Follow Us :              

Program Kartu Tani Jateng Terbaik Nasional

  18 September 2019  |   16:00:00  |   dibaca : 330 
Kategori :
Bagikan :


Program Kartu Tani Jateng Terbaik Nasional

18 September 2019 | 16:00:00 | dibaca : 330
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG – Meski sempat dihujat, program Kartu Tani Jawa Tengah yang digagas Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mulai memberikan hasil positif. Bahkan dalam acara pertemuan perencanaan kebutuhan pupuk berbasis e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) di Banjarmasin, Senin (16/9/2019), program Kartu Tani Jateng dinobatkan sebagai terbaik nasional oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Suryo Banendro saat dikonfirmasi Rabu (18/9/2019) mengatakan, program Kartu Tani Jateng dinilai paling baik dibanding daerah lain karena sejumlah faktor. Diantaranya dari sisi implementasi penyaluran, tingkat implementasi penggunaan, hingga upload e-RDKK sebagai database Kartu Tani.

“Seluruh program Kartu Tani nasional dievaluasi, dan Jateng yang terbaik dari segi implementasi, transaksi, hingga penyusunan e-RDKK sebagai basis data program Kartu Tani itu,” kata Suryo.
Di tingkat implementasi penyaluran Kartu Tani lanjut Suryo, Jawa Tengah menjadi satu-satunya provinsi yang menyalurkan Kartu Tani ke seluruh petani di Kabupaten/Kota. Sebanyak 35 Kabupaten/Kota se Jateng menjadi sasaran dari program Kartu Tani itu.

“Hingga saat ini, sudah ada 2,5 juta dari 2,8 juta petani Jateng yang telah mendapatkan Kartu Tani. Artinya, jumlah petani yang belum mendapatkan Kartu Tani hanya tinggal 300.000 an saja. Sementara di provinsi lain, program Kartu Tani ini belum diterapkan di seluruh wilayah, Jatim dan Jabar saja belum secara keseluruhan,” tambahnya.
Selain itu, tingkat tansaksi penggunaan Kartu Tani untuk penebusan pupuk bersubsidi juga sangat besar di Jawa Tengah dan mengalahkan daerah lain. Dimana selama periode Januari hingga Agustus 2019 ini saja, sudah ada 119.329 transaksi dari para penerima Kartu Tani.

“Penghargaan ini akan menjadi penyemangat kami untuk menyukseskan program Kartu Tani. Sebab selain untuk memudahkan para petani, program ini sebenarnya adalah pendataan untuk mengetahui siapa, tanam apa, dimana dan berapa luasannya, untuk kemudian diambil kebijakan yang sesuai bagi mereka,” tutupnya.

Dalam beberapa kesempatan lain, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa program Kartu Tani bukan hanya berbicara soal pupuk bersubsidi, namun lebih pada pendataan petani di lapangan. Data pertanian itu penting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan.

“Saat ini, hanya Jawa Tengah yang memiliki data pertanian terlengkap dan tidak dimiliki daerah lain. Mulai data siapa petaninya, dimana lokasinya, dia tanam apa, berapa luasannya dan lain sebagainya. Data-data itu sangat penting untuk dasar pengambilan kebijakan soal pertanian kita di masa yang akan datang,” ucapnya.


Bagikan :

SEMARANG – Meski sempat dihujat, program Kartu Tani Jawa Tengah yang digagas Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mulai memberikan hasil positif. Bahkan dalam acara pertemuan perencanaan kebutuhan pupuk berbasis e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) di Banjarmasin, Senin (16/9/2019), program Kartu Tani Jateng dinobatkan sebagai terbaik nasional oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Suryo Banendro saat dikonfirmasi Rabu (18/9/2019) mengatakan, program Kartu Tani Jateng dinilai paling baik dibanding daerah lain karena sejumlah faktor. Diantaranya dari sisi implementasi penyaluran, tingkat implementasi penggunaan, hingga upload e-RDKK sebagai database Kartu Tani.

“Seluruh program Kartu Tani nasional dievaluasi, dan Jateng yang terbaik dari segi implementasi, transaksi, hingga penyusunan e-RDKK sebagai basis data program Kartu Tani itu,” kata Suryo.
Di tingkat implementasi penyaluran Kartu Tani lanjut Suryo, Jawa Tengah menjadi satu-satunya provinsi yang menyalurkan Kartu Tani ke seluruh petani di Kabupaten/Kota. Sebanyak 35 Kabupaten/Kota se Jateng menjadi sasaran dari program Kartu Tani itu.

“Hingga saat ini, sudah ada 2,5 juta dari 2,8 juta petani Jateng yang telah mendapatkan Kartu Tani. Artinya, jumlah petani yang belum mendapatkan Kartu Tani hanya tinggal 300.000 an saja. Sementara di provinsi lain, program Kartu Tani ini belum diterapkan di seluruh wilayah, Jatim dan Jabar saja belum secara keseluruhan,” tambahnya.
Selain itu, tingkat tansaksi penggunaan Kartu Tani untuk penebusan pupuk bersubsidi juga sangat besar di Jawa Tengah dan mengalahkan daerah lain. Dimana selama periode Januari hingga Agustus 2019 ini saja, sudah ada 119.329 transaksi dari para penerima Kartu Tani.

“Penghargaan ini akan menjadi penyemangat kami untuk menyukseskan program Kartu Tani. Sebab selain untuk memudahkan para petani, program ini sebenarnya adalah pendataan untuk mengetahui siapa, tanam apa, dimana dan berapa luasannya, untuk kemudian diambil kebijakan yang sesuai bagi mereka,” tutupnya.

Dalam beberapa kesempatan lain, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa program Kartu Tani bukan hanya berbicara soal pupuk bersubsidi, namun lebih pada pendataan petani di lapangan. Data pertanian itu penting untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan.

“Saat ini, hanya Jawa Tengah yang memiliki data pertanian terlengkap dan tidak dimiliki daerah lain. Mulai data siapa petaninya, dimana lokasinya, dia tanam apa, berapa luasannya dan lain sebagainya. Data-data itu sangat penting untuk dasar pengambilan kebijakan soal pertanian kita di masa yang akan datang,” ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu