Follow Us :              

Ganjar Kembali Lontarkan APBD Gotong Royong untuk Atasi Bencana

  18 September 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 407 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Kembali Lontarkan APBD Gotong Royong untuk Atasi Bencana

18 September 2019 | 11:00:00 | dibaca : 407
Kategori :
Bagikan :

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

DONGGALA - Proses pemulihan daerah terdampak bencana, menurut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo bisa dilakukan dengan cepat jika kepala daerah di tanah air menerapkan APBD gotong royong. 

APBD tersebut menurut Ganjar sebagai cadangan jika sewaktu-waktu terjadi bencana di wilayahnya maupun di daerah lain. Terlebih, lanjut Ganjar sebagian besar wilayah di Indonesia ini rawan bencana. 

"Kan bencana tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadinya. Jadi harus ada anggaran darurat khusus untuk penanganan bencana," kata Ganjar usai meresmikan SDN 20 Tondo Sirenja Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (18/9/2019). 

Secara teknis Ganjar menjelaskan, anggaran gotong royong tersebut bisa diganti APBD atau APBN dibtahun berikutnya. Hal tersebut juga untuk membuat masyarakat tidak khawatir ketika dilanda bencana karena sudah ada anggaran yang akan meng-cover.

"Bencana bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Kalau bencana, masyarakat panik. Kalau panik mereka sambat pada siapa? Kalau masyarakat sambat tapi pemerintah tidak punya anggaran bagaimana? APBD gotong royong inilah solusinya," kata Ganjar. 

Selain masyarakat tidak bakal panik, Ganjar mengatakan pemerintah juga setidaknya merasa lega karena sudah ada cadangan anggaran yang bukan hanya dibebankan kepada satu daerah. Di Donggala misalnya yang dilanda gempa dan tsunami pada 28 September 2018 silam. 

Pemkab Donggala, kata Ganjar saat ini tengah merasakan beban berat untuk proses recovery. Karena harus menanggung pembangunan 21.738 yang rusak. Saat ini proses pembangunan tahap 1 membangun 988 dengan total biaya sekitar Rp 46 miliar. Belum lagi untuk membangun 500 sekolah yang ambruk. 

"Saya membayangkan daerah kaya seperti DKI Jakarta misalnya, membantu pembuatan 5000 rumah, Jateng 3000 rumah. Jabar dan Jatim bisalah 4000 rumah," katanya. 

Menurut Ganjar untuk merealisasikan APBD gotong royong tersebut tidaklah sulit, hanya memerlukan komitmen dari kepala daerah dan anggota dewan. Namun demikian, meski telah melontarkan wacana tersebut dalam setahun terakhir, Ganjar belum nge-share ke kepala daerah lain. 

"Untuk mengatasi bencana APBD kabupaten ataupun provinsi tidak bakal mampu. Ini belum saya share ke temen-temen kepala daerah lain tapi sudah sampai ke Presiden," katanya.

 

Baca juga : Latihan Tanggap Bencana, Ganjar dan Siswa SD Donggala Sembunyi di Kolong Meja


Bagikan :

DONGGALA - Proses pemulihan daerah terdampak bencana, menurut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo bisa dilakukan dengan cepat jika kepala daerah di tanah air menerapkan APBD gotong royong. 

APBD tersebut menurut Ganjar sebagai cadangan jika sewaktu-waktu terjadi bencana di wilayahnya maupun di daerah lain. Terlebih, lanjut Ganjar sebagian besar wilayah di Indonesia ini rawan bencana. 

"Kan bencana tidak bisa diprediksi kapan dan di mana terjadinya. Jadi harus ada anggaran darurat khusus untuk penanganan bencana," kata Ganjar usai meresmikan SDN 20 Tondo Sirenja Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (18/9/2019). 

Secara teknis Ganjar menjelaskan, anggaran gotong royong tersebut bisa diganti APBD atau APBN dibtahun berikutnya. Hal tersebut juga untuk membuat masyarakat tidak khawatir ketika dilanda bencana karena sudah ada anggaran yang akan meng-cover.

"Bencana bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Kalau bencana, masyarakat panik. Kalau panik mereka sambat pada siapa? Kalau masyarakat sambat tapi pemerintah tidak punya anggaran bagaimana? APBD gotong royong inilah solusinya," kata Ganjar. 

Selain masyarakat tidak bakal panik, Ganjar mengatakan pemerintah juga setidaknya merasa lega karena sudah ada cadangan anggaran yang bukan hanya dibebankan kepada satu daerah. Di Donggala misalnya yang dilanda gempa dan tsunami pada 28 September 2018 silam. 

Pemkab Donggala, kata Ganjar saat ini tengah merasakan beban berat untuk proses recovery. Karena harus menanggung pembangunan 21.738 yang rusak. Saat ini proses pembangunan tahap 1 membangun 988 dengan total biaya sekitar Rp 46 miliar. Belum lagi untuk membangun 500 sekolah yang ambruk. 

"Saya membayangkan daerah kaya seperti DKI Jakarta misalnya, membantu pembuatan 5000 rumah, Jateng 3000 rumah. Jabar dan Jatim bisalah 4000 rumah," katanya. 

Menurut Ganjar untuk merealisasikan APBD gotong royong tersebut tidaklah sulit, hanya memerlukan komitmen dari kepala daerah dan anggota dewan. Namun demikian, meski telah melontarkan wacana tersebut dalam setahun terakhir, Ganjar belum nge-share ke kepala daerah lain. 

"Untuk mengatasi bencana APBD kabupaten ataupun provinsi tidak bakal mampu. Ini belum saya share ke temen-temen kepala daerah lain tapi sudah sampai ke Presiden," katanya.

 

Baca juga : Latihan Tanggap Bencana, Ganjar dan Siswa SD Donggala Sembunyi di Kolong Meja


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu