Follow Us :              

Dukungan Ulama Dorong Realisasi Program Pemprov Jateng

  25 September 2019  |   12:00:00  |   dibaca : 505 
Kategori :
Bagikan :


Dukungan Ulama Dorong Realisasi Program Pemprov Jateng

25 September 2019 | 12:00:00 | dibaca : 505
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Dukungan para ulama dan masyarakat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dinilai mampu mendorong terealisasi sejumlah program di berbagai bidang. Di antaranya pemberian insentif kepada para guru ngaji, hadiah bagi penghafal Alquran, serta mewujudkan kemandirian pondok pesantren melalui program ekonomi pesantren.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada Multaqo Ulama Internasional ke-13 Tahun 2019, di Universitas Islam Sultan Agung  (Unissula) Kota Semarang, Rabu (25/9/2019).

"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sinkron dan selalu mendengar apa yang diharapkan ulama di Jateng. Sehingga sejumlah program dapat teralisasi meskipun belum maksimal. Di antaranya program insentif untuk guru ngaji yang merupakan  bentuk perhatian pemprov kepada para ustad dan ustadzah di Jateng," katanya.

Ia menjelaskan, pelaksanaan program pemberian insentif untuk ustad dan ustadzah tahun 2019, Pemprov Jateng  mengucurkan anggaran Rp 205 miliar. Sedangkan untuk tahun 2020 sudah tercatat sebanyak 211.000 guru ngaji yang bakal terima insentif Rp 100 ribu per bulan dan dibagikan setiap tiga bulan sekali melalui rekening tabungan.

"Pemerintah Provinsi Jateng juga memiliki program khusus bagi santri atau pelajar penghafal Alquran 30 juz dan diwisuda oleh gurunya akan mendapat apresiasi dari pemprov Rp 1 juta per hafid atau hafidzah," jelasnya. 

Tidak kalah penting adalah program Ekonomi Pesantren atau Ekotren. Menurutnya, jumlah pesantren di Jateng yang mencapai lebih dari 5.000 dan tersebar di berbagai daerah di Jateng merupakan potensi yang sangat besar dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karenanya bukan hanya dari sisi metode mengajar atau materi yang disampaikan, namun kemandirian ekonomi ponpes juga perlu didorong dan didukung.

"Meskipun belum dilaksanakan secara menyeluruh, program Ekotren akan terus digenjot. Tahun 2019, pemprov sudah berupaya dengan menjemput bola di ponpes atau para kiai yang memiliki usaha. Termasuk santri dan kiai yang selama ini kesulitan memasarkan produknya karena terkendala belum mengantongi izin edar atau sertifikat halal," bebernya.

Selain membantu mengurus perizinan industri rumah tangga dan sertifikat halal, pemprov juga menyelenggarakan pelatihan berbagai keterampilan dengan peserta para santri dan kiai. Hingga pertengahan 2019, sekitar 100 kader dari ponpes telah dilatih supaya dapat mrngembangkan usahanya. 

Ia mencontohkan ide-ide cemerlang para santri di Kabupaten Pati dengan branding usaha retail. Melalui branding tersebut, diharapkan bakal muncul brand waralaba yang mampu bersaing dengan retail waralaba nasional yang telah populer di penjuru nusantara. 

"Kami butuh doa dan restu para ulama,  sehingga semua program Pemerintah Provinsi Jateng bisa terlaksana dengan baik," harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, di hadapan seribuan peserta multaqo yang terdiri dari sejumlah ulama dari berbagai negara, tokoh agama dan masyarakat, santri, dan Forkopimda, putra ulama kharismatik alm KH Maimoen Zubair itu berharap kepada umat muslim di Jateng pada khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk selalu mengedepankan kerukunan antarumat beragama dan menjaga persatuan bangsa, serta tidak melakukan fitnah maupun ujaran kebencian.

"Kita semua berharap semua warga negara Indonesia bisa hidup tentram dan nyaman. Kepada semua yang hafir di sini, doakan kami di pemprov dapat bekerja dengan baik, bisa berkhidmah pada pesantren dengan baik sehingga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai," pintanya.


Bagikan :

SEMARANG - Dukungan para ulama dan masyarakat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dinilai mampu mendorong terealisasi sejumlah program di berbagai bidang. Di antaranya pemberian insentif kepada para guru ngaji, hadiah bagi penghafal Alquran, serta mewujudkan kemandirian pondok pesantren melalui program ekonomi pesantren.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada Multaqo Ulama Internasional ke-13 Tahun 2019, di Universitas Islam Sultan Agung  (Unissula) Kota Semarang, Rabu (25/9/2019).

"Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sinkron dan selalu mendengar apa yang diharapkan ulama di Jateng. Sehingga sejumlah program dapat teralisasi meskipun belum maksimal. Di antaranya program insentif untuk guru ngaji yang merupakan  bentuk perhatian pemprov kepada para ustad dan ustadzah di Jateng," katanya.

Ia menjelaskan, pelaksanaan program pemberian insentif untuk ustad dan ustadzah tahun 2019, Pemprov Jateng  mengucurkan anggaran Rp 205 miliar. Sedangkan untuk tahun 2020 sudah tercatat sebanyak 211.000 guru ngaji yang bakal terima insentif Rp 100 ribu per bulan dan dibagikan setiap tiga bulan sekali melalui rekening tabungan.

"Pemerintah Provinsi Jateng juga memiliki program khusus bagi santri atau pelajar penghafal Alquran 30 juz dan diwisuda oleh gurunya akan mendapat apresiasi dari pemprov Rp 1 juta per hafid atau hafidzah," jelasnya. 

Tidak kalah penting adalah program Ekonomi Pesantren atau Ekotren. Menurutnya, jumlah pesantren di Jateng yang mencapai lebih dari 5.000 dan tersebar di berbagai daerah di Jateng merupakan potensi yang sangat besar dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karenanya bukan hanya dari sisi metode mengajar atau materi yang disampaikan, namun kemandirian ekonomi ponpes juga perlu didorong dan didukung.

"Meskipun belum dilaksanakan secara menyeluruh, program Ekotren akan terus digenjot. Tahun 2019, pemprov sudah berupaya dengan menjemput bola di ponpes atau para kiai yang memiliki usaha. Termasuk santri dan kiai yang selama ini kesulitan memasarkan produknya karena terkendala belum mengantongi izin edar atau sertifikat halal," bebernya.

Selain membantu mengurus perizinan industri rumah tangga dan sertifikat halal, pemprov juga menyelenggarakan pelatihan berbagai keterampilan dengan peserta para santri dan kiai. Hingga pertengahan 2019, sekitar 100 kader dari ponpes telah dilatih supaya dapat mrngembangkan usahanya. 

Ia mencontohkan ide-ide cemerlang para santri di Kabupaten Pati dengan branding usaha retail. Melalui branding tersebut, diharapkan bakal muncul brand waralaba yang mampu bersaing dengan retail waralaba nasional yang telah populer di penjuru nusantara. 

"Kami butuh doa dan restu para ulama,  sehingga semua program Pemerintah Provinsi Jateng bisa terlaksana dengan baik," harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, di hadapan seribuan peserta multaqo yang terdiri dari sejumlah ulama dari berbagai negara, tokoh agama dan masyarakat, santri, dan Forkopimda, putra ulama kharismatik alm KH Maimoen Zubair itu berharap kepada umat muslim di Jateng pada khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk selalu mengedepankan kerukunan antarumat beragama dan menjaga persatuan bangsa, serta tidak melakukan fitnah maupun ujaran kebencian.

"Kita semua berharap semua warga negara Indonesia bisa hidup tentram dan nyaman. Kepada semua yang hafir di sini, doakan kami di pemprov dapat bekerja dengan baik, bisa berkhidmah pada pesantren dengan baik sehingga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai," pintanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu