Follow Us :              

Menikmati Jazz di Atas Awan Rela Menunggu Satu Tahun

  03 August 2019  |   00:15:00  |   dibaca : 1124 
Kategori :
Bagikan :


Menikmati Jazz di Atas Awan Rela Menunggu Satu Tahun

03 August 2019 | 00:15:00 | dibaca : 1124
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

KAB. BANJARNEGARA - Membeli tiket pertunjukkan tanpa tahu siapa yang akan perform, mungkin membuat keberatan bagi sebagian besar orang. Sebab, mereka seperti membeli kucing dalam karung. Namun itu tidak berlaku bagi event Jazz Atas Awan yang menjadi salah satu agenda Dieng Culture Festival. Tanpa tahu siapa artis yang akan tampil, banyak orang tetap keroyokan untuk mendapatkan tiketnya.

Retma, penikmat musik jazz asal Semarang menjadi salah satu bukti yang merasakan sulitnya mendapat tiket. Dia bahkan harus menunda keinginannya setahun untuk melihat Jazz Atas Awan. Dia bersyukur tahun ini akhirnya mendapatkannya

"Kebetulan saya punya teman di Dinas Pariwisata. Saya benar-benar pesan kepada teman saya itu supaya segera menginformasikan jika mengetahui penjualan tiket Jazz Atas Awan sudah dibuka," kata Retma yang datang bersama teman akrabnya.

Begitu pemesanan tiket dibuka 25 Juni lalu, Retma langsung berburu tiket perorangan seharga Rp 360 ribu. Meski hingga menjelang pertunjukan Jazz Atas Awan belum mengetahui siapa bintang tamunya, dia yakin pertunjukan yang dinanti tidak akan mengecewakan, lantaran tahun-tahun sebelumnya selalu menghadirkan pertunjukkan musik yang keren.

Nasib beruntung menjadi milik Vonny dan Mariska asal Tangerang. Keduanya langsung mendapatkan tiket dari tambahan yang dirilis panitia. 

"Dapat harganya Rp 200 ribuan. Fasilitasnya memang berbeda dari tiket utama perorangan. Tapi ndak apa-apa karena akhirnya kami bisa menonton," ujarnya.

Tepat pukul 20.00, pertunjukan musik yang dinanti ribuan penikmat musik jazz pun disuguhkan. Gugun Blues Shelter tampil mengawali event tahunan tersebut. Bagi penikmat musik beraliran blues rock tentu tidak asing lagi. Grup band sarat prestasi ini beranggotakan Muhammad Gunawan pada gitar dan vocal, Aditya Wibowo pada drum dan Fajar Adi Nugroho pada Bass.

Sejumlah albumnya mendapat penghargaan. Antara lain album kedua "Turn It On" dipilih sebagai The best Indonesian albums of 2007 by Rolling Stone Indonesia. Album ini juga dipilih sebagai "The number one blues album of the year", dengan Gugun yang terpilih sebagai Gitaris blues terbaik se Asia Tenggara, pada 2007 oleh MTV Trax Magazine. 

Kurang lebih 10 lagu digeber oleh mereka. Mulai dari Sweet Looking Woman, When I See You Again, Jangan Berkata Dalam Hati hingga Jenuh. Beat lagunya yang enak di telinga, mengajak para penikmatnya untuk bergoyang, meski tak semua mengenal lagunya. 

"Keren banget nih. Aku gak ngerti lagu-lagunya tapi suka banget sama genre dan beat nya," tutur Dani, pengunjung asal Bandung.

Usai Gugun Blues Shelter mengakhiri pertunjukkan dengan riuh tepuk penonton, Pusakata naik ke atas panggung. Mereka pun seperti mendapat kejutan yang lebih memukau. Ya, lagu-lagu Pusakata yang banyak bercerita tentang keluarga, alam dan lingkungan serta disajikan dengan lembut, memang membuat penontonnya terhipnotis.

Mohammad Istiqamah Djamad, sang vokalis berkali-kali menyapa penggemarnya dengan hangat. Suasana panggung Pusakata malam itu menjadi hangat di balik dinginnya suhu udara di Dieng.

"Menikmati apapun di ketinggian, di manapun itu selalu sangat menyenangkan. Pulang ke rumah bawa hangatnya di sini, bawa sejuknya. Kita semua indonesia harus selalu saling memeluk dan menyebarkan kesejukan damai," ajaknya.

Sejumlah lagu hits dibawakan mantan vokalis Payung Teduh itu. Seperti Jalan Pulang, Kehabisan Kata, Cemas, Di Atas Meja dan Akad. Saat lagu Akad dikumandangkan, spontan ribuan fans nya serentak ikut menyanyikan.


Bagikan :

KAB. BANJARNEGARA - Membeli tiket pertunjukkan tanpa tahu siapa yang akan perform, mungkin membuat keberatan bagi sebagian besar orang. Sebab, mereka seperti membeli kucing dalam karung. Namun itu tidak berlaku bagi event Jazz Atas Awan yang menjadi salah satu agenda Dieng Culture Festival. Tanpa tahu siapa artis yang akan tampil, banyak orang tetap keroyokan untuk mendapatkan tiketnya.

Retma, penikmat musik jazz asal Semarang menjadi salah satu bukti yang merasakan sulitnya mendapat tiket. Dia bahkan harus menunda keinginannya setahun untuk melihat Jazz Atas Awan. Dia bersyukur tahun ini akhirnya mendapatkannya

"Kebetulan saya punya teman di Dinas Pariwisata. Saya benar-benar pesan kepada teman saya itu supaya segera menginformasikan jika mengetahui penjualan tiket Jazz Atas Awan sudah dibuka," kata Retma yang datang bersama teman akrabnya.

Begitu pemesanan tiket dibuka 25 Juni lalu, Retma langsung berburu tiket perorangan seharga Rp 360 ribu. Meski hingga menjelang pertunjukan Jazz Atas Awan belum mengetahui siapa bintang tamunya, dia yakin pertunjukan yang dinanti tidak akan mengecewakan, lantaran tahun-tahun sebelumnya selalu menghadirkan pertunjukkan musik yang keren.

Nasib beruntung menjadi milik Vonny dan Mariska asal Tangerang. Keduanya langsung mendapatkan tiket dari tambahan yang dirilis panitia. 

"Dapat harganya Rp 200 ribuan. Fasilitasnya memang berbeda dari tiket utama perorangan. Tapi ndak apa-apa karena akhirnya kami bisa menonton," ujarnya.

Tepat pukul 20.00, pertunjukan musik yang dinanti ribuan penikmat musik jazz pun disuguhkan. Gugun Blues Shelter tampil mengawali event tahunan tersebut. Bagi penikmat musik beraliran blues rock tentu tidak asing lagi. Grup band sarat prestasi ini beranggotakan Muhammad Gunawan pada gitar dan vocal, Aditya Wibowo pada drum dan Fajar Adi Nugroho pada Bass.

Sejumlah albumnya mendapat penghargaan. Antara lain album kedua "Turn It On" dipilih sebagai The best Indonesian albums of 2007 by Rolling Stone Indonesia. Album ini juga dipilih sebagai "The number one blues album of the year", dengan Gugun yang terpilih sebagai Gitaris blues terbaik se Asia Tenggara, pada 2007 oleh MTV Trax Magazine. 

Kurang lebih 10 lagu digeber oleh mereka. Mulai dari Sweet Looking Woman, When I See You Again, Jangan Berkata Dalam Hati hingga Jenuh. Beat lagunya yang enak di telinga, mengajak para penikmatnya untuk bergoyang, meski tak semua mengenal lagunya. 

"Keren banget nih. Aku gak ngerti lagu-lagunya tapi suka banget sama genre dan beat nya," tutur Dani, pengunjung asal Bandung.

Usai Gugun Blues Shelter mengakhiri pertunjukkan dengan riuh tepuk penonton, Pusakata naik ke atas panggung. Mereka pun seperti mendapat kejutan yang lebih memukau. Ya, lagu-lagu Pusakata yang banyak bercerita tentang keluarga, alam dan lingkungan serta disajikan dengan lembut, memang membuat penontonnya terhipnotis.

Mohammad Istiqamah Djamad, sang vokalis berkali-kali menyapa penggemarnya dengan hangat. Suasana panggung Pusakata malam itu menjadi hangat di balik dinginnya suhu udara di Dieng.

"Menikmati apapun di ketinggian, di manapun itu selalu sangat menyenangkan. Pulang ke rumah bawa hangatnya di sini, bawa sejuknya. Kita semua indonesia harus selalu saling memeluk dan menyebarkan kesejukan damai," ajaknya.

Sejumlah lagu hits dibawakan mantan vokalis Payung Teduh itu. Seperti Jalan Pulang, Kehabisan Kata, Cemas, Di Atas Meja dan Akad. Saat lagu Akad dikumandangkan, spontan ribuan fans nya serentak ikut menyanyikan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu