July 2018  |   11:00:00  |   dibaca : 1446 
Kategori :
Bagikan :


Tiga Kali, Jateng Raih TPID Terbaik

26 July 2018 | 11:00:00 | dibaca : 1446
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG -  Ketiga kalinya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meraih penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik nasional. Penghargaan TPID terbaik 2017 diterima Gubernur Ganjar dari Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Kamis (26/7/2018).

Penghargaan diberikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IX Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2018 yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI). Jawa Tengah meraih penghargaan sebagai TPID terbaik kawasan Jawa-Bali.

Provinsi lain yang mendapat penghargaan yakni Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Pada kategori kota, terdapat lima daerah yang meraih penghargaan yakni Padang, Kediri, Samarinda, Makassar, dan Ternate. Begitu juga untuk tingkat kabupaten ada lima yakni Kabupaten Deli Serdang, Bangli, Banjar, Bitung, dan Manggarai Timur.

Penghargaan ini sendiri merupakan yang ketiga diraih Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya Jateng raih penghargaan TPID terbaik 2015 dan TPID inovatif 2016.

Gubernur Ganjar mengatakan penghargaan ini diraih tidak lepas dari adanya aplikasi sistem SiHaTi (Sistem Informasi Harga Produksi Komoditi).

Sistem yang dibangun sejak awal Ganjar menjabat ini berguna untuk memantau harga dan produksi komoditas. Sihati membuat pergerakan harga komoditas maupun produksi komoditas dapat diketahui lebih cepat sehingga jika ada tren kenaikan bisa dilakukan penanganan secara cepat.

“Kita bisa lihat misalnya cabe merah naik, beras naik, maka kita lakukan operasi pasar untuk menekan,” katanya, usai menerima penghargaan.
 
Meski demikian, menurut Ganjar, secara Nasional sistem pengendalian inflasi harus dilakukan pada tiga layer pemerintahan. “Pusat, provinsi dan kabupaten kota harus pada satu sistem yang terkoordinasi. Kalau kita membuat sistem bersama, selesai soal itu,” katanya.

Jateng saat ini juga sudah menyiapkan aplikasi penjualan barang komoditas dari petani melalui regopantes.com. Dengan aplikasi ini petani dapat menjual hasil panen langsung ke konsumen dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya.

“Selama ini hasil panen sampai ke konsumen itu melewati sembilan pihak, terlalu panjang. Kalau petani bisa langsung ke konsumen maka kita bisa potong distribusi, maka petani dapat harga lebih baik, konsumen dapat harga lebih murah,” jelasnya.
(Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : SiHaTi Akan Menasional I Dorong Etika Dagang Melalui “Regopantes.com”


Bagikan :

SEMARANG -  Ketiga kalinya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meraih penghargaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik nasional. Penghargaan TPID terbaik 2017 diterima Gubernur Ganjar dari Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2018 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Kamis (26/7/2018).

Penghargaan diberikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IX Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2018 yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI). Jawa Tengah meraih penghargaan sebagai TPID terbaik kawasan Jawa-Bali.

Provinsi lain yang mendapat penghargaan yakni Provinsi Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Pada kategori kota, terdapat lima daerah yang meraih penghargaan yakni Padang, Kediri, Samarinda, Makassar, dan Ternate. Begitu juga untuk tingkat kabupaten ada lima yakni Kabupaten Deli Serdang, Bangli, Banjar, Bitung, dan Manggarai Timur.

Penghargaan ini sendiri merupakan yang ketiga diraih Provinsi Jawa Tengah. Sebelumnya Jateng raih penghargaan TPID terbaik 2015 dan TPID inovatif 2016.

Gubernur Ganjar mengatakan penghargaan ini diraih tidak lepas dari adanya aplikasi sistem SiHaTi (Sistem Informasi Harga Produksi Komoditi).

Sistem yang dibangun sejak awal Ganjar menjabat ini berguna untuk memantau harga dan produksi komoditas. Sihati membuat pergerakan harga komoditas maupun produksi komoditas dapat diketahui lebih cepat sehingga jika ada tren kenaikan bisa dilakukan penanganan secara cepat.

“Kita bisa lihat misalnya cabe merah naik, beras naik, maka kita lakukan operasi pasar untuk menekan,” katanya, usai menerima penghargaan.
 
Meski demikian, menurut Ganjar, secara Nasional sistem pengendalian inflasi harus dilakukan pada tiga layer pemerintahan. “Pusat, provinsi dan kabupaten kota harus pada satu sistem yang terkoordinasi. Kalau kita membuat sistem bersama, selesai soal itu,” katanya.

Jateng saat ini juga sudah menyiapkan aplikasi penjualan barang komoditas dari petani melalui regopantes.com. Dengan aplikasi ini petani dapat menjual hasil panen langsung ke konsumen dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya.

“Selama ini hasil panen sampai ke konsumen itu melewati sembilan pihak, terlalu panjang. Kalau petani bisa langsung ke konsumen maka kita bisa potong distribusi, maka petani dapat harga lebih baik, konsumen dapat harga lebih murah,” jelasnya.
(Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : SiHaTi Akan Menasional I Dorong Etika Dagang Melalui “Regopantes.com”


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu