Follow Us :              

Sentuhan Teknologi Bikin Pementasan Ngesti Pandawa Kian Memukau

  01 December 2018  |   21:00:00  |   dibaca : 312 
Kategori :
Bagikan :


Sentuhan Teknologi Bikin Pementasan Ngesti Pandawa Kian Memukau

01 December 2018 | 21:00:00 | dibaca : 312
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Berbagai terobosan dilakukan untuk menarik masyarakat mencintai dan melestarikan kesenian wayang orang. Salah satunya melalui sentuhan teknologi pada setiap pementasan wayang orang "Ngesti Pandawa", sehingga penampilan panggung semakin memukau.

"Pertunjukan wayang orang yang akan kita saksikan ini adalah terobosan yang luar biasa dari Unika. Saya berharap kedepan perguruan tinggi lainnya juga ikut peduli dan menggairahkan Ngesti Pandawa," ujar Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryino KS MP saat memberi sambutan pada pagelaran Wayang Orang Ngesti Pandawa di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Sabtu (1/12/2018) malam.

Selain Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP beserta istri Rini Sri Puryono, turut menyaksikan pagelaran wayang orang dengan lakon "Semar Boyong" tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi, Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Prof Dr Ridwan Sanjaya serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang, bersama masyarakat.

Sekda menjelaskan, pagelaran wayang orang kali ini berbeda dengan pertunjukkan wayang orang sebelum-sebelumnya. Pagelaran wayang orang menjadi istimewa karena dikemas dengan sentuhan teknologi digital, sehingga penampilan panggung menjadi menarik dan memukau. 

Layar belakang panggung tidak lagi gambar atau lukisan monoton, melainkan layar panggung yang futuristik, menampilkan gambar gerak dan berganti-ganti menyesuaikan situasi atau tema cerita. Selain itu soundsistem, pencahayaan, serta ruangan gedung lebih sejuk sehingga penonton menjadi semakin nyaman menyaksikan pementasan wayang.

"Saya ingin Ngesti Pandawa menjadi jujugan atau wisata budaya utama yang ada di Kota Semarang," harapnya.

Berbagai terobosan tersebut merupakan upaya Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang bersama berbagai pihak, salah satunya Universitas Soegijapranoto Semarang untuk melestarikan budaya daerah. Hal ini sesuai dengan salah satu konsep Trisakti yang dikemukakan Presiden RI pertama Ir Soekarno, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dan kebudayaan.

Sekda berharap pagelaran wayang orang dengan melibatkan perguruan tinggi tidak hanya sekali ini saja. Kedepan perguruan tinggi lain khususnya yang ada di Kota Semarang, juga ikut menghidupkan dan menggairahkan budaya wayang orang.

"Misalnya hari ini penontonnya ada mahasiswa serta dosen Unika dan Unimus, minggu depan perguruan tinggi lain begitu secara bergilir. Bahkan guru besar dan dosen juga bisa ikut main ketoprak," imbuhnya. 

Rektor Unika Soegijaoranata Ridwan Sanjaya menjelaskan, pertunjukkan wayang orang yang sedang berlangsung malam ini ada sentuhan teknologi, dan ini merupakan kali pertama disuguhkan dalam pementasan Wayang Orang Ngesti Pandawa. Terobosan ini adalah hasil penelitian mahasiswa Unika Soegijapranata agar penampilan panggung wayang orang menjadi atraktif sekaligus upaya untuk melestarikan budaya bangsa.

"Di luar negeri sentuhan-sentuhan pada layar belakang panggung seperti ini sudah standar. Kini Ngesti Pandawa telah menampilkannya," katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi dalam sambutannya mengapresiasi terobosan-terobosan pada pagelaran wayang Ngesti Pandawa. Dengan adanya berbagai terobosan tersebut, masyarakat akan tertarik datang dan merasa nyaman menyaksikan wayang orang di Semarang.

Tidak hanya panggung yang futuristik, untuk mempermudah dan mempercepat pembelian tiket pementasan wayang orang, Ngesti Pandawa juga sudah menyediakan penjualan secara online. 

Selain itu juga ada website yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan atau agenda Ngesti Pandawa, termasuk juga judul pertunjukkan wayang yang akan digelar.

"Ke depan kami dari pemprov akan memberikan masukan yang kreatif fan inovatif," katanya.
(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Damarwulan Wisudha, Kisah Tentang Kejujuran yang Menang Lawan Kelicikan


Bagikan :

SEMARANG - Berbagai terobosan dilakukan untuk menarik masyarakat mencintai dan melestarikan kesenian wayang orang. Salah satunya melalui sentuhan teknologi pada setiap pementasan wayang orang "Ngesti Pandawa", sehingga penampilan panggung semakin memukau.

"Pertunjukan wayang orang yang akan kita saksikan ini adalah terobosan yang luar biasa dari Unika. Saya berharap kedepan perguruan tinggi lainnya juga ikut peduli dan menggairahkan Ngesti Pandawa," ujar Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryino KS MP saat memberi sambutan pada pagelaran Wayang Orang Ngesti Pandawa di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, Sabtu (1/12/2018) malam.

Selain Sekda Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP beserta istri Rini Sri Puryono, turut menyaksikan pagelaran wayang orang dengan lakon "Semar Boyong" tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi, Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Prof Dr Ridwan Sanjaya serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang, bersama masyarakat.

Sekda menjelaskan, pagelaran wayang orang kali ini berbeda dengan pertunjukkan wayang orang sebelum-sebelumnya. Pagelaran wayang orang menjadi istimewa karena dikemas dengan sentuhan teknologi digital, sehingga penampilan panggung menjadi menarik dan memukau. 

Layar belakang panggung tidak lagi gambar atau lukisan monoton, melainkan layar panggung yang futuristik, menampilkan gambar gerak dan berganti-ganti menyesuaikan situasi atau tema cerita. Selain itu soundsistem, pencahayaan, serta ruangan gedung lebih sejuk sehingga penonton menjadi semakin nyaman menyaksikan pementasan wayang.

"Saya ingin Ngesti Pandawa menjadi jujugan atau wisata budaya utama yang ada di Kota Semarang," harapnya.

Berbagai terobosan tersebut merupakan upaya Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang bersama berbagai pihak, salah satunya Universitas Soegijapranoto Semarang untuk melestarikan budaya daerah. Hal ini sesuai dengan salah satu konsep Trisakti yang dikemukakan Presiden RI pertama Ir Soekarno, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dan kebudayaan.

Sekda berharap pagelaran wayang orang dengan melibatkan perguruan tinggi tidak hanya sekali ini saja. Kedepan perguruan tinggi lain khususnya yang ada di Kota Semarang, juga ikut menghidupkan dan menggairahkan budaya wayang orang.

"Misalnya hari ini penontonnya ada mahasiswa serta dosen Unika dan Unimus, minggu depan perguruan tinggi lain begitu secara bergilir. Bahkan guru besar dan dosen juga bisa ikut main ketoprak," imbuhnya. 

Rektor Unika Soegijaoranata Ridwan Sanjaya menjelaskan, pertunjukkan wayang orang yang sedang berlangsung malam ini ada sentuhan teknologi, dan ini merupakan kali pertama disuguhkan dalam pementasan Wayang Orang Ngesti Pandawa. Terobosan ini adalah hasil penelitian mahasiswa Unika Soegijapranata agar penampilan panggung wayang orang menjadi atraktif sekaligus upaya untuk melestarikan budaya bangsa.

"Di luar negeri sentuhan-sentuhan pada layar belakang panggung seperti ini sudah standar. Kini Ngesti Pandawa telah menampilkannya," katanya.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihardi dalam sambutannya mengapresiasi terobosan-terobosan pada pagelaran wayang Ngesti Pandawa. Dengan adanya berbagai terobosan tersebut, masyarakat akan tertarik datang dan merasa nyaman menyaksikan wayang orang di Semarang.

Tidak hanya panggung yang futuristik, untuk mempermudah dan mempercepat pembelian tiket pementasan wayang orang, Ngesti Pandawa juga sudah menyediakan penjualan secara online. 

Selain itu juga ada website yang memberikan berbagai informasi tentang kegiatan atau agenda Ngesti Pandawa, termasuk juga judul pertunjukkan wayang yang akan digelar.

"Ke depan kami dari pemprov akan memberikan masukan yang kreatif fan inovatif," katanya.
(Marni/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Damarwulan Wisudha, Kisah Tentang Kejujuran yang Menang Lawan Kelicikan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu