Follow Us :              

Kampanye Anti Kekerasan, Ganjar 'Ambyar' Bareng Anak-Anak

  30 November 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 1315 
Kategori :
Bagikan :


Kampanye Anti Kekerasan, Ganjar 'Ambyar' Bareng Anak-Anak

30 November 2019 | 09:00:00 | dibaca : 1315
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Acara peringatan hari anti kekerasan dan bullying kepada anak di Gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks perkantoran Gubernur Jateng, Sabtu (30/11/2019) mendadak kacau. Konsep acara yang disusun resmi dengan 500 peserta yang terdiri dari anak-anak, instansi terkait, organisasi anak dan komunitas pemerhati anak itu berubah total setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tiba di lokasi.

Para tamu dan anak-anak yang duduk rapi di kursi kebingungan saat orang nomor satu di Jawa Tengah itu memasuki ruangan. Alih-alih berpakaian formal, Ganjar menghadiri acara itu dengan mengenakan jersey sepedaan, yakni kaos dan celana pendek dipadu dengan kaos kaki panjang. Ia tidak berganti pakaian setelah sebelum acara, Ganjar gowes bersama komunitasnya berkeliling semarang.

Tak hanya itu, tingkah Ganjar saat memberikan sambutan juga membuat panitia khususnya protokoler kelabakan. Acara yang disusun dengan rapi, berubah total karena keusilan pria yang identik dengan rambut putih ini.

Saat sambutan, Ganjar justru mengajak anak-anak yang duduk rapi di belakang untuk maju ke atas panggung. Langsung saja, kekacauan terjadi karena anak-anak berebut untuk maju ke depan. Dengan sabar, Ganjar meminta anak-anak duduk melingkar dan saling berdekatan.

"Ayo duduk yang rapi, di sini saja, kalau di belakang nanti tidak kelihatan," ucap Ganjar.

Sambutan Ganjar pun jauh dari kesan formal. Ia justru mengajak anak-anak berdialog dan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan diri.

Beberapa anak bahkan berani bernyanyi lagu koplo 'Banyu Langit' milik Didi Kempot. Langsung saja, anak-anak yang masi SD,SMP, SMA/SMK dan SLB itu langsung berdiri dan berjoget bersama. Acara yang awalnya seremonial, berubah menjadi ambyar.

"Ayo pak, joget pak," kata Pedro, salah satu siswa yang berjoget heboh di depan Ganjar.

"Ayo, kita ambyar bareng-bareng," timpal Ganjar disambut tepuk tangan riuh para peserta.

Ditemui usai acara, Ganjar mengatakan bahwa sengaja memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan dirinya di hadapan publik. Tujuannya agar mereka semakin berani, merasa didukung sehingga menimbulkan rasa percaya diri.

"Anak-anak itu kalau dikasih kesempatan begitu antusias. Lihat ekspresinya tadi, begitu semangat bahkan sampai ambyar. Memberikan ruang pada anak untuk berekspresi ini penting, mereka akan merasa dihormati, dihargai dan didukung," kata Ganjar.

Dukungan orang tua dan guru lanjut dia akan membuat anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri tinggi. Dengan begitu, maka akan muncul pikiran-pikiran positif pada anak, sehingga keinginan untuk melakukan kekerasan atau bullying pada temannya dapat diredam.

"Kalau pikiran anak-anak positif, tentu keinginan untuk menyakiti sesama temannya tidak akan terjadi. Nah inilah peran kita sebagai orang tua untuk terus memberikan dukungan pada setiap prestasi yang diraih, kalau belum sempurna, jangan patahkan semangat mereka," tambahnya.

Ganjar pun berpesan pada guru-guru di sekolah untuk memberikan lebih banyak ruang ekspresi pada anak-anak. Dengan begitu, maka perasaan anak-anak akan tumbuh dengan baik dan akan muncul rasa saling menghormati dan menghargai.

"Tapi kalau ada kekerasan atau bullying, saya minta jangan takut untuk melaporkan. Saya juga mengajak mari kita kampanye anti kekerasan dan bullying pada anak dengan media sosial, agar seluruh dunia tahu bahwa Jateng Gayeng, Bocahe Seneng," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Acara peringatan hari anti kekerasan dan bullying kepada anak di Gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks perkantoran Gubernur Jateng, Sabtu (30/11/2019) mendadak kacau. Konsep acara yang disusun resmi dengan 500 peserta yang terdiri dari anak-anak, instansi terkait, organisasi anak dan komunitas pemerhati anak itu berubah total setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tiba di lokasi.

Para tamu dan anak-anak yang duduk rapi di kursi kebingungan saat orang nomor satu di Jawa Tengah itu memasuki ruangan. Alih-alih berpakaian formal, Ganjar menghadiri acara itu dengan mengenakan jersey sepedaan, yakni kaos dan celana pendek dipadu dengan kaos kaki panjang. Ia tidak berganti pakaian setelah sebelum acara, Ganjar gowes bersama komunitasnya berkeliling semarang.

Tak hanya itu, tingkah Ganjar saat memberikan sambutan juga membuat panitia khususnya protokoler kelabakan. Acara yang disusun dengan rapi, berubah total karena keusilan pria yang identik dengan rambut putih ini.

Saat sambutan, Ganjar justru mengajak anak-anak yang duduk rapi di belakang untuk maju ke atas panggung. Langsung saja, kekacauan terjadi karena anak-anak berebut untuk maju ke depan. Dengan sabar, Ganjar meminta anak-anak duduk melingkar dan saling berdekatan.

"Ayo duduk yang rapi, di sini saja, kalau di belakang nanti tidak kelihatan," ucap Ganjar.

Sambutan Ganjar pun jauh dari kesan formal. Ia justru mengajak anak-anak berdialog dan memberikan kesempatan pada mereka untuk mengekspresikan diri.

Beberapa anak bahkan berani bernyanyi lagu koplo 'Banyu Langit' milik Didi Kempot. Langsung saja, anak-anak yang masi SD,SMP, SMA/SMK dan SLB itu langsung berdiri dan berjoget bersama. Acara yang awalnya seremonial, berubah menjadi ambyar.

"Ayo pak, joget pak," kata Pedro, salah satu siswa yang berjoget heboh di depan Ganjar.

"Ayo, kita ambyar bareng-bareng," timpal Ganjar disambut tepuk tangan riuh para peserta.

Ditemui usai acara, Ganjar mengatakan bahwa sengaja memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mengekspresikan dirinya di hadapan publik. Tujuannya agar mereka semakin berani, merasa didukung sehingga menimbulkan rasa percaya diri.

"Anak-anak itu kalau dikasih kesempatan begitu antusias. Lihat ekspresinya tadi, begitu semangat bahkan sampai ambyar. Memberikan ruang pada anak untuk berekspresi ini penting, mereka akan merasa dihormati, dihargai dan didukung," kata Ganjar.

Dukungan orang tua dan guru lanjut dia akan membuat anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri tinggi. Dengan begitu, maka akan muncul pikiran-pikiran positif pada anak, sehingga keinginan untuk melakukan kekerasan atau bullying pada temannya dapat diredam.

"Kalau pikiran anak-anak positif, tentu keinginan untuk menyakiti sesama temannya tidak akan terjadi. Nah inilah peran kita sebagai orang tua untuk terus memberikan dukungan pada setiap prestasi yang diraih, kalau belum sempurna, jangan patahkan semangat mereka," tambahnya.

Ganjar pun berpesan pada guru-guru di sekolah untuk memberikan lebih banyak ruang ekspresi pada anak-anak. Dengan begitu, maka perasaan anak-anak akan tumbuh dengan baik dan akan muncul rasa saling menghormati dan menghargai.

"Tapi kalau ada kekerasan atau bullying, saya minta jangan takut untuk melaporkan. Saya juga mengajak mari kita kampanye anti kekerasan dan bullying pada anak dengan media sosial, agar seluruh dunia tahu bahwa Jateng Gayeng, Bocahe Seneng," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu