Follow Us :              

Taj Yasin Ajak 3.730 Mahasiswa Baru Ikut Beri Solusi Masalah Bangsa

  04 September 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 665 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Ajak 3.730 Mahasiswa Baru Ikut Beri Solusi Masalah Bangsa

04 September 2019 | 08:00:00 | dibaca : 665
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan dan menggantikan generasi sebelumnya. Selain itu mahasiswa adalah generasi yang diharapkan mampu melakukan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik dan maju.

"Kita sebagai generasi penerus bangsa, kita akan meneruskan perjuangan dan harapan masa depan Indonesia. Kita dituntut dapat memberikan solusi maupun ide-ide agar Indonesia lebih maju, dihormati, dan menjadi rujukan dunia," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menyampaikan pidato kunci pada Pekan Ta'aruf Universitan Sultan Agung (Unissula) 2019, di Aula Unissula, Rabu(4/9/2019).

Di hadapan 3.730 mahasiswa baru Unisuula yang berasal dari berbagai penjuru nusantara, Taj Yasin mengajak generasi muda bangsa terutama para mahasiswa untuk bergerak bersama-sama menghadapi berbagai tantangan dan memajukan bangsa, serta membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.

"Unissula dinobatkan sebagai universitas Islam terbaik di Jawa Tengah, diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap Indonesia, sehingga bangsa kita mampu bersaing dengan bangsa lain," katanya.

Menurutnya, diskusi wawasan kebangsaan dan bela negara pekan ta'aruf  mahasiswa baru dengan tema "Peran Mahasiswa Dalam Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara" ini penting diselenggarakan sebagai momentum bagi semua tentang pentingnya sikap dan perilaku kebangsaan. Wawasan kebangsaan penting  ditanamkan pada setiap warga negara Indonesia dan harus benar-benar terealisasi dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya mengapresiasi kegiatan ini, karena mahasiswa memang perlu dididik dan ditanamkan tentang nilai-nilai kebangsaan, sehingga kita bersama-sama mengangkat dan membawa Indonesia. Kita harus bangga dengan keberagaman yang ada di Indonesia, dan kita harus hati-hati dengan orang atau kelompok-kelompok yang mencoba memecah belah bangsa," bebernya.


Mantan anggota DPRD Jateng itu berharap, semua rakyat Indonesia merajut kerukunan dan membangun persatuan, mengajak seluruh citivas akademika dan masyarakat  untuk bersama membangun Jawa Tengah, membangun masyarkat Jateng sebagai masyarakar yang madani, sejahtera, dan mencintai NKRI.

Menurutnya, Indonesia ibarat sebuah rumah atau sebuah bangunan sebagai tempat berteduh sehingga harus dirawat dan jaga. Indonesia ibarat sebuah rumah dengan Pancasila sebagai pondasi. Artinya Pancasila adalah dasar yang dibangun paling awal dari bagian yang lain, sehibgga Pancasila menjadi kekuatan utama dari tegaknya sebuah bangunan. 

Sedangkan UUD 1045  dalam sebuah rumah adalah sebagai tiang atau pilar yang berfungi sebagai penyangga bangunan agar berdiri kokoh dan kuat. Rumah itu tidak akan nyaman tanpa penghuni, dalam hal ini yaitu rakyat. Maka sebagai rakyat Indonesia yang bhineka atau terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama maka semua penghuninya harus hidup rukun. 

"Penghuninya adalah rakyat Indonesia. Karenanya penghuni rumah harus menjaga dan merawat rumah dan seisinya. Penghuni rumah besar bangsa Indonesia adalah rakyat yang terikat dalam Bhineka Tunggal Ika," pungkasnya.

Ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, Hasan Toha Putra menyatakan Unissula di bawah Yayasan Sultan Agung menolak keras paham radikalisme, terorisme, dan gerakan-gerakan lain yang bertentangan dengan Pancasila. Selain itu juga berkomitmen mendukung pemerintah, TNI, dan Polri dalam memerangi dan memberantas setiap gerakan dan organisasi yang berfaham radikal di seluruh pelosok Indonesia

"Kita adalah bangsa yang besar dan maju, Unissula menjadi poros terdepan dalam menjaga NKRI," tandasnya.

 

Baca juga : Berani Memulai, Kunci Utama Berwirausaha


Bagikan :

SEMARANG - Mahasiswa sebagai kaum intelektual merupakan generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan dan menggantikan generasi sebelumnya. Selain itu mahasiswa adalah generasi yang diharapkan mampu melakukan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik dan maju.

"Kita sebagai generasi penerus bangsa, kita akan meneruskan perjuangan dan harapan masa depan Indonesia. Kita dituntut dapat memberikan solusi maupun ide-ide agar Indonesia lebih maju, dihormati, dan menjadi rujukan dunia," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menyampaikan pidato kunci pada Pekan Ta'aruf Universitan Sultan Agung (Unissula) 2019, di Aula Unissula, Rabu(4/9/2019).

Di hadapan 3.730 mahasiswa baru Unisuula yang berasal dari berbagai penjuru nusantara, Taj Yasin mengajak generasi muda bangsa terutama para mahasiswa untuk bergerak bersama-sama menghadapi berbagai tantangan dan memajukan bangsa, serta membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain.

"Unissula dinobatkan sebagai universitas Islam terbaik di Jawa Tengah, diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap Indonesia, sehingga bangsa kita mampu bersaing dengan bangsa lain," katanya.

Menurutnya, diskusi wawasan kebangsaan dan bela negara pekan ta'aruf  mahasiswa baru dengan tema "Peran Mahasiswa Dalam Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara" ini penting diselenggarakan sebagai momentum bagi semua tentang pentingnya sikap dan perilaku kebangsaan. Wawasan kebangsaan penting  ditanamkan pada setiap warga negara Indonesia dan harus benar-benar terealisasi dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya mengapresiasi kegiatan ini, karena mahasiswa memang perlu dididik dan ditanamkan tentang nilai-nilai kebangsaan, sehingga kita bersama-sama mengangkat dan membawa Indonesia. Kita harus bangga dengan keberagaman yang ada di Indonesia, dan kita harus hati-hati dengan orang atau kelompok-kelompok yang mencoba memecah belah bangsa," bebernya.


Mantan anggota DPRD Jateng itu berharap, semua rakyat Indonesia merajut kerukunan dan membangun persatuan, mengajak seluruh citivas akademika dan masyarakat  untuk bersama membangun Jawa Tengah, membangun masyarkat Jateng sebagai masyarakar yang madani, sejahtera, dan mencintai NKRI.

Menurutnya, Indonesia ibarat sebuah rumah atau sebuah bangunan sebagai tempat berteduh sehingga harus dirawat dan jaga. Indonesia ibarat sebuah rumah dengan Pancasila sebagai pondasi. Artinya Pancasila adalah dasar yang dibangun paling awal dari bagian yang lain, sehibgga Pancasila menjadi kekuatan utama dari tegaknya sebuah bangunan. 

Sedangkan UUD 1045  dalam sebuah rumah adalah sebagai tiang atau pilar yang berfungi sebagai penyangga bangunan agar berdiri kokoh dan kuat. Rumah itu tidak akan nyaman tanpa penghuni, dalam hal ini yaitu rakyat. Maka sebagai rakyat Indonesia yang bhineka atau terdiri dari berbagai suku, ras, dan agama maka semua penghuninya harus hidup rukun. 

"Penghuninya adalah rakyat Indonesia. Karenanya penghuni rumah harus menjaga dan merawat rumah dan seisinya. Penghuni rumah besar bangsa Indonesia adalah rakyat yang terikat dalam Bhineka Tunggal Ika," pungkasnya.

Ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, Hasan Toha Putra menyatakan Unissula di bawah Yayasan Sultan Agung menolak keras paham radikalisme, terorisme, dan gerakan-gerakan lain yang bertentangan dengan Pancasila. Selain itu juga berkomitmen mendukung pemerintah, TNI, dan Polri dalam memerangi dan memberantas setiap gerakan dan organisasi yang berfaham radikal di seluruh pelosok Indonesia

"Kita adalah bangsa yang besar dan maju, Unissula menjadi poros terdepan dalam menjaga NKRI," tandasnya.

 

Baca juga : Berani Memulai, Kunci Utama Berwirausaha


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu