Follow Us :              

Perhatian Pada Madin, Jateng Terima Penghargaan dari FKDT

  24 October 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 1478 
Kategori :
Bagikan :


Perhatian Pada Madin, Jateng Terima Penghargaan dari FKDT

24 October 2019 | 19:00:00 | dibaca : 1478
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

BANGKA BELITUNG - Perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada guru-guru TPQ, madrasah diniyah dan pondok pesantren, membawa Jawa Tengah mendapatkan penghargaan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmaliyah (FKDT). 

Penghargaan diberikan kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen pada Pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Tingkat Nasional (PORSADINAS) IV tahun 2019, Kamis (24/10/2019) malam di Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Wakil Gubernur Taj Yasin mengatakan, faktor yang membuat Jawa Tengah mendapat penghargaan tersebut karena sejak awal 2019 ini, fokus memberikan insentif kepada pengajar agama Islam se-Jawa Tengah.  

Pemberian dana itu sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Jateng terhadap kondisi guru madrasah, TPQ dan pondok pesantren agar semakin bermutu dan professional dalam mendidik generasi bangsa ke depan. 

“Insentif kepada guru madin, ponpes, dan guru keagamaan, itu yang menjadi indikator penilaian. Tim penilai dari teman-teman FKDT pusat, yang mana ini merupakan lembaga stakeholder yang bekerja sama dengan Kemenag,” tuturnya.

Taj Yasin menambahkan, pemberian insentif kepada guru keagamaan juga menjadi salah satu cara untuk mendekatkan hubungan antara pemerintah dengan lembaga keagamaan. Dengan begitu, dapat terjalin komunikasi dan hubungan yang harmonis.

“Ini menjadi tanggungjawab kita untuk merangkul semua elemen masyarakat, khususnya guru agama, di mana di dalamnya ada madin. Dengan demikian,bisa terjalin kerja sama untuk menanggulangi paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila,” katanya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT) Lukman Hakim menyambung, Madrasah Diniyah Takmiliyah telah ada di nusantara sebelum Indonesia merdeka. Keberadaan Madin telah memberikan andil bagi harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, sekaligus menjaga akhlak bangsa.

Lukman menerangkan, para pembawa Islam di nusantara, walisongo, para ulama dan kyai, telah menyebarkan, menanamkan dan mengajarkan Islam dengan penuh kedamaian, tanpa memberangus kearifan lokal.

“Model pendidikan khas pesantren dan madrasah diniyah inilah yang menjadikan indonesia aman dan damai”, katanya.

Karena itu, Ketua IKA Walisongo ini juga mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada Kepala Daerah di tingkat Provinsi maupun kabupaten/ kota yang telah serius pada pengembangan madin, sehingga saat ini berkembang dengan pesat.


Bagikan :

BANGKA BELITUNG - Perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada guru-guru TPQ, madrasah diniyah dan pondok pesantren, membawa Jawa Tengah mendapatkan penghargaan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmaliyah (FKDT). 

Penghargaan diberikan kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen pada Pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah Tingkat Nasional (PORSADINAS) IV tahun 2019, Kamis (24/10/2019) malam di Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Wakil Gubernur Taj Yasin mengatakan, faktor yang membuat Jawa Tengah mendapat penghargaan tersebut karena sejak awal 2019 ini, fokus memberikan insentif kepada pengajar agama Islam se-Jawa Tengah.  

Pemberian dana itu sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Jateng terhadap kondisi guru madrasah, TPQ dan pondok pesantren agar semakin bermutu dan professional dalam mendidik generasi bangsa ke depan. 

“Insentif kepada guru madin, ponpes, dan guru keagamaan, itu yang menjadi indikator penilaian. Tim penilai dari teman-teman FKDT pusat, yang mana ini merupakan lembaga stakeholder yang bekerja sama dengan Kemenag,” tuturnya.

Taj Yasin menambahkan, pemberian insentif kepada guru keagamaan juga menjadi salah satu cara untuk mendekatkan hubungan antara pemerintah dengan lembaga keagamaan. Dengan begitu, dapat terjalin komunikasi dan hubungan yang harmonis.

“Ini menjadi tanggungjawab kita untuk merangkul semua elemen masyarakat, khususnya guru agama, di mana di dalamnya ada madin. Dengan demikian,bisa terjalin kerja sama untuk menanggulangi paham-paham yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila,” katanya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (DPP FKDT) Lukman Hakim menyambung, Madrasah Diniyah Takmiliyah telah ada di nusantara sebelum Indonesia merdeka. Keberadaan Madin telah memberikan andil bagi harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, sekaligus menjaga akhlak bangsa.

Lukman menerangkan, para pembawa Islam di nusantara, walisongo, para ulama dan kyai, telah menyebarkan, menanamkan dan mengajarkan Islam dengan penuh kedamaian, tanpa memberangus kearifan lokal.

“Model pendidikan khas pesantren dan madrasah diniyah inilah yang menjadikan indonesia aman dan damai”, katanya.

Karena itu, Ketua IKA Walisongo ini juga mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang tinggi kepada Kepala Daerah di tingkat Provinsi maupun kabupaten/ kota yang telah serius pada pengembangan madin, sehingga saat ini berkembang dengan pesat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu