Follow Us :              

Pesona Kolbu, Sambut Mentari Sambil Nikmati Kuliner Tradisional

  17 February 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 5072 
Kategori :
Bagikan :


Pesona Kolbu, Sambut Mentari Sambil Nikmati Kuliner Tradisional

17 February 2019 | 08:00:00 | dibaca : 5072
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Azan subuh sudah berlalu. Jalan H Muhammad Zaen yang menghubungkan Desa Jambu dan Desa Brongkol Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang masih gelap. Akan tetapi, puluhan pedagang makanan tradisional seperti cenil, klepon, lopis, ketan kelapa manis, gemblong, timus, tiwul, nasi jagung, nogosari, klenyem, utri, cethil, gablog jagung, dan aneka bubur jenang sudah menggelar lapaknya di ruas jalan itu. Ada pula pedagang sandal, sepatu, pakaian anak-anak, makanan ringan, hingga kerajinan dari kayu yang tak mau ketinggalan.

Sebelum matahari terbit, warga yang didominasi remaja pun berdatangan. Baik dari Desa Brongkol, Desa Jambu, maupun desa-desa lain di Kecamatan Jambu maupun Ambarawa dan Banyubiru. Mereka berjajar di tepi jalan yang kanan kirinya adalah areal persawahan dan di ujung selatan terhampar perbukitan Kelir. Mereka menyiapkan ponsel maupun kamera digitalnya untuk memotret sang mentari yang menyembul di sisi utara Gunung Lawu. Tak mau kalah, para orangtua juga ikut menyiapkan ponsel pintarnya untuk memotret matahari terbit sembari asyik menikmati makanan tradisional.

Widhi Ari Cahyono, selaku ketua panitia dari Komunitas Pemuda Brongkol Jambu (Kolbu) mengatakan, kegiatan yang dikemas dalam #MingguSehat #PesonaBrongkolJambu dengan tema Menjemput Matahari itu mengusung misi untuk mengangkat wisata berbasis komunitas antar desa.

Dijelaskan pula oleh Widhi, pagelaran itu digagas oleh Muhammad Syukron, tokoh pemuda yang berprofesi sebagai jurnalis dan dengan persiapan matang selama dua bulan, akhirnya kegiatan itu terwujud. "Ada tiga hal yang ingin kami tonjolkan di gelaran Menjemput Matahari ini, yaitu pemandangan pegunungan, lintasan jogging dengan udara bersihnya, dan kuliner tradisional, dengan sasaran menyehatkan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan pedagang kecil di wilayah Jambu hingga Brongkol, mengenalkan makanan tradisional kepada generasi muda. Maka dengan event ini sangatlah tepat," paparnya.

Camat Jambu Edy Sukarno yang juga turut menikmati makanan tradisional, saat ditemui mengatakan, acara yang digelar pagi itu sangat keren dan kreatif, karena sangat mendukung terobosan ekonomi kerakyatan. "Acara ini harus berkelanjutan dan berkah. Diusahakan semakin banyak dukungan dari masyarakat, baik dari para pedagang sebagai pendukung ekonomi kerakyatan, maupun dari tim agar lebih tertata," harap Edy didampingi Kapolsek Jambu Iptu Harsono.

Selain kuliner, senam lansia, senam aerobik, juga digelar lomba mewarnai yang diikuti 100-an anak-anak TK. Spot selfie berbentuk jendela rumah, sapu raksasa dan Vespa "Endog" menjadi tempat menarik kalangan muda. Makin siang, pengunjung pun semakin penuh. Dari drone yang diterbangkan panitia, nampak terlihat ribuan warga memenuhi jalan yang dahulu disebut dengan Jalan Turen. Karena, banyak berdiri pohon turi.

 

Baca juga : Rawat Ekosistem Sungai, Setiap Pengantin Baru di Kampung Ini Wajib Tebar Ikan


Bagikan :

SEMARANG - Azan subuh sudah berlalu. Jalan H Muhammad Zaen yang menghubungkan Desa Jambu dan Desa Brongkol Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang masih gelap. Akan tetapi, puluhan pedagang makanan tradisional seperti cenil, klepon, lopis, ketan kelapa manis, gemblong, timus, tiwul, nasi jagung, nogosari, klenyem, utri, cethil, gablog jagung, dan aneka bubur jenang sudah menggelar lapaknya di ruas jalan itu. Ada pula pedagang sandal, sepatu, pakaian anak-anak, makanan ringan, hingga kerajinan dari kayu yang tak mau ketinggalan.

Sebelum matahari terbit, warga yang didominasi remaja pun berdatangan. Baik dari Desa Brongkol, Desa Jambu, maupun desa-desa lain di Kecamatan Jambu maupun Ambarawa dan Banyubiru. Mereka berjajar di tepi jalan yang kanan kirinya adalah areal persawahan dan di ujung selatan terhampar perbukitan Kelir. Mereka menyiapkan ponsel maupun kamera digitalnya untuk memotret sang mentari yang menyembul di sisi utara Gunung Lawu. Tak mau kalah, para orangtua juga ikut menyiapkan ponsel pintarnya untuk memotret matahari terbit sembari asyik menikmati makanan tradisional.

Widhi Ari Cahyono, selaku ketua panitia dari Komunitas Pemuda Brongkol Jambu (Kolbu) mengatakan, kegiatan yang dikemas dalam #MingguSehat #PesonaBrongkolJambu dengan tema Menjemput Matahari itu mengusung misi untuk mengangkat wisata berbasis komunitas antar desa.

Dijelaskan pula oleh Widhi, pagelaran itu digagas oleh Muhammad Syukron, tokoh pemuda yang berprofesi sebagai jurnalis dan dengan persiapan matang selama dua bulan, akhirnya kegiatan itu terwujud. "Ada tiga hal yang ingin kami tonjolkan di gelaran Menjemput Matahari ini, yaitu pemandangan pegunungan, lintasan jogging dengan udara bersihnya, dan kuliner tradisional, dengan sasaran menyehatkan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan pedagang kecil di wilayah Jambu hingga Brongkol, mengenalkan makanan tradisional kepada generasi muda. Maka dengan event ini sangatlah tepat," paparnya.

Camat Jambu Edy Sukarno yang juga turut menikmati makanan tradisional, saat ditemui mengatakan, acara yang digelar pagi itu sangat keren dan kreatif, karena sangat mendukung terobosan ekonomi kerakyatan. "Acara ini harus berkelanjutan dan berkah. Diusahakan semakin banyak dukungan dari masyarakat, baik dari para pedagang sebagai pendukung ekonomi kerakyatan, maupun dari tim agar lebih tertata," harap Edy didampingi Kapolsek Jambu Iptu Harsono.

Selain kuliner, senam lansia, senam aerobik, juga digelar lomba mewarnai yang diikuti 100-an anak-anak TK. Spot selfie berbentuk jendela rumah, sapu raksasa dan Vespa "Endog" menjadi tempat menarik kalangan muda. Makin siang, pengunjung pun semakin penuh. Dari drone yang diterbangkan panitia, nampak terlihat ribuan warga memenuhi jalan yang dahulu disebut dengan Jalan Turen. Karena, banyak berdiri pohon turi.

 

Baca juga : Rawat Ekosistem Sungai, Setiap Pengantin Baru di Kampung Ini Wajib Tebar Ikan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu