Follow Us :              

Warga Karangtengah Dibuatkan Jamban dan Mulai Olah Sampah

  11 October 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 1123 
Kategori :
Bagikan :


Warga Karangtengah Dibuatkan Jamban dan Mulai Olah Sampah

11 October 2019 | 11:00:00 | dibaca : 1123
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

BANYUMAS - Kesehatan lingkungan menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Bappeda Jateng untuk menanggulangi kemiskinan di Desa Karangtengah, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. Berbagai program mulai perbaikan sanitasi rumah hingga pengolahan limbah atau sampah rumah tangga mulai diberdayakan. Hasilnya warga desa mulai membuat jamban dan mengolah sampah menjadi barang bernilai jual.

"Kesehatan masih menjadi masalah krusial di Desa Karangtengah ini. Tadi dari paparan Kepala Bappeda Jateng selaku orang tua asuh masih butuh peningkatan kualitas hidup. Masih banyak yang belum punya jamban, makanya melalui program desa binaan kami telah bangun sekitar 200 jamban. Itu yang sudah selesai, masih ada lagi yang dikerjakan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat berkunjung di Desa Karangtengah, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jumat (11/10/2019).

Diharapkan setelah tersentuh program pemerintah, masyarakat di Desa Karangtengah bisa menjadi lebih sehat. Selain itu budaya atau kebiasaan masyarakat yang buang air di kolam juga mulai hilang. Menurut Wagub, membaiknya kualitas hidup dan budaya masyarakat akan mengurangi angka kemiskinan di daerah tersebut.

"Kita ditunggu, generasi kita ditunggu untuk memimpin dunia. Kalau mau memimpin dunia kita harus sehat dulu.
Lingkungan sehat, makan lima sempurna, gizi jelas,"ungkap Wagub.

Selain masalah sanitasi, hal lain yang menjadi fokus di Desa Karangtengah adalah pengolahan sampah. Sampah-sampah menumpuk dan menjadi sumber penyakit perlahan mulai diolah. Dari barang tidak berguna menjadi barang bermanfaat dan memiliki nilai jual.

Di antaranya adalah pembuatan batu bata dan paving dengan bahan baku plastik bekas. Setidaknya setiap 20 kilogram sampah plastik dapat diolah menjadi batu bata atau paving dengan ukuran 1 meter.

"Sampah yang jadi masalah dunia perlahan mulai dimanfaatkan menggunakan alat yang masih terbatas. Meski demikian itu langkah bagus karena ada keinginan untuk bersih-bersih lingkungan. Selain itu juga bisa meningkatkan perekonomian," jelasnya.

"Tadi juga ada yang membuat kerajinan dari tempurung kelapa dan bambu. Hasilnya bagus. Ternyata limbah bisa diolah menjadi barang berharga dan bernilai tinggi," sambung Taj Yasin.

Sementara itu, Kepala Bappeda Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan selain jambanisasi dan pelatihan pengolahan sampah, rumah tidak layak huni (RTLH) juga menjadi perhatian. Di Desa Karangtengah tercatat ada sekitar tiga rumah yang diperbaiki.

"Jamban sehat ini dari data kami ada sekitar 350 rumah belum memiliki jamban, lalu ada sekitar 1000 rumah ada jamban tetapi tidak sehat. Ini sudah tertangani 200 jamban. Untuk RTLH tadi ada tiga rumah yakni milik Piranto, Sukirno, dan Tono," katanya.


Bagikan :

BANYUMAS - Kesehatan lingkungan menjadi salah satu fokus Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Bappeda Jateng untuk menanggulangi kemiskinan di Desa Karangtengah, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. Berbagai program mulai perbaikan sanitasi rumah hingga pengolahan limbah atau sampah rumah tangga mulai diberdayakan. Hasilnya warga desa mulai membuat jamban dan mengolah sampah menjadi barang bernilai jual.

"Kesehatan masih menjadi masalah krusial di Desa Karangtengah ini. Tadi dari paparan Kepala Bappeda Jateng selaku orang tua asuh masih butuh peningkatan kualitas hidup. Masih banyak yang belum punya jamban, makanya melalui program desa binaan kami telah bangun sekitar 200 jamban. Itu yang sudah selesai, masih ada lagi yang dikerjakan," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat berkunjung di Desa Karangtengah, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jumat (11/10/2019).

Diharapkan setelah tersentuh program pemerintah, masyarakat di Desa Karangtengah bisa menjadi lebih sehat. Selain itu budaya atau kebiasaan masyarakat yang buang air di kolam juga mulai hilang. Menurut Wagub, membaiknya kualitas hidup dan budaya masyarakat akan mengurangi angka kemiskinan di daerah tersebut.

"Kita ditunggu, generasi kita ditunggu untuk memimpin dunia. Kalau mau memimpin dunia kita harus sehat dulu.
Lingkungan sehat, makan lima sempurna, gizi jelas,"ungkap Wagub.

Selain masalah sanitasi, hal lain yang menjadi fokus di Desa Karangtengah adalah pengolahan sampah. Sampah-sampah menumpuk dan menjadi sumber penyakit perlahan mulai diolah. Dari barang tidak berguna menjadi barang bermanfaat dan memiliki nilai jual.

Di antaranya adalah pembuatan batu bata dan paving dengan bahan baku plastik bekas. Setidaknya setiap 20 kilogram sampah plastik dapat diolah menjadi batu bata atau paving dengan ukuran 1 meter.

"Sampah yang jadi masalah dunia perlahan mulai dimanfaatkan menggunakan alat yang masih terbatas. Meski demikian itu langkah bagus karena ada keinginan untuk bersih-bersih lingkungan. Selain itu juga bisa meningkatkan perekonomian," jelasnya.

"Tadi juga ada yang membuat kerajinan dari tempurung kelapa dan bambu. Hasilnya bagus. Ternyata limbah bisa diolah menjadi barang berharga dan bernilai tinggi," sambung Taj Yasin.

Sementara itu, Kepala Bappeda Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan selain jambanisasi dan pelatihan pengolahan sampah, rumah tidak layak huni (RTLH) juga menjadi perhatian. Di Desa Karangtengah tercatat ada sekitar tiga rumah yang diperbaiki.

"Jamban sehat ini dari data kami ada sekitar 350 rumah belum memiliki jamban, lalu ada sekitar 1000 rumah ada jamban tetapi tidak sehat. Ini sudah tertangani 200 jamban. Untuk RTLH tadi ada tiga rumah yakni milik Piranto, Sukirno, dan Tono," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu