Follow Us :              

Sumut Tertarik Cara Ganjar Wujudkan Jateng Sebagai Smart Province

  03 October 2019  |   14:00:00  |   dibaca : 586 
Kategori :
Bagikan :


Sumut Tertarik Cara Ganjar Wujudkan Jateng Sebagai Smart Province

03 October 2019 | 14:00:00 | dibaca : 586
Kategori :
Bagikan :

Foto : Adi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Adi (Humas Jateng)

MEDAN - Cara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mewujudkan smart province membuat penasaran sejumlah pimpinan daerah. Salah satunya adalah Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajeckshah.

Saat menghadiri acara Mille nial Fest Industri 4.0 di Hotel Adi Mulia Medan, Kamis (3/10/2019), Wagub Sumut yang akrab disapa Ijeck itu menanyakan langsung kepada Ganjar. Ganjar memang diundang hadir dalam acara yang membahas tentang smart province tersebut.

Di depan Ganjar, Ijeck mengatakan sangat penasaran dengan cara Ganjar mewujudkan smart province di Jawa Tengah. Sebab menurutya, selama setahun memimpin Sumatera Utara, dirinya masih kesulitan untuk menerapkan e-goverment.

"Jateng sudah sangat teruji dalam melaksanakan e-goverment dengan baik. Jateng sudah menjadi smart province dan kami ingin belajar banyak. Saya jadi penasaran, kira-kira apa rahasia pak Ganjar ya, bisa melaksanakan itu dengan baik," tanya dia.

Pertanyaan itu dilontarkan Ijeck karena menilai betapa sulitnya mewujudkan smart province di daerahnya. Hal tersulit adalah bagaimana sumber daya manusia yang tidak mau bergerak cepat, padahal sarana prasarana sudah siap.

"Banyak para Aparatur Sipil Negara (ASN) kita sulit untuk mewujudkan itu. Padahal kami ingin cepat, namun mau bagaimana lagi, dari bawah kurang mendukung," kata dia.

Menjawab hal itu, Ganjar mengatakan bahwa untuk membuat sebuah dobrakan memang dubutuhkan ketegasan. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan memaksa semua pejabat di lingkungan Pemprov Jateng.

"Saya paksa agar semua melek teknologi untuk melayani masyarakat. Awalnya sulit, terus saya paksa. Bahkan saya pastikan, di Jateng jika ada Kepala OPD tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cepat, saya pastikan jabatannya hilang," ucap Ganjar.

Ganjar menerangkan, di lingkungan Pemprov Jateng, semua Kepala OPD diwajibkan memiliki akun media sosial untuk melayani masyarakat. Dan semua akun yang dimiliki itu wajib terverifikasi atau centang biru.

"Dengan akun media sosial itu, setiap ada keluhan atau aduan dari masyarakat, semua wajib menindaklanjuti. Awalnya dulu 2x24 jam harus selesai, kemudian lama-lama jadi 1x24 jam dan sekarang semua berlomba-lomba untuk yang tercepat," paparnya.

Dengan pemaksaan dan sedikit ancaman itu lanjut Ganjar, semua dinas di lingkungan Pemprov Jateng bergerak. Dari yang awalnya mereka terpaksa, saat ini semua OPD di Jateng saling berlomba untuk berinovasi dalam hal pelayanan masyarakat.

"Contohnya, dulu ada program Jateng Tanpa Lubang, sekarang program itu telah berkembang menjadi Jalan Cantik. Apakah itu mudah? Tidak. Semua butuh proses, dan saya yakin Sumut akan mampu mewujudkan itu," terangnya.

Selain menggunakan akun media sosial untuk melayani masyarakat, Jateng lanjut Ganjar juga memiliki Goverment Resource Management System (GRMS). Melalui sistem tersebut, semua sistem layanan informasi di Pemprov Jateng menjadi terintegrasi.

"Saya belajar ini dari Bu Risma Surabaya dan saya kembangkan sesuai kebutuhan Jateng. Makanya ndak usah malu mencontoh, kalau Sumut mau meniru, silahkan saja," pungkasnya.


Bagikan :

MEDAN - Cara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mewujudkan smart province membuat penasaran sejumlah pimpinan daerah. Salah satunya adalah Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajeckshah.

Saat menghadiri acara Mille nial Fest Industri 4.0 di Hotel Adi Mulia Medan, Kamis (3/10/2019), Wagub Sumut yang akrab disapa Ijeck itu menanyakan langsung kepada Ganjar. Ganjar memang diundang hadir dalam acara yang membahas tentang smart province tersebut.

Di depan Ganjar, Ijeck mengatakan sangat penasaran dengan cara Ganjar mewujudkan smart province di Jawa Tengah. Sebab menurutya, selama setahun memimpin Sumatera Utara, dirinya masih kesulitan untuk menerapkan e-goverment.

"Jateng sudah sangat teruji dalam melaksanakan e-goverment dengan baik. Jateng sudah menjadi smart province dan kami ingin belajar banyak. Saya jadi penasaran, kira-kira apa rahasia pak Ganjar ya, bisa melaksanakan itu dengan baik," tanya dia.

Pertanyaan itu dilontarkan Ijeck karena menilai betapa sulitnya mewujudkan smart province di daerahnya. Hal tersulit adalah bagaimana sumber daya manusia yang tidak mau bergerak cepat, padahal sarana prasarana sudah siap.

"Banyak para Aparatur Sipil Negara (ASN) kita sulit untuk mewujudkan itu. Padahal kami ingin cepat, namun mau bagaimana lagi, dari bawah kurang mendukung," kata dia.

Menjawab hal itu, Ganjar mengatakan bahwa untuk membuat sebuah dobrakan memang dubutuhkan ketegasan. Salah satu cara yang dilakukannya adalah dengan memaksa semua pejabat di lingkungan Pemprov Jateng.

"Saya paksa agar semua melek teknologi untuk melayani masyarakat. Awalnya sulit, terus saya paksa. Bahkan saya pastikan, di Jateng jika ada Kepala OPD tidak bisa menyelesaikan masalah dengan cepat, saya pastikan jabatannya hilang," ucap Ganjar.

Ganjar menerangkan, di lingkungan Pemprov Jateng, semua Kepala OPD diwajibkan memiliki akun media sosial untuk melayani masyarakat. Dan semua akun yang dimiliki itu wajib terverifikasi atau centang biru.

"Dengan akun media sosial itu, setiap ada keluhan atau aduan dari masyarakat, semua wajib menindaklanjuti. Awalnya dulu 2x24 jam harus selesai, kemudian lama-lama jadi 1x24 jam dan sekarang semua berlomba-lomba untuk yang tercepat," paparnya.

Dengan pemaksaan dan sedikit ancaman itu lanjut Ganjar, semua dinas di lingkungan Pemprov Jateng bergerak. Dari yang awalnya mereka terpaksa, saat ini semua OPD di Jateng saling berlomba untuk berinovasi dalam hal pelayanan masyarakat.

"Contohnya, dulu ada program Jateng Tanpa Lubang, sekarang program itu telah berkembang menjadi Jalan Cantik. Apakah itu mudah? Tidak. Semua butuh proses, dan saya yakin Sumut akan mampu mewujudkan itu," terangnya.

Selain menggunakan akun media sosial untuk melayani masyarakat, Jateng lanjut Ganjar juga memiliki Goverment Resource Management System (GRMS). Melalui sistem tersebut, semua sistem layanan informasi di Pemprov Jateng menjadi terintegrasi.

"Saya belajar ini dari Bu Risma Surabaya dan saya kembangkan sesuai kebutuhan Jateng. Makanya ndak usah malu mencontoh, kalau Sumut mau meniru, silahkan saja," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu