Follow Us :              

Tampil di Mata Najwa, Gus Yasin Pamer Sarung Batik Produk Pesantren

  23 November 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 1093 
Kategori :
Bagikan :


Tampil di Mata Najwa, Gus Yasin Pamer Sarung Batik Produk Pesantren

23 November 2019 | 19:00:00 | dibaca : 1093
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Acara Mata Najwa On Stage di UTC Kota Semarang, Sabtu (23/11/2019) malam, berlangsung meriah. Program salah satu televisi nasional yang kali ini mengambil tema "Muda Berkuasa" tersebut, menghadirkan empat narasumber generasi milenial Indonesia yang menduduki posisi strategis di pemerintahan maupun kancah politik.

Keempat kaum muda yang memiliki peran penting di masing-masing bidangnya itu, yakni Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, serta anggota DPR RI asal Sampang Jawa Timur Slamet Ariyadi.

Suasana semakin gayeng ketika  pembawa acara Najwa Shihab mendaulat Wakil Gubernur Taj Yasin naik ke panggung. Penampilan Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin yang berbeda dengan narasumber lainnya yang necis dengan balutan busana kekinian rupanya mencuri perhatian sang presenter. 

Putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair itu tampil dengan sandangan khas santri. Mengenakan kemeja putih dipadu dengan bawahan sarung motif hitam putih lengkap dengan peci, Gus Yasin dengan penuh percaya diri memamerkan dan menjelaskan sarung bercorak khas pesisir Jawa Tengah tersebut adalah produk santri di salah satu pesantren di Jawa Tengah. 

Sederet pertanyaan Najwa Shihab tentang gaya penampilannya malam ini dijawab Gus Yasin dengan bangga, bahwa sarung dan peci ala santri itu merupakan gaya penampilan kesehariannya. Namun tidak saat di kantor dan ketika upacara atau acara tertentu. Tetapi apabila kunjungan kerja dengan agenda keagamaan atau santai, memimpin upacara tertentu, sarung dan peci tidak pernah ketinggalan.

"Saya merasa nyaman mengenakan sarung dalam berbagai kesempatan, tetapi kalau ngantor saya tidak pakai sarung juga kalau apel. Selain nyaman, memakai sarung dalam keseharian saya, sarung batik ini sekaligus sebagai promosi produk asli Jateng. Seperti sarung yang saya kenakan saat ini adalah produk para santri. Tidak sedikit santri di Jateng yang kreatif membatik dan menjualnya," beber wagub.

Taj Yasin yang dihadiahi topi bertuliskan 'Santri Gaul' itu mengatakan, santri lulusan dari pondok pesantren bisa menjadi apapun di manapun. Baik menjadi politikus di daerah maupun Senayan, wirausaha di berbagai bidang, menjadi kepala daerah, menteri, bahkan pemimpin negara.

"Di pesantren santri bisa menjadi apa saja dan dimanapun. Termasuk orang nomor satu di Indonesia, yaitu Gus Dur. Selama belajar di pesantren, santri tidak hanya belajar mengaji dan ilmu agama. Melainkan juga diajari berwirausaha, menggunakan teknologi digital, serta pelajaran lainnya untuk meningkatkan sumber data manusia," terangnya.

Mantan anggota DPRD Jateng yang lahir pada 2 Juli 1983 itu mengatakan,  pemuda Indonesia harus memiliki semangat untuk terus maju, inovatif, dan kreatif. Saatnya generasi muda bangkit dan menjadi pemimpin, apalagi negara Indonesia juga didirikan oleh para pemuda, kaum muda Indonesia harus bergerak bersama untuk perubahan dan demi kejayaan NKRI.

"Kami di pemprov terus bergerak untuk memajukan daerah dan menyejahterakan rakyat. Salah satunya dalam upaya menekan angka kemiskinan di Jateng melalui program 'Satu OPD Satu Desa Dampingan". Adanya program ini, semua OPD bersinergi bersama-sama memberantas kemiskinan. Tidak ketinggalan pula  program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan UMKM, menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah," jelasnya.

Selain Gus Yasin, tiga narasumber lainnya juga menitip pesan kepada semua anak muda Indonesia. Politisi muda asal Jatim, Slamet Ariyadi mengaku bangga atas keberhasilannya sebagai anak petani mampu melenggang ke Senayan dengan perolehan suara menakjubkan. Namun lebih dari itu, bagi Anggota DPRRI berusia 29 tahun itu, yang lebih penting dan luar biasa adalah bagaimana di Senayan bisa berjuang dan berkontribusi untuk negeri.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam pernyataannya menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menurut pria kelahiran 4 Juli 1984 itu, segala bidang pekerjaan berhubungan dengan SDM, sehingga SDM Indonesia harus unggul agar bisa bersaing, mampu menghadapi beragam persoalan, dan "Siswa Belajar, Guru Bergerak".

Event tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara Trans7 Goes to Semarang yang berlangsung selama dua hari dari Jumat hingga Sabtu (22-23/11/2019) itu, juga dimeriahkan oleh artis cantik bersuara merdu Eva Celia dan penampilan kocak Komika Marshel Widianto yang berhasil menghibur narasumber dan ribuan penonton dengan kalimat-kalimat banyolannya.


Bagikan :

SEMARANG - Acara Mata Najwa On Stage di UTC Kota Semarang, Sabtu (23/11/2019) malam, berlangsung meriah. Program salah satu televisi nasional yang kali ini mengambil tema "Muda Berkuasa" tersebut, menghadirkan empat narasumber generasi milenial Indonesia yang menduduki posisi strategis di pemerintahan maupun kancah politik.

Keempat kaum muda yang memiliki peran penting di masing-masing bidangnya itu, yakni Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, serta anggota DPR RI asal Sampang Jawa Timur Slamet Ariyadi.

Suasana semakin gayeng ketika  pembawa acara Najwa Shihab mendaulat Wakil Gubernur Taj Yasin naik ke panggung. Penampilan Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin yang berbeda dengan narasumber lainnya yang necis dengan balutan busana kekinian rupanya mencuri perhatian sang presenter. 

Putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair itu tampil dengan sandangan khas santri. Mengenakan kemeja putih dipadu dengan bawahan sarung motif hitam putih lengkap dengan peci, Gus Yasin dengan penuh percaya diri memamerkan dan menjelaskan sarung bercorak khas pesisir Jawa Tengah tersebut adalah produk santri di salah satu pesantren di Jawa Tengah. 

Sederet pertanyaan Najwa Shihab tentang gaya penampilannya malam ini dijawab Gus Yasin dengan bangga, bahwa sarung dan peci ala santri itu merupakan gaya penampilan kesehariannya. Namun tidak saat di kantor dan ketika upacara atau acara tertentu. Tetapi apabila kunjungan kerja dengan agenda keagamaan atau santai, memimpin upacara tertentu, sarung dan peci tidak pernah ketinggalan.

"Saya merasa nyaman mengenakan sarung dalam berbagai kesempatan, tetapi kalau ngantor saya tidak pakai sarung juga kalau apel. Selain nyaman, memakai sarung dalam keseharian saya, sarung batik ini sekaligus sebagai promosi produk asli Jateng. Seperti sarung yang saya kenakan saat ini adalah produk para santri. Tidak sedikit santri di Jateng yang kreatif membatik dan menjualnya," beber wagub.

Taj Yasin yang dihadiahi topi bertuliskan 'Santri Gaul' itu mengatakan, santri lulusan dari pondok pesantren bisa menjadi apapun di manapun. Baik menjadi politikus di daerah maupun Senayan, wirausaha di berbagai bidang, menjadi kepala daerah, menteri, bahkan pemimpin negara.

"Di pesantren santri bisa menjadi apa saja dan dimanapun. Termasuk orang nomor satu di Indonesia, yaitu Gus Dur. Selama belajar di pesantren, santri tidak hanya belajar mengaji dan ilmu agama. Melainkan juga diajari berwirausaha, menggunakan teknologi digital, serta pelajaran lainnya untuk meningkatkan sumber data manusia," terangnya.

Mantan anggota DPRD Jateng yang lahir pada 2 Juli 1983 itu mengatakan,  pemuda Indonesia harus memiliki semangat untuk terus maju, inovatif, dan kreatif. Saatnya generasi muda bangkit dan menjadi pemimpin, apalagi negara Indonesia juga didirikan oleh para pemuda, kaum muda Indonesia harus bergerak bersama untuk perubahan dan demi kejayaan NKRI.

"Kami di pemprov terus bergerak untuk memajukan daerah dan menyejahterakan rakyat. Salah satunya dalam upaya menekan angka kemiskinan di Jateng melalui program 'Satu OPD Satu Desa Dampingan". Adanya program ini, semua OPD bersinergi bersama-sama memberantas kemiskinan. Tidak ketinggalan pula  program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan UMKM, menggali dan mengembangkan berbagai potensi daerah," jelasnya.

Selain Gus Yasin, tiga narasumber lainnya juga menitip pesan kepada semua anak muda Indonesia. Politisi muda asal Jatim, Slamet Ariyadi mengaku bangga atas keberhasilannya sebagai anak petani mampu melenggang ke Senayan dengan perolehan suara menakjubkan. Namun lebih dari itu, bagi Anggota DPRRI berusia 29 tahun itu, yang lebih penting dan luar biasa adalah bagaimana di Senayan bisa berjuang dan berkontribusi untuk negeri.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim dalam pernyataannya menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Menurut pria kelahiran 4 Juli 1984 itu, segala bidang pekerjaan berhubungan dengan SDM, sehingga SDM Indonesia harus unggul agar bisa bersaing, mampu menghadapi beragam persoalan, dan "Siswa Belajar, Guru Bergerak".

Event tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara Trans7 Goes to Semarang yang berlangsung selama dua hari dari Jumat hingga Sabtu (22-23/11/2019) itu, juga dimeriahkan oleh artis cantik bersuara merdu Eva Celia dan penampilan kocak Komika Marshel Widianto yang berhasil menghibur narasumber dan ribuan penonton dengan kalimat-kalimat banyolannya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu