Follow Us :              

Ekspor Jateng Sumbang 2,16 Persen Pertumbuhan Ekonomi

  27 November 2019  |   10:30:00  |   dibaca : 590 
Kategori :
Bagikan :


Ekspor Jateng Sumbang 2,16 Persen Pertumbuhan Ekonomi

27 November 2019 | 10:30:00 | dibaca : 590
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Perlahan namun pasti, nilai ekspor Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan kualitasnya. Hingga triwulan III tahun 2019, ekspor Jateng menjadi penyumbang tertinggi kedua pertumbuhan ekonomi Jateng.

Pertumbuhan ekonomi Jateng hingga triwulan III 2019 diketahui berada pada angka 5,66%, melebihi pertumbuhan nasional yang hanya 5,02%. Dari total itu, ekspor menjadi penyokong tingginya pertumbuhan ekonomi Jateng dengan 2,16%, setelah konsumsi sebesar 2,44%.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, ekspor non migas Jawa Tengah mengalami tren positif setiap tahunnya. Pada 2017, ekspor non migas Jateng tercatat 7,2 miliar USD. Jumlah itu naik pada 2018 menjadi 8,09 miliar USD atau naik 863 juta USD.

"Sementara periode Januari-September 2019, ekspor non migas Jateng tercatat 6,1 miliar USD. Naik 2% dibanding periode yang sama di 2018 yang hanya 6,05 miliar USD," terang Arif saat menggelar jumpa pers di kantor Gubernur Jateng, Rabu (27/11/2019).

Capaian ekspor tersebut lanjut Arif telah mencapai 97.92% dari target tahun ini. Pihaknya optimis, target ekspor tahun 2019 dapat tercapai.

Arif menerangkan, ekspor pada triwulan III 2019 didominasi oleh tiga produk unggulan. Yakni barang-barang dari kulit sebesar 208,15 juta USD, alas kaki dan pakaian jadi bukan rajutan masing-masing 38,57% dan 7,89%.

Selain itu, tekstil dan produk tekstil (TPT) menyumbang 2,6 miliar USD atau 47,85% dari total ekspor Jateng di 2019. Diikuti kayu dan produk kayu, perabot, penerangan rumah yang masing-masing menyumbang 10,92% dan 8,07%.

"Untuk negara tujuan ekspor, peringkat pertama masih diduduki Amerika Serikat dengan total ekspor 2,08 miliar USD. Kemudian Jepang 746,56 juta USD dan Tiongkok di urutan ketiga dengan total 503,9 juta USD," kata dia.

Sementara untuk data impor, Arif mengatakan bahwa impor Jateng pada periode Januari-September 2019 sebesar 6,579 miliar USD. Jumlah itu naik 0,22% dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,564 miliar USD.

Kenaikan impor Jateng pada 2019 didominasi oleh impor mesin, pesawat mekanik dan peralatan listrik dengan total 2,2 miliar USD. Setelah itu, impor tekstil, produk tekstil serta plastik dan barang dari plastik yang masing-masing menyumbang angka 22,14% dan 6,12%.

"Adapun negara tujuan impor Jateng didominasi dari Tiongkok, Jepang dan Amerika Serikat," tegasnya.

Meski mengalami peningkatan ekspor,  Arif mengatakan belum cukup puas dengan capaian itu. Pihaknya akan terus menggenjot ekspor Jateng dan menekan impor.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng guna peningkatan ekspor. Diantaranya dengan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor dengan sistem one day services, melakukan pengamanan akses pasar komoditas ekspor Jawa Tengah dari tuduhan dagang negara lain, melakukan diseminasi informasi kepada dunia usaha, industri untuk regulasi ekspor dan pengendalian impor.

 Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Jateng dengan meningkatkan capacity building, memberikan fasilitas promosi dagang, melakukan business matching, melakukan bimbingan teknis manajemen ekspor dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan eksportir baru.

"Ke depan, akan tersedia pusat layanan informasi ekspor, free trade agreement centre (FTA Centre) pada Disperindag Jateng yang berasal dari pemerintah pusat. Semoga dengan inovasi itu, ekspor Jateng akan terus tumbuh menjadi lebih baik," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Perlahan namun pasti, nilai ekspor Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan kualitasnya. Hingga triwulan III tahun 2019, ekspor Jateng menjadi penyumbang tertinggi kedua pertumbuhan ekonomi Jateng.

Pertumbuhan ekonomi Jateng hingga triwulan III 2019 diketahui berada pada angka 5,66%, melebihi pertumbuhan nasional yang hanya 5,02%. Dari total itu, ekspor menjadi penyokong tingginya pertumbuhan ekonomi Jateng dengan 2,16%, setelah konsumsi sebesar 2,44%.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, ekspor non migas Jawa Tengah mengalami tren positif setiap tahunnya. Pada 2017, ekspor non migas Jateng tercatat 7,2 miliar USD. Jumlah itu naik pada 2018 menjadi 8,09 miliar USD atau naik 863 juta USD.

"Sementara periode Januari-September 2019, ekspor non migas Jateng tercatat 6,1 miliar USD. Naik 2% dibanding periode yang sama di 2018 yang hanya 6,05 miliar USD," terang Arif saat menggelar jumpa pers di kantor Gubernur Jateng, Rabu (27/11/2019).

Capaian ekspor tersebut lanjut Arif telah mencapai 97.92% dari target tahun ini. Pihaknya optimis, target ekspor tahun 2019 dapat tercapai.

Arif menerangkan, ekspor pada triwulan III 2019 didominasi oleh tiga produk unggulan. Yakni barang-barang dari kulit sebesar 208,15 juta USD, alas kaki dan pakaian jadi bukan rajutan masing-masing 38,57% dan 7,89%.

Selain itu, tekstil dan produk tekstil (TPT) menyumbang 2,6 miliar USD atau 47,85% dari total ekspor Jateng di 2019. Diikuti kayu dan produk kayu, perabot, penerangan rumah yang masing-masing menyumbang 10,92% dan 8,07%.

"Untuk negara tujuan ekspor, peringkat pertama masih diduduki Amerika Serikat dengan total ekspor 2,08 miliar USD. Kemudian Jepang 746,56 juta USD dan Tiongkok di urutan ketiga dengan total 503,9 juta USD," kata dia.

Sementara untuk data impor, Arif mengatakan bahwa impor Jateng pada periode Januari-September 2019 sebesar 6,579 miliar USD. Jumlah itu naik 0,22% dari periode yang sama tahun 2018 sebesar 6,564 miliar USD.

Kenaikan impor Jateng pada 2019 didominasi oleh impor mesin, pesawat mekanik dan peralatan listrik dengan total 2,2 miliar USD. Setelah itu, impor tekstil, produk tekstil serta plastik dan barang dari plastik yang masing-masing menyumbang angka 22,14% dan 6,12%.

"Adapun negara tujuan impor Jateng didominasi dari Tiongkok, Jepang dan Amerika Serikat," tegasnya.

Meski mengalami peningkatan ekspor,  Arif mengatakan belum cukup puas dengan capaian itu. Pihaknya akan terus menggenjot ekspor Jateng dan menekan impor.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng guna peningkatan ekspor. Diantaranya dengan penerbitan surat keterangan asal (SKA) barang ekspor dengan sistem one day services, melakukan pengamanan akses pasar komoditas ekspor Jawa Tengah dari tuduhan dagang negara lain, melakukan diseminasi informasi kepada dunia usaha, industri untuk regulasi ekspor dan pengendalian impor.

 Selain itu, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan daya saing produk ekspor Jateng dengan meningkatkan capacity building, memberikan fasilitas promosi dagang, melakukan business matching, melakukan bimbingan teknis manajemen ekspor dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan eksportir baru.

"Ke depan, akan tersedia pusat layanan informasi ekspor, free trade agreement centre (FTA Centre) pada Disperindag Jateng yang berasal dari pemerintah pusat. Semoga dengan inovasi itu, ekspor Jateng akan terus tumbuh menjadi lebih baik," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu