Follow Us :              

Zakat Jateng jadi Solusi Pengentasan  Kemiskinan

  18 October 2019  |   08:00:00  |   dibaca : 1725 
Kategori :
Bagikan :


Zakat Jateng jadi Solusi Pengentasan  Kemiskinan

18 October 2019 | 08:00:00 | dibaca : 1725
Kategori :
Bagikan :

Foto : Irfani (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Irfani (Humas Jateng)

SEMARANG - Potensi zakat Provinsi Jawa Tengah mencapai lebih dari 200 miliar per tahun. Potensi dari zakat penghasilan ASN di pemprov dan kabupaten/ kota tersebut, mampu menjadi solusi mengentaskan kemiskinan yang tersebar di kabupaten dan kota di Jateng yang masuk zona merah. 

Pernyataan itu terungkap pada dialog interaktif di Stasiun TVRI Jateng, Jumat (18/10/2019). Hadir sebagai narasumber dalam dialog bertema" Bagaimana Upaya Pengentasan Kemiskinan di Jateng' itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng KH Ahmad Darodji, dan Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo KH Imam Taufik.

"Upaya pengentasan kemiskinan memerlukan metode dan strategi yang fokus. Selain itu juga butuh komitmen pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya memanfaatkan potensi zakat ASN di Jateng," kata Taj Yasin.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyebutkan, angka kemiskinan di Jateng masih cukup tinggi atau sekitar 10,8 persen atau 3,7 juta jiwa. Berbagai upaya dilakukan, antara lain pembangunan infrasrtuktur untuk mempermudah akses ekonomi hingga pelosok desa, peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui beragam pelatihan keterampilan, pemberian beasiswa bagi siswa tidak mampu, serta program 'Satu OPD Satu Desa Binaan' yang diinisiasi Pemprov Jateng.

Beberapa tahun terakhir, Pemprov Jateng bekerjasama dengan Baznas Jateng melakukan pelatihan untuk meningkatkan SDM. Antara lain pelatihan ketenagakerjaan, pelatihan membuat makanan ringan, pembudidayaan ikan lele, pertanian dan sebagainya. Sejumlah kegiatan itu diselenggarakan di beberapa daerah guna mengurangi angka pengangguran dan mendorong wirausaha.

"Beberapa waktu lalu kita sudah melakukan pelatihan tenaga konstruksi bangunan, sehingga setelah peserta mendapatkan sertifikat dan bekerja sesuai keahliannya bisa mendapatkan hak-haknya. Bahkan tidak sedikit warga yang telah mengikuti pelatihan dan bersertfikat mendapatkan pekerjaan di beberapa negara tetangga," bebernya.

Selain itu, melalui kerjasama dengan Baznas,  pemprov juga akan mendirikan SMK berbasis industri. Kedepan tidak hanya memberikan beasiswa kepada 10 ribu siswa tidak mampu di tiga SMK negeri di Jateng, namun beasiswa juga akan ditingkatkan dengan pemberian beasiswa kepada siswa tidak mampu di pendidikan tingkat aliyah. 

Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji menjelaskan, potensi zakat di Jateng sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan. Satu kabupaten/kota rata-rata mampu mengumpulkan kurang lebih Rp5 miliar per tahun. Apabila besaran tersebut dikumpulkan dari 35 kabupaten/kota di Jateng dan ditambah dari Pemprov Jateng sebesar Rp 70-75 miliar per tahun.

"Jika potensi tersebut dapat terlaksana, maka angka Rp250 miliar per tahun akan menjadi kenyataan untuk mengentaskan kemiskinan," ujarnya.

Tingginya potensi zakat di Jateng, lanjut dia, tidak lepas dari peran gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah yang terus mendorong ASN dalam mengeluarkan zakat. Sehingga Baznas Jateng turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam penanggulangan kemiskinan dengan jumlah tertinggi tersebar di 14 kabupaten. 

"Mengentaskan kemiskinan adalah tugas kita bersama. Allah juga memerintahkan agar dalam membantu sesama kita harus mengutamakan warga miskin. 

Dalam waktu dekat, Baznas bersama lihak swasta juga akan ikut mengentaskan kemiskinan yang difokuskan dalam satu desa di satu kecamatan," katanya.

 

Baca juga : Perbaruan Data Penting untuk Penanggulangan Kemiskinan


Bagikan :

SEMARANG - Potensi zakat Provinsi Jawa Tengah mencapai lebih dari 200 miliar per tahun. Potensi dari zakat penghasilan ASN di pemprov dan kabupaten/ kota tersebut, mampu menjadi solusi mengentaskan kemiskinan yang tersebar di kabupaten dan kota di Jateng yang masuk zona merah. 

Pernyataan itu terungkap pada dialog interaktif di Stasiun TVRI Jateng, Jumat (18/10/2019). Hadir sebagai narasumber dalam dialog bertema" Bagaimana Upaya Pengentasan Kemiskinan di Jateng' itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng KH Ahmad Darodji, dan Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo KH Imam Taufik.

"Upaya pengentasan kemiskinan memerlukan metode dan strategi yang fokus. Selain itu juga butuh komitmen pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya memanfaatkan potensi zakat ASN di Jateng," kata Taj Yasin.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyebutkan, angka kemiskinan di Jateng masih cukup tinggi atau sekitar 10,8 persen atau 3,7 juta jiwa. Berbagai upaya dilakukan, antara lain pembangunan infrasrtuktur untuk mempermudah akses ekonomi hingga pelosok desa, peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui beragam pelatihan keterampilan, pemberian beasiswa bagi siswa tidak mampu, serta program 'Satu OPD Satu Desa Binaan' yang diinisiasi Pemprov Jateng.

Beberapa tahun terakhir, Pemprov Jateng bekerjasama dengan Baznas Jateng melakukan pelatihan untuk meningkatkan SDM. Antara lain pelatihan ketenagakerjaan, pelatihan membuat makanan ringan, pembudidayaan ikan lele, pertanian dan sebagainya. Sejumlah kegiatan itu diselenggarakan di beberapa daerah guna mengurangi angka pengangguran dan mendorong wirausaha.

"Beberapa waktu lalu kita sudah melakukan pelatihan tenaga konstruksi bangunan, sehingga setelah peserta mendapatkan sertifikat dan bekerja sesuai keahliannya bisa mendapatkan hak-haknya. Bahkan tidak sedikit warga yang telah mengikuti pelatihan dan bersertfikat mendapatkan pekerjaan di beberapa negara tetangga," bebernya.

Selain itu, melalui kerjasama dengan Baznas,  pemprov juga akan mendirikan SMK berbasis industri. Kedepan tidak hanya memberikan beasiswa kepada 10 ribu siswa tidak mampu di tiga SMK negeri di Jateng, namun beasiswa juga akan ditingkatkan dengan pemberian beasiswa kepada siswa tidak mampu di pendidikan tingkat aliyah. 

Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji menjelaskan, potensi zakat di Jateng sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan. Satu kabupaten/kota rata-rata mampu mengumpulkan kurang lebih Rp5 miliar per tahun. Apabila besaran tersebut dikumpulkan dari 35 kabupaten/kota di Jateng dan ditambah dari Pemprov Jateng sebesar Rp 70-75 miliar per tahun.

"Jika potensi tersebut dapat terlaksana, maka angka Rp250 miliar per tahun akan menjadi kenyataan untuk mengentaskan kemiskinan," ujarnya.

Tingginya potensi zakat di Jateng, lanjut dia, tidak lepas dari peran gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah yang terus mendorong ASN dalam mengeluarkan zakat. Sehingga Baznas Jateng turut berpartisipasi dan berkontribusi dalam penanggulangan kemiskinan dengan jumlah tertinggi tersebar di 14 kabupaten. 

"Mengentaskan kemiskinan adalah tugas kita bersama. Allah juga memerintahkan agar dalam membantu sesama kita harus mengutamakan warga miskin. 

Dalam waktu dekat, Baznas bersama lihak swasta juga akan ikut mengentaskan kemiskinan yang difokuskan dalam satu desa di satu kecamatan," katanya.

 

Baca juga : Perbaruan Data Penting untuk Penanggulangan Kemiskinan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu