Follow Us :              

PKK Jateng Tekankan Program Parenting untuk Cegah Stunting

  17 July 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 1142 
Kategori :
Bagikan :


PKK Jateng Tekankan Program Parenting untuk Cegah Stunting

17 July 2019 | 16:00:00 | dibaca : 1142
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak, sampai saat ini masih jadi masalah serius di Indonesia, dan Jawa Tengah khususnya. 

Beragam cara dilakukan untuk mengantisipasi. Jika dibiarkan, dikhawatirkan bisa mengancam keberlangsungan regenerasi sumber daya manusia berkualitas.

Salah satunya dengan mencegah pernikahan dini seperti yang disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Prov Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara "Peer to Peer" on stage dengan tema Peran PKK di Era Millenial yang diselenggarakan Radio Idola Semarang, Rabu (17/7/2019).

"Untuk mencegah stunting, PKK menyiapkan remaja putri dengan pengetahuan tentang keluarga agar tidak menikah usia dini. Kita berkali-kali menyampaikan kepada para remaja putri. Kejarlah cita-citamu sebelum baju pengantinmu. Jangan takut dibilang jomblo," kata Atikoh dalam kegiatan yang digelar di Room Inc Hotel itu. 

Selain stunting, menekan angka kematian ibu (AKI) hamil, bayi baru lahir juga menjadi perhatian khusus TP PKK Jateng bersama TP PKK kota dan kabupaten.

Parenting pun menjadi unggulan di PKK Prov Jateng, mulai dari mengandung, pola asuh anak, hingga anak masuk sekolah. Penyiapan menjadi orangtua menjadi lebih penting. 

"Stunting itu baru diketahui setelah dua tahun. Penyebab secara medis diketahui dari kandungan. Biasanya terjadi anemia. Tantangan PKK ya memberikan sosialisasi soal pola asuh, ketersediaan gizi keluarga, kualitas makanan," tandasnya.

Ketua TP PKK Kota Semarang, Tia Hendrar Prihadi yang juga hadir sebagai pembicara mengatakan, pengetahuan parenting dilakukan PKK Kota Semarang bersama pemerintah, perguruan tinggi, ibu hamil, dan para bapak. 

Pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) seperti saat ini, melibatkan kader PKK kelurahan, masuk ke sekolah-sekolah memberikan pengetahuan misalnya soal reproduksi.

"Persoalan di masyarakat itu ada banyak, PKK berusaha ikut menyelesaikan," kata Tia dalam diskusi yang dimoderatori Nadia Ardiwinata dan dihadiri para remaja putri, ibu muda serta kader PKK Kota Semarang.


Bagikan :

SEMARANG - Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak, sampai saat ini masih jadi masalah serius di Indonesia, dan Jawa Tengah khususnya. 

Beragam cara dilakukan untuk mengantisipasi. Jika dibiarkan, dikhawatirkan bisa mengancam keberlangsungan regenerasi sumber daya manusia berkualitas.

Salah satunya dengan mencegah pernikahan dini seperti yang disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Prov Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara "Peer to Peer" on stage dengan tema Peran PKK di Era Millenial yang diselenggarakan Radio Idola Semarang, Rabu (17/7/2019).

"Untuk mencegah stunting, PKK menyiapkan remaja putri dengan pengetahuan tentang keluarga agar tidak menikah usia dini. Kita berkali-kali menyampaikan kepada para remaja putri. Kejarlah cita-citamu sebelum baju pengantinmu. Jangan takut dibilang jomblo," kata Atikoh dalam kegiatan yang digelar di Room Inc Hotel itu. 

Selain stunting, menekan angka kematian ibu (AKI) hamil, bayi baru lahir juga menjadi perhatian khusus TP PKK Jateng bersama TP PKK kota dan kabupaten.

Parenting pun menjadi unggulan di PKK Prov Jateng, mulai dari mengandung, pola asuh anak, hingga anak masuk sekolah. Penyiapan menjadi orangtua menjadi lebih penting. 

"Stunting itu baru diketahui setelah dua tahun. Penyebab secara medis diketahui dari kandungan. Biasanya terjadi anemia. Tantangan PKK ya memberikan sosialisasi soal pola asuh, ketersediaan gizi keluarga, kualitas makanan," tandasnya.

Ketua TP PKK Kota Semarang, Tia Hendrar Prihadi yang juga hadir sebagai pembicara mengatakan, pengetahuan parenting dilakukan PKK Kota Semarang bersama pemerintah, perguruan tinggi, ibu hamil, dan para bapak. 

Pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) seperti saat ini, melibatkan kader PKK kelurahan, masuk ke sekolah-sekolah memberikan pengetahuan misalnya soal reproduksi.

"Persoalan di masyarakat itu ada banyak, PKK berusaha ikut menyelesaikan," kata Tia dalam diskusi yang dimoderatori Nadia Ardiwinata dan dihadiri para remaja putri, ibu muda serta kader PKK Kota Semarang.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu