Follow Us :              

Kunjungi Bengkelung Park, Ganjar Ajak Pedagang dan Pengunjung Punguti Sampah

  12 June 2019  |   16:30:00  |   dibaca : 2086 
Kategori :
Bagikan :


Kunjungi Bengkelung Park, Ganjar Ajak Pedagang dan Pengunjung Punguti Sampah

12 June 2019 | 16:30:00 | dibaca : 2086
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

PEKALONGAN - Hadirnya Bengkelung Park di Desa Sidoharjo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan menambah kekayaan destinasi wisata di Jawa Tengah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam kegiatan road show sehari di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, menyempatkan diri mengunjungi destinasi wisata tersebut. 

Saat tiba di lokasi, salah satu yang menjadi sorotan Ganjar Pranowo pada Bengkelung Park adalah kebersihan. Keindahan alam yang sudah jadi modal besar obyek wisata milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) itu, menurut Ganjar harus menerapkan sistem kebersihan pada pengunjung. "Kalau perlu diberi satpam atau petugas yang keliling terus, untuk memastikan kebersihan dan mengawasi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan," katanya. 

Pada kesempatan itu, Ganjar juga mengajak seluruh pengunjung dan pengurus Bengkelung Park untuk memungut sampah. Terutama sampah dari warung-warung yang berjejer di bagian ujung Bengkelung. "Itu di bawah warung, sampah plastiknya masih banyak. Dijaga ya! Kalau perlu pengunjung yang masuk atau yang mau jualan di sini dilarang menjual minuman kemasan, bawa minum sendiri-sendiri," paparnya. 

Setelah memunguti sampah bersama, Ganjar lantas berjalan menuju jembatan bambu yang melintang di atas sungai. Selain membuat Vlog bersama Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Ganjar juga menyempatkan foto bersama pengurus yang sebagian besar dari kalangan pemuda desa setempat.

Jarak wisata Bengkelung tidak terlalu jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten maupun Kota Pekalongan. Hanya sekitar 17 kilometer dari Alun-alun Kajen atau waktu jarak tempuh sekitar 45 menit saja. 

Ada yang unik ketika hendak memasuki objek wisata ini. Setelah membayar Rp3.000 dan bayar parkir Rp2.000, pengunjung tidak mendapatkan kertas. Melainkan makanan tradisional dari beras ketan, yakni lepet.

Lepet merupakan jajanan khas warga Kabupaten Pekalongan yang bahannya dibuat dari ketan dan kelapa, dibungkus menggunakan daun kelapa dan diikat dengan bambu. Selain untuk mempopulerkan jajanan tradisional, hal unik tersebut dilakukan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten Pekalongan.

Bengkelung Park sendiri merupakan wisata alam yang berada di kawasan sungai. Adanya sungai yang memiliki kedalaman dua hingga tiga meter dengan air yang masih jernih menambah daya tarik bagi pengunjung.

Para pengunjung bisa mandi dan bermain air sepuasnya. Di sana, pengunjung bisa melakukan aktivitas berenang, foto selfie dengan view cantik atau bersantai sambil menikmati pemandangan alam yang menakjubkan. 

Berbagai spot bagus tersaji seperti gardu pandang, jembatan bambu yang keren, papan nama yang menarik, sandal raksasa dan curug atau air terjun mini dengan aliran air alami yang dingin menyegarkan.

Bupati Asip menambahkan, Bengkelung Park akan menjadi sumber pendapatan desa yang dibantu BUMDes dan diperkuat adanya Pokdarwis. Dia menerangkan, semua pendapatan yang didapat dari Bengkelung Park akan dikelola oleh masyarakat desa. "Tentunya kami juga akan bekerja sama dengan Perum Perhutani, hal ini sebagai bentuk melakukan proses pemberdayaan masyarakat dan menjalankan fungsi pemerintahan," ujarnya.

 

Baca juga : Mencicip Kue Lopis Raksasa, Ganjar: Dicocol Parutan Kelapa Muda Lebih Enak


Bagikan :

PEKALONGAN - Hadirnya Bengkelung Park di Desa Sidoharjo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan menambah kekayaan destinasi wisata di Jawa Tengah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam kegiatan road show sehari di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, menyempatkan diri mengunjungi destinasi wisata tersebut. 

Saat tiba di lokasi, salah satu yang menjadi sorotan Ganjar Pranowo pada Bengkelung Park adalah kebersihan. Keindahan alam yang sudah jadi modal besar obyek wisata milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) itu, menurut Ganjar harus menerapkan sistem kebersihan pada pengunjung. "Kalau perlu diberi satpam atau petugas yang keliling terus, untuk memastikan kebersihan dan mengawasi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan," katanya. 

Pada kesempatan itu, Ganjar juga mengajak seluruh pengunjung dan pengurus Bengkelung Park untuk memungut sampah. Terutama sampah dari warung-warung yang berjejer di bagian ujung Bengkelung. "Itu di bawah warung, sampah plastiknya masih banyak. Dijaga ya! Kalau perlu pengunjung yang masuk atau yang mau jualan di sini dilarang menjual minuman kemasan, bawa minum sendiri-sendiri," paparnya. 

Setelah memunguti sampah bersama, Ganjar lantas berjalan menuju jembatan bambu yang melintang di atas sungai. Selain membuat Vlog bersama Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, Ganjar juga menyempatkan foto bersama pengurus yang sebagian besar dari kalangan pemuda desa setempat.

Jarak wisata Bengkelung tidak terlalu jauh dari pusat Pemerintahan Kabupaten maupun Kota Pekalongan. Hanya sekitar 17 kilometer dari Alun-alun Kajen atau waktu jarak tempuh sekitar 45 menit saja. 

Ada yang unik ketika hendak memasuki objek wisata ini. Setelah membayar Rp3.000 dan bayar parkir Rp2.000, pengunjung tidak mendapatkan kertas. Melainkan makanan tradisional dari beras ketan, yakni lepet.

Lepet merupakan jajanan khas warga Kabupaten Pekalongan yang bahannya dibuat dari ketan dan kelapa, dibungkus menggunakan daun kelapa dan diikat dengan bambu. Selain untuk mempopulerkan jajanan tradisional, hal unik tersebut dilakukan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kabupaten Pekalongan.

Bengkelung Park sendiri merupakan wisata alam yang berada di kawasan sungai. Adanya sungai yang memiliki kedalaman dua hingga tiga meter dengan air yang masih jernih menambah daya tarik bagi pengunjung.

Para pengunjung bisa mandi dan bermain air sepuasnya. Di sana, pengunjung bisa melakukan aktivitas berenang, foto selfie dengan view cantik atau bersantai sambil menikmati pemandangan alam yang menakjubkan. 

Berbagai spot bagus tersaji seperti gardu pandang, jembatan bambu yang keren, papan nama yang menarik, sandal raksasa dan curug atau air terjun mini dengan aliran air alami yang dingin menyegarkan.

Bupati Asip menambahkan, Bengkelung Park akan menjadi sumber pendapatan desa yang dibantu BUMDes dan diperkuat adanya Pokdarwis. Dia menerangkan, semua pendapatan yang didapat dari Bengkelung Park akan dikelola oleh masyarakat desa. "Tentunya kami juga akan bekerja sama dengan Perum Perhutani, hal ini sebagai bentuk melakukan proses pemberdayaan masyarakat dan menjalankan fungsi pemerintahan," ujarnya.

 

Baca juga : Mencicip Kue Lopis Raksasa, Ganjar: Dicocol Parutan Kelapa Muda Lebih Enak


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu