Follow Us :              

Makan Bersama, Tunjukkan Gotong Royong Sepenanggungan

  05 October 2018  |   19:30:00  |   dibaca : 1044 
Kategori :
Bagikan :


Makan Bersama, Tunjukkan Gotong Royong Sepenanggungan

05 October 2018 | 19:30:00 | dibaca : 1044
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Habib Luthfi bin Yahya makan kembulan bersama ribuan masyarakat Jawa Tengah dalam tasyakuran HUT TNI ke-73, Jumat (5/10/2018) malam di Lanumad Ahmad Yani Semarang. 

Ganjar Pranowo mengungkapkan makan kembulannya petinggi TNI-Polri dan pemuka agama dengan masyarakat menjadi simbol eratnya kaitan semua elemen bangsa. 

"Makannya bareng dengan rakyat kembulan untuk menunjukkan gotong royong bareng-bareng sepenanggungan dan kerasa betul jarak TNI dengan rakyat pendek, nyaris bersatu," kata Ganjar. 

Dia juga mengungkapkan HUT TNI di Jawa Tengah yang dibarengkan dengan peringatan HUT Kodam IV/Diponegoro memang cukup istimewa. Terlebih dengan doa yang dihaturkan oleh seluruh pemuka agama. 

"Hari ini luar biasa karena HUT TNI di Jateng dihadiri Panglima, Kapolri dan datang semuanya tokoh-tokoh agama dan sangat menarik. Karena habib Luthfi ketika memimpin doa pun doanya doa bersama menurut agama keyakinan masing-masing," katanya.  

Menurut saya, kata Ganjar, betapa rasa saling harga menghargai ditunjukkan sangat baik. Dan menunjukkan HUT TNI ini betul-betul ada relasi dengan masyarakat yang sangat cair. 

Dalam acara tersebut, ribuan masyarakat memenuhi landasan pacu Lanumad Ahmad Yani. Di hadapan mereka berjejer Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. 

Hadir pula Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Wuryanto dan Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono dan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.

Salah satu inisiator acara, Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan alasan kenapa keterlibatan rakyat tidak bisa terpisahkan dari TNI-Polri pada HUT TNI ke-73 ini. Juga hadirnya pemuka seluruh agama yang duduk berjejer dengan Panglima, Kapolri dan Gubernur Jawa Tengah. Maka acara ini dilabeli Doa Bersama Persembahan Ibu Kandung (Rakyat) kepada Anak Tercinta (TNI-POLRI).

"Sejarah menunjukkan, pendiri bangsa ini tidak terlepas dari tokoh agama dan masyarakat yang melahirkan para patriot, satria, khususnya TNI-Polri yang tidak terlepas dari darah daging rakyat dan bangsa Indonesia," katanya. 

Dan regenerasi itu, kata Habib Luthfi, terus berlanjut dan cukup banyak meneteskan darahnya sampai kita meraih kehormatan dengan tegaknya kembali merah putih.

"Walaupun di bendera merah putih kita tidak tertulis satu huruf pun, tapi jika sudah ada tegak, itu menunjukkan harga diri, kehormatan kita," katanya.

(Ibra/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Habib Luthfi bin Yahya makan kembulan bersama ribuan masyarakat Jawa Tengah dalam tasyakuran HUT TNI ke-73, Jumat (5/10/2018) malam di Lanumad Ahmad Yani Semarang. 

Ganjar Pranowo mengungkapkan makan kembulannya petinggi TNI-Polri dan pemuka agama dengan masyarakat menjadi simbol eratnya kaitan semua elemen bangsa. 

"Makannya bareng dengan rakyat kembulan untuk menunjukkan gotong royong bareng-bareng sepenanggungan dan kerasa betul jarak TNI dengan rakyat pendek, nyaris bersatu," kata Ganjar. 

Dia juga mengungkapkan HUT TNI di Jawa Tengah yang dibarengkan dengan peringatan HUT Kodam IV/Diponegoro memang cukup istimewa. Terlebih dengan doa yang dihaturkan oleh seluruh pemuka agama. 

"Hari ini luar biasa karena HUT TNI di Jateng dihadiri Panglima, Kapolri dan datang semuanya tokoh-tokoh agama dan sangat menarik. Karena habib Luthfi ketika memimpin doa pun doanya doa bersama menurut agama keyakinan masing-masing," katanya.  

Menurut saya, kata Ganjar, betapa rasa saling harga menghargai ditunjukkan sangat baik. Dan menunjukkan HUT TNI ini betul-betul ada relasi dengan masyarakat yang sangat cair. 

Dalam acara tersebut, ribuan masyarakat memenuhi landasan pacu Lanumad Ahmad Yani. Di hadapan mereka berjejer Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. 

Hadir pula Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Wuryanto dan Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono dan pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.

Salah satu inisiator acara, Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan alasan kenapa keterlibatan rakyat tidak bisa terpisahkan dari TNI-Polri pada HUT TNI ke-73 ini. Juga hadirnya pemuka seluruh agama yang duduk berjejer dengan Panglima, Kapolri dan Gubernur Jawa Tengah. Maka acara ini dilabeli Doa Bersama Persembahan Ibu Kandung (Rakyat) kepada Anak Tercinta (TNI-POLRI).

"Sejarah menunjukkan, pendiri bangsa ini tidak terlepas dari tokoh agama dan masyarakat yang melahirkan para patriot, satria, khususnya TNI-Polri yang tidak terlepas dari darah daging rakyat dan bangsa Indonesia," katanya. 

Dan regenerasi itu, kata Habib Luthfi, terus berlanjut dan cukup banyak meneteskan darahnya sampai kita meraih kehormatan dengan tegaknya kembali merah putih.

"Walaupun di bendera merah putih kita tidak tertulis satu huruf pun, tapi jika sudah ada tegak, itu menunjukkan harga diri, kehormatan kita," katanya.

(Ibra/Puji/Humas Jateng)


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu