Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
KLATEN - Kiprah komunitas sekolah sungai dan komunitas peduli sungai dari Kabupaten Klaten semakin nyata. Tak hanya mampu merubah sungai-sungai di Kabupaten Klaten menjadi bersih, kerja komunitas tersebut juga mampu menaikkan ekonomi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai-sungai tersebut.
Sejumlah masyarakat di tepi sungai daerah Klaten sudah banyak yang mendapat manfaat dari kerja para pegiat di komunitas peduli sungai ini. Salah satunya adalah warga Jomboran yang berada di bantaran Sungai Kuning, Klaten.
Karena kerja komunitas sungai, warga Jomboran membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berupa Kafe Sawah Pinggir Kali yang terletak persis di pinggir aliran sungai Kuning.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan diri untuk mengunjungi kafe tersebut pada Jumat (31/5/2019). Dia mengaku bangga, karena komunitas peduli sungai di Klaten mampu turut serta menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Di sungai Pusur sudah ada wisata tubing, di sungai lain ada pula kegiatan unik pengantin tebar benih ikan di sungai. Nah, di sini ada kafe yang menurut saya ini menarik, asri dan memiliki potensi besar. Saya merasa bangga karena semua ini muncul berkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan," kata Ganjar.
Kafe Sawah Pinggir Kali merupakan hasil gotong royong seluruh elemen masyarakat. Hal semacam itu, lanjut Ganjar, memang dibutuhkan untuk membangun daerah menjadi lebih maju.
"Ini menarik sekali, tempatnya asri dan tinggal diisi kegiatan-kegiatan yang menarik. Saran saya, perbanyak promo di medi sosial, jangan lupa ngevlog dan cc ke saya," tambahnya.
Lebih lanjut Ganjar menerangkan, kegiatan sekolah sungai dan komunitas sungai di Klaten telah menjadi pembicaraan nasional. Banyak daerah yang ingin belajar ke Klaten terkait pengelolaan sungai.
"Saya akan dampingi ini sampai kapanpun. Mari kita tularkan hal baik ini kepada masyarakat luas, agar semakin banyak lagi orang peduli kepada lingkungan," tukasnya.
Apresiasi atas kiprah sekolah sungai dan komunitas peduli sungai Klaten juga disampaikan oleh Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Agung Djuhartono yang hadir dalam kegiatan itu. Agung mengatakan, Klaten merupakan salah satu kabupaten yang memiliki komunitas peduli sungai dan lingungan sangat banyak.
"Ada beberapa wilayah di Indonesia ini yang banyak memiliki komunitas peduli lingkungan dan Klaten menjadi salah satu yang terbanyak. Terima kasih saya ucapkan kepada para pejuang lingkungan di Klaten ini karena telah membantu kami menjaga kelestarian sungai," kata dia.
Agung menerangkan, keterlibatan masyarakat sipil untuk bergotong royong menjaga kebersihan sungai sangat penting. Sebab jika dipasrahkan hanya kepada pemerintah, maka hal itu tidak akan pernah selesai.
"Indonesia itu memiliki 6.700 sungai utama dan ribuan lagi anak sungai. Jadi kalau tidak ada campur tangan masyarakat, tidak mungkin bisa menyelesaikan persoalan yang ada di sungai," tegasnya.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan, di Kabupaten Klaten terdapat 391 desa. Dari jumlah itu, sebanyak 294 desa sudah memiliki BUMDes dan 20 di antaranya sudah sangat maju seperti misalnya Umbul Ponggok.
"Tidak sedikit pula BUMDes yang dibangun memanfaatkan sungai sebagai daya tariknya, salah satunya Kafe Sawah Pinggir Kali ini. Nanti akan kami suport pengembangannya agar bisa optimal," ucapnya.
Baca juga : Ganjar Sponsori Peserta KSI Jateng ke Cibubur
KLATEN - Kiprah komunitas sekolah sungai dan komunitas peduli sungai dari Kabupaten Klaten semakin nyata. Tak hanya mampu merubah sungai-sungai di Kabupaten Klaten menjadi bersih, kerja komunitas tersebut juga mampu menaikkan ekonomi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai-sungai tersebut.
Sejumlah masyarakat di tepi sungai daerah Klaten sudah banyak yang mendapat manfaat dari kerja para pegiat di komunitas peduli sungai ini. Salah satunya adalah warga Jomboran yang berada di bantaran Sungai Kuning, Klaten.
Karena kerja komunitas sungai, warga Jomboran membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berupa Kafe Sawah Pinggir Kali yang terletak persis di pinggir aliran sungai Kuning.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan diri untuk mengunjungi kafe tersebut pada Jumat (31/5/2019). Dia mengaku bangga, karena komunitas peduli sungai di Klaten mampu turut serta menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Di sungai Pusur sudah ada wisata tubing, di sungai lain ada pula kegiatan unik pengantin tebar benih ikan di sungai. Nah, di sini ada kafe yang menurut saya ini menarik, asri dan memiliki potensi besar. Saya merasa bangga karena semua ini muncul berkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan," kata Ganjar.
Kafe Sawah Pinggir Kali merupakan hasil gotong royong seluruh elemen masyarakat. Hal semacam itu, lanjut Ganjar, memang dibutuhkan untuk membangun daerah menjadi lebih maju.
"Ini menarik sekali, tempatnya asri dan tinggal diisi kegiatan-kegiatan yang menarik. Saran saya, perbanyak promo di medi sosial, jangan lupa ngevlog dan cc ke saya," tambahnya.
Lebih lanjut Ganjar menerangkan, kegiatan sekolah sungai dan komunitas sungai di Klaten telah menjadi pembicaraan nasional. Banyak daerah yang ingin belajar ke Klaten terkait pengelolaan sungai.
"Saya akan dampingi ini sampai kapanpun. Mari kita tularkan hal baik ini kepada masyarakat luas, agar semakin banyak lagi orang peduli kepada lingkungan," tukasnya.
Apresiasi atas kiprah sekolah sungai dan komunitas peduli sungai Klaten juga disampaikan oleh Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Agung Djuhartono yang hadir dalam kegiatan itu. Agung mengatakan, Klaten merupakan salah satu kabupaten yang memiliki komunitas peduli sungai dan lingungan sangat banyak.
"Ada beberapa wilayah di Indonesia ini yang banyak memiliki komunitas peduli lingkungan dan Klaten menjadi salah satu yang terbanyak. Terima kasih saya ucapkan kepada para pejuang lingkungan di Klaten ini karena telah membantu kami menjaga kelestarian sungai," kata dia.
Agung menerangkan, keterlibatan masyarakat sipil untuk bergotong royong menjaga kebersihan sungai sangat penting. Sebab jika dipasrahkan hanya kepada pemerintah, maka hal itu tidak akan pernah selesai.
"Indonesia itu memiliki 6.700 sungai utama dan ribuan lagi anak sungai. Jadi kalau tidak ada campur tangan masyarakat, tidak mungkin bisa menyelesaikan persoalan yang ada di sungai," tegasnya.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan, di Kabupaten Klaten terdapat 391 desa. Dari jumlah itu, sebanyak 294 desa sudah memiliki BUMDes dan 20 di antaranya sudah sangat maju seperti misalnya Umbul Ponggok.
"Tidak sedikit pula BUMDes yang dibangun memanfaatkan sungai sebagai daya tariknya, salah satunya Kafe Sawah Pinggir Kali ini. Nanti akan kami suport pengembangannya agar bisa optimal," ucapnya.
Baca juga : Ganjar Sponsori Peserta KSI Jateng ke Cibubur
Berita Terbaru