Foto : Ebron (Humas Jateng)
Foto : Ebron (Humas Jateng)
SEMARANG - Resimen Mahasiswa (Menwa) harus bisa menjadi panutan bagi mahasiswa dan masyarakat dalam menjaga bangsa dan negara, serta melawan setiap ancaman. Menwa juga mesti mampu memelihara persatuan kesatuan bangsa, ramah, berprestasi, dan menghasilkan karya nyata bagi Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Daerah Jateng, Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan sekaligus membuka Sarasehan Resimen Mahasiswa bertema "Meningkatkan Semangat Bela Negara dalam Rangka Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh" di GOR Lapangan Tenis Indoor, Sabtu (20/7).
Sekda mengatakan, sarasehan Menwa tentang pertahanan negara tersebut, selain sebagai media untuk berdiskusi, dan bertukar pikiran terkait pertahanan negara, sekaligus menjadi sarana sosialisasi berbagai program kerja dari Kementerian Pertahanan.
"Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi nawaitu kita untuk menyiapkan kekuatan pertahanan negara dalam rangka menghadapi ancaman multidimensi yang dapat mengganggu Indonesia. Baik gangguan ideologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya, maupun dimensi yang terkait dengan kejahatan internasional," bebernya.
Apalagi pascapemilu 2019, kata dia, kewaspadaan harus ditingkatkan bersama. Hoax, ujaran kebencian, dan politik SARA menjadi ancaman nyata bagi persatuan Indonesia. Demikian pula radikalisme, terorisme dan intolerasi masih bisa kita jumpai di negeri ini.
"Berbagai ancaman tersebut harus mampu kita eleminir bersama. TNI/Polri yang menjadi garda terdepan dalam pengamanan dan pertahanan negara terus bergerak untuk memastikan Indonesia selalu aman dan kondusif," katanya.
TNI/Polri sebagai komponen utama dalam keamanan dan pertahanan negara terus melakukan penguatan-penguatan. Baik dari kualitas sumber daya personel maupun sarana dan prasarana alutsista. Namun hal ini tetap tidak sebanding dengan luasnya wilayah pertahanan dan tingginya jumlah penduduk Indonesia.
Salah satu upaya strategis yang perlu dilakukan, menurut dia adalah menata dan membangun serta mengelola sumber daya nasional, khususnya sumber daya manusia sebagai komponen cadangan dan komponen pendukung pertahanan negara.
"Pertahanan dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggungjawab, TNI/Polri serta Kementerian Pertahanan, tetapi menjadi hak dan kewajiban seluruh komponen bangsa, sumber daya nasional, yang bersifat semesta," katanya.
Ia berharap, sarasehan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk semakin memahami berbagai aspek tentang pertahanan negara. Mari kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita terhadap berbagai ancaman yang bisa menghancurkan dan memecah belah bangsa Indonesia.
Kepala Kantor Pertahanan Kementerian Pertahanan Jawa Tengah Marsekal Pertama TNI Latif Ainul Yaqin menambahkan, kualitas sumber daya manusia menjadi penentu keberlangsungan suatu bangsa dan negara. Tidak hanya memyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga yang memiliki kesadaran bela negara yang kuat dan dimiliki oleh setiap warga negara.
"Pemberdayaan pertahanan negara tidak akan terwujud dengan baik tanpa partisipasi segenap komponen masyarakat termasuk lingkungan pendidikan, permukiman, dan lingkungan pekerjaan," bebernya.
Dijelaskan, sarasehan ini bertujuan membangun dan menanamkan sikap mental dan perilaku warga negara untuk senantiasa cinta kepada Tanah Air, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki semangat bela negara.
"Nilai-nilai bela negara itulah yang diharapkan menjadi landasan sikap, semua yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang profesi masing-masing," katanya.
Baca juga : Ketua DPP IARMI Jateng Hadiahi Gus Yasin Cincin Akik Pacitan
SEMARANG - Resimen Mahasiswa (Menwa) harus bisa menjadi panutan bagi mahasiswa dan masyarakat dalam menjaga bangsa dan negara, serta melawan setiap ancaman. Menwa juga mesti mampu memelihara persatuan kesatuan bangsa, ramah, berprestasi, dan menghasilkan karya nyata bagi Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Daerah Jateng, Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan sekaligus membuka Sarasehan Resimen Mahasiswa bertema "Meningkatkan Semangat Bela Negara dalam Rangka Mewujudkan Pertahanan Negara yang Tangguh" di GOR Lapangan Tenis Indoor, Sabtu (20/7).
Sekda mengatakan, sarasehan Menwa tentang pertahanan negara tersebut, selain sebagai media untuk berdiskusi, dan bertukar pikiran terkait pertahanan negara, sekaligus menjadi sarana sosialisasi berbagai program kerja dari Kementerian Pertahanan.
"Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menjadi nawaitu kita untuk menyiapkan kekuatan pertahanan negara dalam rangka menghadapi ancaman multidimensi yang dapat mengganggu Indonesia. Baik gangguan ideologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya, maupun dimensi yang terkait dengan kejahatan internasional," bebernya.
Apalagi pascapemilu 2019, kata dia, kewaspadaan harus ditingkatkan bersama. Hoax, ujaran kebencian, dan politik SARA menjadi ancaman nyata bagi persatuan Indonesia. Demikian pula radikalisme, terorisme dan intolerasi masih bisa kita jumpai di negeri ini.
"Berbagai ancaman tersebut harus mampu kita eleminir bersama. TNI/Polri yang menjadi garda terdepan dalam pengamanan dan pertahanan negara terus bergerak untuk memastikan Indonesia selalu aman dan kondusif," katanya.
TNI/Polri sebagai komponen utama dalam keamanan dan pertahanan negara terus melakukan penguatan-penguatan. Baik dari kualitas sumber daya personel maupun sarana dan prasarana alutsista. Namun hal ini tetap tidak sebanding dengan luasnya wilayah pertahanan dan tingginya jumlah penduduk Indonesia.
Salah satu upaya strategis yang perlu dilakukan, menurut dia adalah menata dan membangun serta mengelola sumber daya nasional, khususnya sumber daya manusia sebagai komponen cadangan dan komponen pendukung pertahanan negara.
"Pertahanan dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggungjawab, TNI/Polri serta Kementerian Pertahanan, tetapi menjadi hak dan kewajiban seluruh komponen bangsa, sumber daya nasional, yang bersifat semesta," katanya.
Ia berharap, sarasehan ini menjadi momentum bagi kita semua untuk semakin memahami berbagai aspek tentang pertahanan negara. Mari kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita terhadap berbagai ancaman yang bisa menghancurkan dan memecah belah bangsa Indonesia.
Kepala Kantor Pertahanan Kementerian Pertahanan Jawa Tengah Marsekal Pertama TNI Latif Ainul Yaqin menambahkan, kualitas sumber daya manusia menjadi penentu keberlangsungan suatu bangsa dan negara. Tidak hanya memyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga yang memiliki kesadaran bela negara yang kuat dan dimiliki oleh setiap warga negara.
"Pemberdayaan pertahanan negara tidak akan terwujud dengan baik tanpa partisipasi segenap komponen masyarakat termasuk lingkungan pendidikan, permukiman, dan lingkungan pekerjaan," bebernya.
Dijelaskan, sarasehan ini bertujuan membangun dan menanamkan sikap mental dan perilaku warga negara untuk senantiasa cinta kepada Tanah Air, memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki semangat bela negara.
"Nilai-nilai bela negara itulah yang diharapkan menjadi landasan sikap, semua yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang profesi masing-masing," katanya.
Baca juga : Ketua DPP IARMI Jateng Hadiahi Gus Yasin Cincin Akik Pacitan
Berita Terbaru