Follow Us :              

Tumbuhkan Budaya Menabung Dengan Pendekatan yang Unik

  13 November 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 440 
Kategori :
Bagikan :


Tumbuhkan Budaya Menabung Dengan Pendekatan yang Unik

13 November 2019 | 09:00:00 | dibaca : 440
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Gerakan menabung yang kini tengah digaungkan lagi melalui penetapan Hari Menabung Nasional pada 20 Agustus, memiliki tujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan. Jawa Tengah ditunjuk sebagai pilot project program tersebut.

"Gubernur Jawa Tengah ingin program ini sukses dan ditiru provinsi lain. Pendekatan program ini unik karena menjamah seluruh sekolah SMP di Jawa Tengah. Perkara menabung atau tidak, menjadi perkara lain nantinya. Sementara di tempat lain kegiatannya hanya seremonial, sehingga tidak menyentuh seluruh sekolah," kata Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jateng dan DIY Aman Santosa pada acara Rakor Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah terkait Gerakan Indonesia Menabung di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (13/11/2019) di Hotel Novotel.

Pendekatan masif ini dilakukan untuk menumbuhkan budaya menabung. Jika budaya menabung sudah tumbuh, nantinya akan memunculkan ketertarikan untuk berinvestasi. Ketika investasi tumbuh, maka akan meningkatkan produksi.

Pendekatan yang dilakukan OJK, menurut Pj Sekda Provinsi Jateng, Herru Setiadhie sudah baik. Tetapi, pihaknya juga menyarankan, agar pendekatan tidak hanya pendekatan formal, tapi juga pendekatan budaya. Di samping itu, perlu diciptakan semacam gimmick-gimmick gerakan menabung yang dapat diakses melalui smartphone.

"Kondisi anak muda sekarang sudah banyak terjadi pergeseran. Dulu anak-anak cuma ditanya gurunya mengapa tidak menabung, sudah menangis. Tapi mungkin anak sekarang, menyepelekan. Maka perlu diciptakan semacam gimmick-gimmick melalui smartphone," jelasnya.

Pihaknya yakin, dengan upaya tersebut, gerakan menabung secara masif masih dapat dilakukan. Gerakan ini penting, apalagi inklusi keuangan di Jateng masih 65.71 persen, lebih rendah dari nasional yang 75 persen. 

Pihaknya optimistis, melalui edukasi gerakan menabung yang terstruktur, akan menanamkan pembelajaran bagi generasi muda di masa depan. Antara lain, melakukan aktivitas dengan pertimbangan ekonomi yang matang, prinsip efisiensi selalu dipertimbangkan dan bicara menabung artinya berbicara kemampuan finansial.


Bagikan :

SEMARANG - Gerakan menabung yang kini tengah digaungkan lagi melalui penetapan Hari Menabung Nasional pada 20 Agustus, memiliki tujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan. Jawa Tengah ditunjuk sebagai pilot project program tersebut.

"Gubernur Jawa Tengah ingin program ini sukses dan ditiru provinsi lain. Pendekatan program ini unik karena menjamah seluruh sekolah SMP di Jawa Tengah. Perkara menabung atau tidak, menjadi perkara lain nantinya. Sementara di tempat lain kegiatannya hanya seremonial, sehingga tidak menyentuh seluruh sekolah," kata Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jateng dan DIY Aman Santosa pada acara Rakor Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah terkait Gerakan Indonesia Menabung di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (13/11/2019) di Hotel Novotel.

Pendekatan masif ini dilakukan untuk menumbuhkan budaya menabung. Jika budaya menabung sudah tumbuh, nantinya akan memunculkan ketertarikan untuk berinvestasi. Ketika investasi tumbuh, maka akan meningkatkan produksi.

Pendekatan yang dilakukan OJK, menurut Pj Sekda Provinsi Jateng, Herru Setiadhie sudah baik. Tetapi, pihaknya juga menyarankan, agar pendekatan tidak hanya pendekatan formal, tapi juga pendekatan budaya. Di samping itu, perlu diciptakan semacam gimmick-gimmick gerakan menabung yang dapat diakses melalui smartphone.

"Kondisi anak muda sekarang sudah banyak terjadi pergeseran. Dulu anak-anak cuma ditanya gurunya mengapa tidak menabung, sudah menangis. Tapi mungkin anak sekarang, menyepelekan. Maka perlu diciptakan semacam gimmick-gimmick melalui smartphone," jelasnya.

Pihaknya yakin, dengan upaya tersebut, gerakan menabung secara masif masih dapat dilakukan. Gerakan ini penting, apalagi inklusi keuangan di Jateng masih 65.71 persen, lebih rendah dari nasional yang 75 persen. 

Pihaknya optimistis, melalui edukasi gerakan menabung yang terstruktur, akan menanamkan pembelajaran bagi generasi muda di masa depan. Antara lain, melakukan aktivitas dengan pertimbangan ekonomi yang matang, prinsip efisiensi selalu dipertimbangkan dan bicara menabung artinya berbicara kemampuan finansial.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu