Follow Us :              

Begini Cara Pramuka Ma'arif NU Jateng Tangkal Radikalisme 

  07 November 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 393 
Kategori :
Bagikan :


Begini Cara Pramuka Ma'arif NU Jateng Tangkal Radikalisme 

07 November 2019 | 11:00:00 | dibaca : 393
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Beragam cara dilakukan untuk menangkal radikalisme dan nmenguatkan nasionalisme terhadap generasi muda bangsa, salah satunya melalui Kemah Kebangsaan yang diselenggarakan Satuan Pramuka Ma'arif (Sakoma) LP Ma'arif PWNU Jateng.

"Kemah Kebangsaan yang digelar pada 8 - 11 November 2019 ini, diikuti sekitar 375 peserta, terdiri dari penegak dan pembina. Untuk penegak merupakan siswa SMA/SMK se-Jateng, sedangkan pembina adalah para guru," ujar Ketua Panitia Kemah Kebangsaan LP NU Ma'arif, Supriyono saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng, H Taj Yasin Maimoen di ruang kerja wakil gubernur, Kamis (7/11/2019).

Ia menjelaskan, kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Candra Birawa Pusdiklatda Gunungpati, Semarang tersebut, bertujuan untuk penguatan kepramukaan di jajaran keluarga LP Ma'arif dan penguatan keaswajaan untuk para anggota Pramuka.

"Tidak kalah penting dari kegiatan ini, adalah untuk menangkal paham radikalisme. Sehingga kegiatan ini dikemas bagaimana agar kita terus bergerak menolak radikalime di negeri ini," jelasnya.

Kemah yang berlangsung tiga hari tersebut akan diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya lintas medan atau petualangan di Curug Lawe Ungaran, teknik kepramukaan, pemahaman tentang nilai-nilai nasionalisme, pengertian radikalisme, keaswajaan, dan cinta negara melalui pendekatan agama.

"Para pemateri berasal dari berbagai instansi dan lembaga pemerintah, yaitu Badan Intelijen Negara, Pramuka Kwarda Jateng, serta PWNU Jateng," katanya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendukung kegiatan kepramukaan untuk menangkal antiradikalisme yang melibatkan generasi muda dan para pengajar. Menurutnya, kalangan muda rentan terpapar atau menjadi sasaran paham radikalisme.

"Paham radikalisme mudah masuk melalui dunia pendidikan. Mudahnya penyebaran radikalisme didukung oleh kecanggihan teknologi, sehingga berbagai informasi mudah diakses oleh siapapun dan cepat tersebar melalui beragam media massa maupun media sosial," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Beragam cara dilakukan untuk menangkal radikalisme dan nmenguatkan nasionalisme terhadap generasi muda bangsa, salah satunya melalui Kemah Kebangsaan yang diselenggarakan Satuan Pramuka Ma'arif (Sakoma) LP Ma'arif PWNU Jateng.

"Kemah Kebangsaan yang digelar pada 8 - 11 November 2019 ini, diikuti sekitar 375 peserta, terdiri dari penegak dan pembina. Untuk penegak merupakan siswa SMA/SMK se-Jateng, sedangkan pembina adalah para guru," ujar Ketua Panitia Kemah Kebangsaan LP NU Ma'arif, Supriyono saat audiensi dengan Wakil Gubernur Jateng, H Taj Yasin Maimoen di ruang kerja wakil gubernur, Kamis (7/11/2019).

Ia menjelaskan, kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Candra Birawa Pusdiklatda Gunungpati, Semarang tersebut, bertujuan untuk penguatan kepramukaan di jajaran keluarga LP Ma'arif dan penguatan keaswajaan untuk para anggota Pramuka.

"Tidak kalah penting dari kegiatan ini, adalah untuk menangkal paham radikalisme. Sehingga kegiatan ini dikemas bagaimana agar kita terus bergerak menolak radikalime di negeri ini," jelasnya.

Kemah yang berlangsung tiga hari tersebut akan diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya lintas medan atau petualangan di Curug Lawe Ungaran, teknik kepramukaan, pemahaman tentang nilai-nilai nasionalisme, pengertian radikalisme, keaswajaan, dan cinta negara melalui pendekatan agama.

"Para pemateri berasal dari berbagai instansi dan lembaga pemerintah, yaitu Badan Intelijen Negara, Pramuka Kwarda Jateng, serta PWNU Jateng," katanya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mendukung kegiatan kepramukaan untuk menangkal antiradikalisme yang melibatkan generasi muda dan para pengajar. Menurutnya, kalangan muda rentan terpapar atau menjadi sasaran paham radikalisme.

"Paham radikalisme mudah masuk melalui dunia pendidikan. Mudahnya penyebaran radikalisme didukung oleh kecanggihan teknologi, sehingga berbagai informasi mudah diakses oleh siapapun dan cepat tersebar melalui beragam media massa maupun media sosial," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu