SEMARANG - Banyaknya persoalan yang dihadapi perempuan dan seringkali berulang, membuat Provinsi Jawa Tengah tergerak untuk menyelenggarakan Kongres Perempuan Jawa Tengah. Mengusung jargon "Perempuan Berdaya Jawa Tengah Maju", kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi dan komunitas perempuan. 

Beberapa organisasi dan komunitas Perempuan yang mengikuti kongres adalah Komunitas Perempuan Desa Polengan, Komunitas Perempuan Nelayan, BKOW, Jurnalis Perempuan, Wanita Katholik RI, PW Muslimat NU, Kerta Wredatama dan Dharma Wanita. Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Perempuan Jawa Tengah sekaligus Ketua BKOW Jateng, Nawal Taj Yasin mengatakan, kongres ini setidaknya melibatkan 750 peserta. Acara ini turut dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga. 

"Kongres ini dalam rangka mengajak seluruh komponen organisasi perempuan dan komunitas untuk mengenang dan merayakan semangat pergerakan perempuan yang telah menyatukan langkah perjuangan, persatuan dan masa depan bangsa dalam merebut kemerdekaan," katanya dalam Pembukaan Kongres Perempuan Jawa Tengah, di UTC Senin (25/11/2019). 

Meski sudah 91 tahun sejak diadakannya kongres wanita pertama, lanjutnya, berbagai persoalan perempuan hingga kini masih saja ada. Mulai dari kemiskinan perempuan, ketidaksetaraan upah perempuan, kesempatan kerja, perdagangan perempuan, kekerasan, angka kematian ibu, hingga rendahnya partisipasi politik dalam parlemen.

"Untuk pertama kalinya, organisasi, komunitas dan seluruh elemen masyarakat perempuan di Jateng bahu membahu dan melakukan konsolidasi gerakan sosial untuk mencari solusi bersama melalui kegiatan ini," tuturnya.

Seluruh pemikiran, gagasan dan cita-cita dalam Kongres Perempuan Jawa Tengah akan menjadi faktor perubahan ke arah yang lebih baik, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, bahkan hingga komunitas.