Follow Us :              

Gus Yasin : Kyai Jangan Hanya Edukasi Agama Saja

  20 October 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 842 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin : Kyai Jangan Hanya Edukasi Agama Saja

20 October 2019 | 11:00:00 | dibaca : 842
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

REMBANG - Pada era digitalisasi dan globalisasi, tantangan santri Indonesia kedepan semakin tidak ringan, bahkan tidak hanya berlari tetapi harus mampu meloncat. Selain itu santri tidak hanya dituntut mahir membaca kitab dan belajar agama, namun juga harus mampu menguasai keterampilan di berbagai bidang.

"Mari kita tunjukkan bahwa santri bisa mewarnai segala lini, termasuk sektor ekonomi. Pada era sekarang ini, para santri tidak lagi dituntut berlari tetapi harus mampu meloncat. Selain itu santri mampu menjaga NKRI dan menjadi penerus penerus tokoh-tokoh nasional," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat membuka lomba dan pemeran produk unggulan pondok pesantren di Alun-alun Rembang, Minggu (20/10/2019).

Pada pameran dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional tingkat Jawa Tengah itu, Taj Yasin menyampaikan, pada era revolusi industri seperti sekarang, santri harus inovatif dan kreatif. Ia mencontohkan beragam produk UMKM karya para santri yang berasal dari 35 kabupen/kota di Jateng yang dipamerkan pada peringatan ke-5 Hari Santri Nasional, seperti kain tenun dan sarung batik, serta seni kaligrafi dari Ponpes Miftahul Huda Grobogan yang pemasarannya tembus mancanegara.

"Pemprov melalui Dinas Koperasi dan UMKM terus melakukan pendampingan di ponpes-ponpes, termasuk berbagai pelatihan keterampilan berwirausaha, pengurus izin usaha, pengemasan, pemasaran, pengelolaan gudang, dan manajemen keuangan. Sehingga para santri mendapatkan skill untuk bekal berwirausaha," bebernya.

Termasuk ponpes di Pati yang sudah membuka toko retail berbasis pondok pesantren dengan brand Sentramart. Lebih dari itu toko retail umum, toko ponpes ini juga menjual produk-produk UMKM lokal, sehingga toko retail dengan pengeloaan sepenuhnya oleh ponpes ini, juga ikut memberdayakan UMKM di sekitarnya.

Menurutnya, beragam produk para santri harus dipasarkan lebih luas. Model pemasaran tidak hanya secara manual, tetapi harus memanfaatkan internet sehingga jangkauannya meluas. Tidak kalah penting adalah kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga produk-produk ponpes dapat bersaing dengan produk lainnya.

Ia menyebutkan, potensi produk unggulan ponpes di Jateng sangat tinggi. Apalagi jumlah ponpes yang tersebar di Jateng lebih dari 4.000 ponpes, apabila ada 50 persen pondok pesantren memiliki produk unggulan, maka sekitar 200 produk diharapkan dapat meningkatkan ekonomi para santri dan ponpes. 

"Saya berharap, para kiai dapat mengedukasi para santrinya. Tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga keterampilan lainnya, termasuk ekonomi. Sehingga jika ada permasalahan maka Islam bisa menjadi penyelesaianya," harapnya.

Bupati Rembang Abdul Hafidz berharap, peringatan ke-5 Hari Santri Nasional, mampu membangkitkan santri-santri milenial di penjuru nusantara. Sehingga santi sekarang dan kedepan tidak hanya mahir kitab kuning atau belajar agama dan olahraga, namun juga mengusai ekonomi

"Terimakasih bapak gubernur dan wakil gubernur yang telah merumuskan langkah-langkah untuk kemajuan pesantren di era milenial dan globalisasi, sehingga pesantren tidak kalah dengan yang lain," katanya.

Menurutnya, peringatan Hari Santri Nasional tingkat Jateng yang ditempatkan di Rembang, diharapkan kedepan ada langkah-langkah yang lebih konkrit supaya pesantren lebih bangkit di berbagai bidang sekaligus mempunyai daya ungkit untuk membangun Indonesia, termasuk membangun Rembang. Apalagi Rembang merupakan Kota Santri dan telah melahirkan banyak tokoh-tokoh nasional. 


Bagikan :

REMBANG - Pada era digitalisasi dan globalisasi, tantangan santri Indonesia kedepan semakin tidak ringan, bahkan tidak hanya berlari tetapi harus mampu meloncat. Selain itu santri tidak hanya dituntut mahir membaca kitab dan belajar agama, namun juga harus mampu menguasai keterampilan di berbagai bidang.

"Mari kita tunjukkan bahwa santri bisa mewarnai segala lini, termasuk sektor ekonomi. Pada era sekarang ini, para santri tidak lagi dituntut berlari tetapi harus mampu meloncat. Selain itu santri mampu menjaga NKRI dan menjadi penerus penerus tokoh-tokoh nasional," ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat membuka lomba dan pemeran produk unggulan pondok pesantren di Alun-alun Rembang, Minggu (20/10/2019).

Pada pameran dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional tingkat Jawa Tengah itu, Taj Yasin menyampaikan, pada era revolusi industri seperti sekarang, santri harus inovatif dan kreatif. Ia mencontohkan beragam produk UMKM karya para santri yang berasal dari 35 kabupen/kota di Jateng yang dipamerkan pada peringatan ke-5 Hari Santri Nasional, seperti kain tenun dan sarung batik, serta seni kaligrafi dari Ponpes Miftahul Huda Grobogan yang pemasarannya tembus mancanegara.

"Pemprov melalui Dinas Koperasi dan UMKM terus melakukan pendampingan di ponpes-ponpes, termasuk berbagai pelatihan keterampilan berwirausaha, pengurus izin usaha, pengemasan, pemasaran, pengelolaan gudang, dan manajemen keuangan. Sehingga para santri mendapatkan skill untuk bekal berwirausaha," bebernya.

Termasuk ponpes di Pati yang sudah membuka toko retail berbasis pondok pesantren dengan brand Sentramart. Lebih dari itu toko retail umum, toko ponpes ini juga menjual produk-produk UMKM lokal, sehingga toko retail dengan pengeloaan sepenuhnya oleh ponpes ini, juga ikut memberdayakan UMKM di sekitarnya.

Menurutnya, beragam produk para santri harus dipasarkan lebih luas. Model pemasaran tidak hanya secara manual, tetapi harus memanfaatkan internet sehingga jangkauannya meluas. Tidak kalah penting adalah kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga produk-produk ponpes dapat bersaing dengan produk lainnya.

Ia menyebutkan, potensi produk unggulan ponpes di Jateng sangat tinggi. Apalagi jumlah ponpes yang tersebar di Jateng lebih dari 4.000 ponpes, apabila ada 50 persen pondok pesantren memiliki produk unggulan, maka sekitar 200 produk diharapkan dapat meningkatkan ekonomi para santri dan ponpes. 

"Saya berharap, para kiai dapat mengedukasi para santrinya. Tidak hanya mengajarkan agama tetapi juga keterampilan lainnya, termasuk ekonomi. Sehingga jika ada permasalahan maka Islam bisa menjadi penyelesaianya," harapnya.

Bupati Rembang Abdul Hafidz berharap, peringatan ke-5 Hari Santri Nasional, mampu membangkitkan santri-santri milenial di penjuru nusantara. Sehingga santi sekarang dan kedepan tidak hanya mahir kitab kuning atau belajar agama dan olahraga, namun juga mengusai ekonomi

"Terimakasih bapak gubernur dan wakil gubernur yang telah merumuskan langkah-langkah untuk kemajuan pesantren di era milenial dan globalisasi, sehingga pesantren tidak kalah dengan yang lain," katanya.

Menurutnya, peringatan Hari Santri Nasional tingkat Jateng yang ditempatkan di Rembang, diharapkan kedepan ada langkah-langkah yang lebih konkrit supaya pesantren lebih bangkit di berbagai bidang sekaligus mempunyai daya ungkit untuk membangun Indonesia, termasuk membangun Rembang. Apalagi Rembang merupakan Kota Santri dan telah melahirkan banyak tokoh-tokoh nasional. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu