Follow Us :              

Jaring Atlet Gulat Hingga Pelosok

  06 December 2018  |   13:00:00  |   dibaca : 897 
Kategori :
Bagikan :


Jaring Atlet Gulat Hingga Pelosok

06 December 2018 | 13:00:00 | dibaca : 897
Kategori :
Bagikan :

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

GROBOGAN - Tidak melulu prestasi olahraga terlahir di perkotaan yang memiliki fasilitas memadai. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan berjubel atlet dari pelosok daerah Jawa Tengah yang menorehkan prestasi bahkan di tingkat dunia. 

Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo usai membuka kejuaraan nasional Gulat U-23 di GOR Simpang Lima Grobogan, Kamis (6/12/2018). Turut hadir Ketua Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Trimedya Panjaitan, Ketua Pengprov PGSI Jateng Andreas Budi dan Bupati Grobogan Sri Sumarni. 

Ganjar mengatakan saat ini keberadaan wilayah bukan lagi persoalan untuk melahirkan prestasi atlet. Karena pembinaan bisa dilakukan siapapun asal ada keseriusan. Sebagaimana pada kejurnas gulat ini, dari 26 atlet gulat Jateng, 7 atlet berasal dari Grobogan. 

"Itulah menariknya. Gulat bisa disuarakan dari manapun. Kita tidak bisa bicara area itu menentukan. Panjat tebing saja atletnya dari Grobogan dan kelasnya dunia," kata Ganjar. 

Atlet panjat tebing yang dimaksud Ganjar itu adalah Aries Susanti Rahayu. Sebelum meraih medali emas di Asian Games 2018, dia telah berhasil menggondol emas kejuaraan dunia di China. Yang terbaru dia kembali berhasil memperoleh emas di Belt & Road International Climbing Master Tournament yang digelar di Huaian, China, 9-10 Oktober 2018 lalu. 

Penyelenggaraan di Grobogan yang termasuk daerah pinggiran di Jawa Tengah inilah bentuk keseriusan Pemprov dalam melakukan pencarian bibit-bibit atlet potensial dari seluruh penjuru Jateng. Sekaligus menularkan semangat atlet-atlet nasional pada atlet di Jawa Tengah. 

"Sebenarnya justru ini untuk merekrut mereka dan memberi fasilitas pada mereka agar giat dan semangat atlet muda dari pelosok. Jadi pak Trimedya ini sedang nyari bibit-bibit tangguh dari pelosok. Kalau dari kota-kota besar kan biasa, ini sangat luar biasa," katanya. 

"Ini bagian dari pembibitan atlet. Latihan dan pertandingan ini sebagai ajang uji coba untuk persiapan mereka agar bisa mengukur kualitas diri pada perlombaan lebih besar. Dan ini salah satu persiapan Asian Games 2022," katanya. 

Dalam Kejurnas Gulat U - 23 yang digelar dari 6 - 9 Desember itu diikuti 26 Pengprov se Indonesia dengan 300 atlet, wasit dan official. Ganjar berharap kejuaraan ini jadi pemicu efektif atlet gulat Jateng untuk menata kekuatan dan mental terlebih banyak peserta kejurnas ini berusia di bawah 20 tahun. 

"Mereka inilah yang kita siapkan untuk jadi atlet tangguh tingkat nasional. Jawa tengah cukup serius menggalang dan mempopulerkan gulat ini di manapun," katanya. 

Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat PGSI Trimedya Panjaitan mengatakan PGSI pusat math games terus memperhatikan kejurnas seleksi umur untuk langkah awal dalam menggali potensi atlet-atlet gulat bertalenta yang nantinya aman dibina dan dipersiapkan padian Games tahun 2022 mendatang," katanya. 

Dalam kesempatan itu, Trimedya berharap pengurus daerah bisa lebih fokus pada kemampuan atlet lokal serta lebih realistis. "Jika berkaca pada Asian Games lalu, atlet Indonesia masih lemah jika bertanding untuk nomor 100 Kilogram atau lebih, ini jadi pekerjaan kita semua," pungkasnya.
(Ibra/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Fisik Beradu, Hati Tak Boleh Bantingan


Bagikan :

GROBOGAN - Tidak melulu prestasi olahraga terlahir di perkotaan yang memiliki fasilitas memadai. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan berjubel atlet dari pelosok daerah Jawa Tengah yang menorehkan prestasi bahkan di tingkat dunia. 

Hal tersebut disampaikan Ganjar Pranowo usai membuka kejuaraan nasional Gulat U-23 di GOR Simpang Lima Grobogan, Kamis (6/12/2018). Turut hadir Ketua Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Trimedya Panjaitan, Ketua Pengprov PGSI Jateng Andreas Budi dan Bupati Grobogan Sri Sumarni. 

Ganjar mengatakan saat ini keberadaan wilayah bukan lagi persoalan untuk melahirkan prestasi atlet. Karena pembinaan bisa dilakukan siapapun asal ada keseriusan. Sebagaimana pada kejurnas gulat ini, dari 26 atlet gulat Jateng, 7 atlet berasal dari Grobogan. 

"Itulah menariknya. Gulat bisa disuarakan dari manapun. Kita tidak bisa bicara area itu menentukan. Panjat tebing saja atletnya dari Grobogan dan kelasnya dunia," kata Ganjar. 

Atlet panjat tebing yang dimaksud Ganjar itu adalah Aries Susanti Rahayu. Sebelum meraih medali emas di Asian Games 2018, dia telah berhasil menggondol emas kejuaraan dunia di China. Yang terbaru dia kembali berhasil memperoleh emas di Belt & Road International Climbing Master Tournament yang digelar di Huaian, China, 9-10 Oktober 2018 lalu. 

Penyelenggaraan di Grobogan yang termasuk daerah pinggiran di Jawa Tengah inilah bentuk keseriusan Pemprov dalam melakukan pencarian bibit-bibit atlet potensial dari seluruh penjuru Jateng. Sekaligus menularkan semangat atlet-atlet nasional pada atlet di Jawa Tengah. 

"Sebenarnya justru ini untuk merekrut mereka dan memberi fasilitas pada mereka agar giat dan semangat atlet muda dari pelosok. Jadi pak Trimedya ini sedang nyari bibit-bibit tangguh dari pelosok. Kalau dari kota-kota besar kan biasa, ini sangat luar biasa," katanya. 

"Ini bagian dari pembibitan atlet. Latihan dan pertandingan ini sebagai ajang uji coba untuk persiapan mereka agar bisa mengukur kualitas diri pada perlombaan lebih besar. Dan ini salah satu persiapan Asian Games 2022," katanya. 

Dalam Kejurnas Gulat U - 23 yang digelar dari 6 - 9 Desember itu diikuti 26 Pengprov se Indonesia dengan 300 atlet, wasit dan official. Ganjar berharap kejuaraan ini jadi pemicu efektif atlet gulat Jateng untuk menata kekuatan dan mental terlebih banyak peserta kejurnas ini berusia di bawah 20 tahun. 

"Mereka inilah yang kita siapkan untuk jadi atlet tangguh tingkat nasional. Jawa tengah cukup serius menggalang dan mempopulerkan gulat ini di manapun," katanya. 

Sementara itu, Ketua Pengurus Pusat PGSI Trimedya Panjaitan mengatakan PGSI pusat math games terus memperhatikan kejurnas seleksi umur untuk langkah awal dalam menggali potensi atlet-atlet gulat bertalenta yang nantinya aman dibina dan dipersiapkan padian Games tahun 2022 mendatang," katanya. 

Dalam kesempatan itu, Trimedya berharap pengurus daerah bisa lebih fokus pada kemampuan atlet lokal serta lebih realistis. "Jika berkaca pada Asian Games lalu, atlet Indonesia masih lemah jika bertanding untuk nomor 100 Kilogram atau lebih, ini jadi pekerjaan kita semua," pungkasnya.
(Ibra/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Fisik Beradu, Hati Tak Boleh Bantingan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu