Follow Us :              

Kecanduan Mendonorkan Darah

  16 October 2018  |   15:00:00  |   dibaca : 1788 
Kategori :
Bagikan :


Kecanduan Mendonorkan Darah

16 October 2018 | 15:00:00 | dibaca : 1788
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SOLO - Meski usia sudah di atas 60 tahun, namun ratusan pendonor darah dari berbagai Kabupaten/Kota se Jateng ini tetap terlihat segar dan sehat. Mereka mengaku, resep utamanya adalah olahraga teratur dan rutin mendonorkan darahnya.

Bahkan, akibat seringnya mendonorkan darah, kakek-kakek ini mengaku sering sakit jika terlambat mendonorkan darahnya. Alhasil, donor darah bagi mereka sudah menjadi gaya hidup.

"Sudah seperti kecanduan. Kalau tidak donor darah badan justru pegal semua dan mudah sakit," kata Joko Maryono,61, salah satu pendonor asal Boyolali Jawa Tengah ditemui dalam acara Temu Donor Darah Sukarela dan Temu Sibat PMI se Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo, Selasa (16/10/2018).

Joko yang dalam kesempatan itu mendapat penghargaan sebagai donor ke 75 mengaku sudah rutin mendonorkan darahnya sejak remaja. Jika dihitung sejak awal, sudah lebih dari 100 kali dirinya mendonorkan darah.

"Namun dulu tidak pernah dicatat, baru setelah menetap di Boyolali mulai dicatat dan sekarang mendapat penghargaan donor ke 75 ini," terang kakek enam cucu ini.

Bagi Joko, dapat berdonor darah adalah sebuah kepuasan tersendiri. Apalagi, darah yang selama ini ia donorkan dapat membantu masyarakat, khususnya para korban bencana seperti yang ada di Palu.

"Senang sekali rasanya, saya sadar saya tidak punya apa-apa, mau membantu materi tidak punya, jadi hanya bisa mendonorkan darah saya ini," tambahnya.

Ia mengaku akan terus mendonorkan darahnya sampai batas akhir usianya. Selama darahnya masih bisa didonorkan, ia mengaku akan terus membantu sesama melalui jalur ini.

"Kalau bisa sampai mati," pungkasnya tertawa.

Hal senada disampaikan Martono, pendonor 75 kali dari Kabupaten Rembang. Ia juga mengaku, meski sudah berusia lanjut, namun tetap semangat berdonor darah.

"Sehat untuk saya, dapat menolong orang lain. Ini sangat membahagiakan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, ada sebanyak 1090 pendonor darah sukarela yang mendapat penghargaan, baik yang sudah mendonorkan 50 kali ataupun 75 kali. Mereka berasal dari seluruh daerah di Jawa Tengah.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sendiri yang memberikan penghargaan tersebut. Ganjar juga didampingi Ketua Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjen TNI (Purn) Sumarsono dan Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Imam Triyanto untuk menyematkan pin dan memberikan sertifikat.

"Para pendonor darah sukarela ini merupakan pahlawan kemanusiaan. Ini tindakan kemanusiaan yang sangat luar biasa," kata Ganjar.

Penghargaan yang diberikan kepada mereka itu lanjut dia tidaklah memiliki arti apa-apa dibanding keseriusan dan keikhlasan para pendonor sukarela tersebut.

"Apalagi, darah dari pendonor sukarela di seluruh Indonesia termasuk Jawa Tengah ini sudah menyelamatkan banyak nyawa, khususnya saudara-saudara yang sedang terkena bencana," tegasnya.

Untuk itu dirinya berpesan kepada ribuan pendonor darah sukarela se Jateng yang hadir dalam kesempatan tersebut agar terus ikhlas mendonorkan darahnya demi kebaikan semua.

"Saya doakan semoga semua tetap sehat dan dapat terus berdonor darah. Ini merupakan wujud dari pengamalan Pancasila, khususnya sila kemanusiaan yang adil dan beradab," tutupnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Operasi Kemanusiaan PMI Jaga NKRI


Bagikan :

SOLO - Meski usia sudah di atas 60 tahun, namun ratusan pendonor darah dari berbagai Kabupaten/Kota se Jateng ini tetap terlihat segar dan sehat. Mereka mengaku, resep utamanya adalah olahraga teratur dan rutin mendonorkan darahnya.

Bahkan, akibat seringnya mendonorkan darah, kakek-kakek ini mengaku sering sakit jika terlambat mendonorkan darahnya. Alhasil, donor darah bagi mereka sudah menjadi gaya hidup.

"Sudah seperti kecanduan. Kalau tidak donor darah badan justru pegal semua dan mudah sakit," kata Joko Maryono,61, salah satu pendonor asal Boyolali Jawa Tengah ditemui dalam acara Temu Donor Darah Sukarela dan Temu Sibat PMI se Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan Solo, Selasa (16/10/2018).

Joko yang dalam kesempatan itu mendapat penghargaan sebagai donor ke 75 mengaku sudah rutin mendonorkan darahnya sejak remaja. Jika dihitung sejak awal, sudah lebih dari 100 kali dirinya mendonorkan darah.

"Namun dulu tidak pernah dicatat, baru setelah menetap di Boyolali mulai dicatat dan sekarang mendapat penghargaan donor ke 75 ini," terang kakek enam cucu ini.

Bagi Joko, dapat berdonor darah adalah sebuah kepuasan tersendiri. Apalagi, darah yang selama ini ia donorkan dapat membantu masyarakat, khususnya para korban bencana seperti yang ada di Palu.

"Senang sekali rasanya, saya sadar saya tidak punya apa-apa, mau membantu materi tidak punya, jadi hanya bisa mendonorkan darah saya ini," tambahnya.

Ia mengaku akan terus mendonorkan darahnya sampai batas akhir usianya. Selama darahnya masih bisa didonorkan, ia mengaku akan terus membantu sesama melalui jalur ini.

"Kalau bisa sampai mati," pungkasnya tertawa.

Hal senada disampaikan Martono, pendonor 75 kali dari Kabupaten Rembang. Ia juga mengaku, meski sudah berusia lanjut, namun tetap semangat berdonor darah.

"Sehat untuk saya, dapat menolong orang lain. Ini sangat membahagiakan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, ada sebanyak 1090 pendonor darah sukarela yang mendapat penghargaan, baik yang sudah mendonorkan 50 kali ataupun 75 kali. Mereka berasal dari seluruh daerah di Jawa Tengah.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sendiri yang memberikan penghargaan tersebut. Ganjar juga didampingi Ketua Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Letjen TNI (Purn) Sumarsono dan Ketua PMI Provinsi Jawa Tengah, Imam Triyanto untuk menyematkan pin dan memberikan sertifikat.

"Para pendonor darah sukarela ini merupakan pahlawan kemanusiaan. Ini tindakan kemanusiaan yang sangat luar biasa," kata Ganjar.

Penghargaan yang diberikan kepada mereka itu lanjut dia tidaklah memiliki arti apa-apa dibanding keseriusan dan keikhlasan para pendonor sukarela tersebut.

"Apalagi, darah dari pendonor sukarela di seluruh Indonesia termasuk Jawa Tengah ini sudah menyelamatkan banyak nyawa, khususnya saudara-saudara yang sedang terkena bencana," tegasnya.

Untuk itu dirinya berpesan kepada ribuan pendonor darah sukarela se Jateng yang hadir dalam kesempatan tersebut agar terus ikhlas mendonorkan darahnya demi kebaikan semua.

"Saya doakan semoga semua tetap sehat dan dapat terus berdonor darah. Ini merupakan wujud dari pengamalan Pancasila, khususnya sila kemanusiaan yang adil dan beradab," tutupnya.
(Bowo/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Operasi Kemanusiaan PMI Jaga NKRI


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu