Follow Us :              

Dapat Bantuan Jambanisasi, Samingun Tak Lagi BAB di Kali

  24 August 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 1255 
Kategori :
Bagikan :


Dapat Bantuan Jambanisasi, Samingun Tak Lagi BAB di Kali

24 August 2019 | 08:00:00 | dibaca : 1255
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

PURWOREJO - Wajah Samingun (65) tampak sumringah, senyumnya pun mengembang ketika menyaksikan sejumlah anggota TNI, pegawai Pemprov Jateng, dan warga kerja bakti membuat jamban di belakang rumahnya. 

Warga RT 04 RW 03, Dusun Kalilo, Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo tersebut, mengaku senang dan bersyukur menjadi salah satu warga penerima bantuan jambanisasi dari program Gotong-Royong Pemprov Jateng.

Bapak tiga anak yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan itu, merasa lega karena tidak lagi ke sungai untuk buang air besar (BAB). Keberadaan jamban tersebut sangat bermanfaat, terlebih selama ini ia dan keluarganya tidak memiliki jamban karena ketidakmampuan ekonomi.

"Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah juga bapak-bapak tentara, dan warga yang ikut membantu membuat jamban di rumah saya," ujarnya di sela kerja bakti, Sabtu (24/8/2019).

Senada disampaikam Samingun, Kepala Desa Tlogoguwo Mujoko menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Jateng atas bantuan jambanisasi kepada 10 kepala keluarga yang tersebar di tujuh dusun di Desa Tlogoguwo. Dengan adanya program jambanisasi tersebut, kesehatan masyarakat menjadi meningkat.

"Dengan bantuan jambanisasi dari program Gotong-Royong Pemprov Jateng ini, warga yang selama ini belum memiliki jamban sekarang bisa menjaga kesehatan. Kalau tidak mempunyai sanitasi otomatis menjadi faktor kesehatan yang tidak layak," jelasnya.

Bantuan jamban tahap pertama untuk 10 warga tidak mampu di Desa Tlogoguwo itu merupakan bagian dari program Pemprov Jateng "Satu OPD Satu Desa Miskin". Selain jambanisasi, desa yang berbatasan dengan Kulonprogo, DIY itu juga mendapatkan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 100 unit pada 2019.

Desa Tlogoguwo termasuk desa tertinggal dan menjadi desa binaan Biro Umum Setda Jateng. Diharapkan program itu terus berlanjut sehingga angka kemiskinan di Jateng dapat ditekan. 

Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah Edy Supriyatna menyebutkan, berbagai terobosan dilakukan Pemprov Jawa Tengah untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya melalui program "Satu OPD Satu Desa". Total terdapat 745 desa binaan yang tersebar di 14 kabupaten zona merah miskin.

"Sesuai arahan gubernur Jateng, Biro Umum mendapat tugas pendampingan di Desa Tlogoguwo. Kami menargetkan, akhir Desember 2019 membangun 50 unit jamban, untuk tahap awal, hari ini (24/8/019) kami menggandeng TNI dari Yonkav Ambarawa, bergotongroyong membangun 10 unit jamban di tujuh dusun di Desa Tlogoguwo," jelasnya.

Setelah pembangunan 50 jamban secara bertahap, lanjut dia, pihaknya akan memberikan bantuan RTLH untuk warga yang memenuhi syarat sebagai penerima bantuan pembangunan tempat tinggal. Selain itu juga beberapa fasilitas umum yang dibutukan warga, seperti gedung sekolah, layanan kesehatan, pasar tradisional, pelebaran jalan provinsi dan infrastruktur lainnya. Tidak sedikit warga Desa Tlogoguwo yang menempuh pendidikan mulai PAUD, SD, SMP, dan SMA di provinsi tetangga. 

Demikian juga layanan kesehatan dan kegiatan transaksi jual beli dilakukan di pasar Provinsi DIY karena jaraknya lebih dekat atau hanya butuh waktu 5 -15 menit menuju sekolah dan pasar dengan jalan kaki. Sedangkan ke sekolah dan pasar di Kaligesing antara 5-8 kilometer.

"Kami akan membuat kajian bersama instansi terkait kemudian membuat usulan kepada gubernur Jateng, untuk lebih memajukan wilayah perbatasan," imbuhnya.


Bagikan :

PURWOREJO - Wajah Samingun (65) tampak sumringah, senyumnya pun mengembang ketika menyaksikan sejumlah anggota TNI, pegawai Pemprov Jateng, dan warga kerja bakti membuat jamban di belakang rumahnya. 

Warga RT 04 RW 03, Dusun Kalilo, Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo tersebut, mengaku senang dan bersyukur menjadi salah satu warga penerima bantuan jambanisasi dari program Gotong-Royong Pemprov Jateng.

Bapak tiga anak yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan itu, merasa lega karena tidak lagi ke sungai untuk buang air besar (BAB). Keberadaan jamban tersebut sangat bermanfaat, terlebih selama ini ia dan keluarganya tidak memiliki jamban karena ketidakmampuan ekonomi.

"Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah juga bapak-bapak tentara, dan warga yang ikut membantu membuat jamban di rumah saya," ujarnya di sela kerja bakti, Sabtu (24/8/2019).

Senada disampaikam Samingun, Kepala Desa Tlogoguwo Mujoko menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Jateng atas bantuan jambanisasi kepada 10 kepala keluarga yang tersebar di tujuh dusun di Desa Tlogoguwo. Dengan adanya program jambanisasi tersebut, kesehatan masyarakat menjadi meningkat.

"Dengan bantuan jambanisasi dari program Gotong-Royong Pemprov Jateng ini, warga yang selama ini belum memiliki jamban sekarang bisa menjaga kesehatan. Kalau tidak mempunyai sanitasi otomatis menjadi faktor kesehatan yang tidak layak," jelasnya.

Bantuan jamban tahap pertama untuk 10 warga tidak mampu di Desa Tlogoguwo itu merupakan bagian dari program Pemprov Jateng "Satu OPD Satu Desa Miskin". Selain jambanisasi, desa yang berbatasan dengan Kulonprogo, DIY itu juga mendapatkan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 100 unit pada 2019.

Desa Tlogoguwo termasuk desa tertinggal dan menjadi desa binaan Biro Umum Setda Jateng. Diharapkan program itu terus berlanjut sehingga angka kemiskinan di Jateng dapat ditekan. 

Kepala Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah Edy Supriyatna menyebutkan, berbagai terobosan dilakukan Pemprov Jawa Tengah untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya melalui program "Satu OPD Satu Desa". Total terdapat 745 desa binaan yang tersebar di 14 kabupaten zona merah miskin.

"Sesuai arahan gubernur Jateng, Biro Umum mendapat tugas pendampingan di Desa Tlogoguwo. Kami menargetkan, akhir Desember 2019 membangun 50 unit jamban, untuk tahap awal, hari ini (24/8/019) kami menggandeng TNI dari Yonkav Ambarawa, bergotongroyong membangun 10 unit jamban di tujuh dusun di Desa Tlogoguwo," jelasnya.

Setelah pembangunan 50 jamban secara bertahap, lanjut dia, pihaknya akan memberikan bantuan RTLH untuk warga yang memenuhi syarat sebagai penerima bantuan pembangunan tempat tinggal. Selain itu juga beberapa fasilitas umum yang dibutukan warga, seperti gedung sekolah, layanan kesehatan, pasar tradisional, pelebaran jalan provinsi dan infrastruktur lainnya. Tidak sedikit warga Desa Tlogoguwo yang menempuh pendidikan mulai PAUD, SD, SMP, dan SMA di provinsi tetangga. 

Demikian juga layanan kesehatan dan kegiatan transaksi jual beli dilakukan di pasar Provinsi DIY karena jaraknya lebih dekat atau hanya butuh waktu 5 -15 menit menuju sekolah dan pasar dengan jalan kaki. Sedangkan ke sekolah dan pasar di Kaligesing antara 5-8 kilometer.

"Kami akan membuat kajian bersama instansi terkait kemudian membuat usulan kepada gubernur Jateng, untuk lebih memajukan wilayah perbatasan," imbuhnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu