Follow Us :              

Produk Jateng Laris di FIM, Rusia Sepakat Impor 6 Juta Dolar

  02 August 2019  |   06:00:00  |   dibaca : 589 
Kategori :
Bagikan :


Produk Jateng Laris di FIM, Rusia Sepakat Impor 6 Juta Dolar

02 August 2019 | 06:00:00 | dibaca : 589
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

MOSCOW - Delegasi Jawa Tengah mencatatkan sepuluh perjanjian kerjasama investasi dan dagang dalam Indonesia-Rusia Business Forum di Moscow, Rusia. Kerjasama ditandai dengan penandatanganan MoU antara pengusaha Jateng dan Rusia di Ritz Carlton Hotel Moscow, Kamis (1/8/2019).

Untuk kerjasama dagang, Rusia sepakat akan impor berbagai produk. Diantaranya produk kapsul jamu senilai USD5.000.000, produk karagenan dan jelly USD 55.000 serta produk mebel USD 1.000.000.

Rusia juga memesan produk gula merah organik senilai total USD 100.000 dan produk kerajinan bambu senilai USD 6.000.

Forum bisnis ini merupakan rangkaian Festival Indonesia Moscow yang digelar setiap tahun. Pameran produk dan kebudayan ini menyedot 1000 pengunjung dan pengusaha Rusia.

Delegasi Jateng yang dipimpin langsung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ikut ambil bagian dalam festival  yang dibuka pada Jumat (2/8/2019) hari ini. Meski bukan termasuk delegasi dengan personil terbanyak, namun promosi investasi dan perdagangan Jateng sangat efektif.

Selain berhasil mencatatkan kerjasama ekspor, Jateng juga dilirik investasi di bidang industri dan infrastruktur. Diantaranya dari PT Asia Starch International dan PT Dredolf Indonesia untuk Investasi Industri Starch Terintegrasi senilai 1 Milyar Euro. Kemudian dari Evrascon juga berminat menjajaki investasi infrastruktur di Jateng seperti jalan, bandara, dan pelabuhan.

Menurut Ganjar, panen kerjasama ini tidak mengejutkan. Sebab provinsi yang dipimpinnya saat ini punya daya saing tertinggi di Indonesia. Selain kondusifitas wilayah dan ketersediaan tenaga kerja dengan standar upah kompetitif, Jateng punya berbagai kemudahan investasi. Seperti pelayanan perizinan terpadu, reformasi peraturan perizinan dengan sistem online.

”Kemarin kita dapat peringkat pertama pada investment award oleh pemerintah pusat,” kata Ganjar.

Pencatatan ekspor di Moscow, lanjut Ganjar, memperkuat ekspor Jateng ke Rusia yang nilainya cenderung naik. Pada tahun 2017 sebesar 23 juta dolar Amerika naik menjadi 30 juta dolar Amerika pada 2018. Komoditi ekspor yang paling banyak diminati Rusia selama ini yakni pakaian jadi bukan rajutan, alas kaki, kayu dan barang dari kayu, barang rajutan, dan perabot penerangan.

Ganjar berharap selama festival yang berlangsung hingga 4 Agustus ini semakin banyak produk Jateng yang bisa dijual di Negeri Beruang Merah. ”Ada banyak produk kita yang berkualitas dan menarik seperti kacang, kopi, furniture, gula merah organik, biskuit dan makanan ringan, batik lurik dan lainnya, kita berharap semakin laris dan meningkat ekspornya,” kata Ganjar.

 

Baca juga : Berawal dari Matryoshka, Ganjar Bidik Pasar Rusia


Bagikan :

MOSCOW - Delegasi Jawa Tengah mencatatkan sepuluh perjanjian kerjasama investasi dan dagang dalam Indonesia-Rusia Business Forum di Moscow, Rusia. Kerjasama ditandai dengan penandatanganan MoU antara pengusaha Jateng dan Rusia di Ritz Carlton Hotel Moscow, Kamis (1/8/2019).

Untuk kerjasama dagang, Rusia sepakat akan impor berbagai produk. Diantaranya produk kapsul jamu senilai USD5.000.000, produk karagenan dan jelly USD 55.000 serta produk mebel USD 1.000.000.

Rusia juga memesan produk gula merah organik senilai total USD 100.000 dan produk kerajinan bambu senilai USD 6.000.

Forum bisnis ini merupakan rangkaian Festival Indonesia Moscow yang digelar setiap tahun. Pameran produk dan kebudayan ini menyedot 1000 pengunjung dan pengusaha Rusia.

Delegasi Jateng yang dipimpin langsung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ikut ambil bagian dalam festival  yang dibuka pada Jumat (2/8/2019) hari ini. Meski bukan termasuk delegasi dengan personil terbanyak, namun promosi investasi dan perdagangan Jateng sangat efektif.

Selain berhasil mencatatkan kerjasama ekspor, Jateng juga dilirik investasi di bidang industri dan infrastruktur. Diantaranya dari PT Asia Starch International dan PT Dredolf Indonesia untuk Investasi Industri Starch Terintegrasi senilai 1 Milyar Euro. Kemudian dari Evrascon juga berminat menjajaki investasi infrastruktur di Jateng seperti jalan, bandara, dan pelabuhan.

Menurut Ganjar, panen kerjasama ini tidak mengejutkan. Sebab provinsi yang dipimpinnya saat ini punya daya saing tertinggi di Indonesia. Selain kondusifitas wilayah dan ketersediaan tenaga kerja dengan standar upah kompetitif, Jateng punya berbagai kemudahan investasi. Seperti pelayanan perizinan terpadu, reformasi peraturan perizinan dengan sistem online.

”Kemarin kita dapat peringkat pertama pada investment award oleh pemerintah pusat,” kata Ganjar.

Pencatatan ekspor di Moscow, lanjut Ganjar, memperkuat ekspor Jateng ke Rusia yang nilainya cenderung naik. Pada tahun 2017 sebesar 23 juta dolar Amerika naik menjadi 30 juta dolar Amerika pada 2018. Komoditi ekspor yang paling banyak diminati Rusia selama ini yakni pakaian jadi bukan rajutan, alas kaki, kayu dan barang dari kayu, barang rajutan, dan perabot penerangan.

Ganjar berharap selama festival yang berlangsung hingga 4 Agustus ini semakin banyak produk Jateng yang bisa dijual di Negeri Beruang Merah. ”Ada banyak produk kita yang berkualitas dan menarik seperti kacang, kopi, furniture, gula merah organik, biskuit dan makanan ringan, batik lurik dan lainnya, kita berharap semakin laris dan meningkat ekspornya,” kata Ganjar.

 

Baca juga : Berawal dari Matryoshka, Ganjar Bidik Pasar Rusia


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu