Follow Us :              

Ganjar Kagumi Kepiawaian Sabar Melukis dengan Kaki

  03 December 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 1371 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Kagumi Kepiawaian Sabar Melukis dengan Kaki

03 December 2019 | 19:00:00 | dibaca : 1371
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat memandangi satu per satu lukisan karya Sabar Subadri. Kekaguman Ganjar bukan semata pada goresan tinta di kanvas yang membentuk sebuah harmoni yang indah, melainkan juga pada sosok sang pelukis.

"Jika hanya melihat lukisannya orang hanya akan berkomentar ini bagus. Tapi begitu melihat pelukis dan cara melukisnya pasti akan mengatakan ini karya yang luar biasa. Skill sikil (keterampilan kaki – Red)," kata Ganjar saat mengunjungi pameran lukisan tunggal Sabar Subadri yang digelar di Mall Ciputra, Selasa (3/12/2019).

Skill sikil adalah candaan Ganjar dengan menggabungkan ungkapan dalam bahasa Inggris dan Jawa untuk menerangkan kepiawaian Sabar menggunakan kakinya untuk melukis.

Candaan Ganjar tidak salah. Terlahir tanpa tangan membuat Sabar Subadri harus menggunakan kedua kakinya untuk melakukan seluruh kegiatannya, termasuk melukis. Kebiasaan ini membuat kakinya cukup luwes saat memegang, menahan dan menyapukan kuas ke permukaan kanvas.

Ganjar pun dibuat terpesona dengan lukisan berjudul Laut Dilipat. Lukisan tersebut menggambarkan laut terbagi dua sisi, atas dan samping. Pada dua permukaannya terdapat perahu-perahu yang seolah-olah hilir mudik. Menurut Ganjar lukisan tersebut dimaknainya sebagai cerminan agar jangan pernah meninggalkan dunia maritim. "Imajinasinya, dengan menguasai maritim akan menguasai dunia," katanya. 

Merasa gembira pamerannya dihadiri orang nomor satu di Jawa Tengah itu, Sabar mempersilakan Ganjar untuk memberi coretan pada kanvas kosong. Sabar merencanakan akan membuat sebuah karya dari coretan orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut.

"Pak Ganjar membuat coretan garis melengkung ke atas dengan tambahan titik di atasnya. Saya membayangkan itu adalah bidang yang harus didaki. Maka dari coretan itu saya baru menambahkan seorang pendaki. Tapi masih akan ada lanjutannya," kata pria kelahiran Salatiga, 4 Januari 1979 ini.

Terlepas dari kekurangan yang dimilikinya, Sabar mampu membuktikan bahwa dia tetap dapat berkarya sebagaimana pelukis yang tak berkebutuhan khusus. Tak main-main, berkat kepiawaiannya melukis, Sabar telah melanglang buana.
Selain pameran di Tanah Air, Sabar kerap diundang untuk mengikuti pameran di luar negeri, di antaranya Singapura, Austria, dan Spanyol. 

Kali ini, bersama Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jateng, Sabar menggelar pameran lukisan tunggal di Mall Ciputra Semarang. Dalam pameran yang berlangsung mulai Selasa hingga Kamis (3-5/12/2019) ini Sabar membawa 32 lukisan yang belum pernah dia pamerkan.

Meski hanya digelar tiga hari, Sabar berharap pameran ini bisa dinikmati masyarakat. Pria yang telah hobi menggambar sejal usia 8 tahun ini pun tidak segan memberi penjelasan atau berdiskusi dengan pengunjung tentang makna filosofis lukisannya itu. 

"Kalau masih merasa kurang bisa main ke rumah, silakan. Tepatnya di Merak nomor 56, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga," katanya.


Bagikan :

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak bisa menyembunyikan kekagumannya saat memandangi satu per satu lukisan karya Sabar Subadri. Kekaguman Ganjar bukan semata pada goresan tinta di kanvas yang membentuk sebuah harmoni yang indah, melainkan juga pada sosok sang pelukis.

"Jika hanya melihat lukisannya orang hanya akan berkomentar ini bagus. Tapi begitu melihat pelukis dan cara melukisnya pasti akan mengatakan ini karya yang luar biasa. Skill sikil (keterampilan kaki – Red)," kata Ganjar saat mengunjungi pameran lukisan tunggal Sabar Subadri yang digelar di Mall Ciputra, Selasa (3/12/2019).

Skill sikil adalah candaan Ganjar dengan menggabungkan ungkapan dalam bahasa Inggris dan Jawa untuk menerangkan kepiawaian Sabar menggunakan kakinya untuk melukis.

Candaan Ganjar tidak salah. Terlahir tanpa tangan membuat Sabar Subadri harus menggunakan kedua kakinya untuk melakukan seluruh kegiatannya, termasuk melukis. Kebiasaan ini membuat kakinya cukup luwes saat memegang, menahan dan menyapukan kuas ke permukaan kanvas.

Ganjar pun dibuat terpesona dengan lukisan berjudul Laut Dilipat. Lukisan tersebut menggambarkan laut terbagi dua sisi, atas dan samping. Pada dua permukaannya terdapat perahu-perahu yang seolah-olah hilir mudik. Menurut Ganjar lukisan tersebut dimaknainya sebagai cerminan agar jangan pernah meninggalkan dunia maritim. "Imajinasinya, dengan menguasai maritim akan menguasai dunia," katanya. 

Merasa gembira pamerannya dihadiri orang nomor satu di Jawa Tengah itu, Sabar mempersilakan Ganjar untuk memberi coretan pada kanvas kosong. Sabar merencanakan akan membuat sebuah karya dari coretan orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut.

"Pak Ganjar membuat coretan garis melengkung ke atas dengan tambahan titik di atasnya. Saya membayangkan itu adalah bidang yang harus didaki. Maka dari coretan itu saya baru menambahkan seorang pendaki. Tapi masih akan ada lanjutannya," kata pria kelahiran Salatiga, 4 Januari 1979 ini.

Terlepas dari kekurangan yang dimilikinya, Sabar mampu membuktikan bahwa dia tetap dapat berkarya sebagaimana pelukis yang tak berkebutuhan khusus. Tak main-main, berkat kepiawaiannya melukis, Sabar telah melanglang buana.
Selain pameran di Tanah Air, Sabar kerap diundang untuk mengikuti pameran di luar negeri, di antaranya Singapura, Austria, dan Spanyol. 

Kali ini, bersama Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jateng, Sabar menggelar pameran lukisan tunggal di Mall Ciputra Semarang. Dalam pameran yang berlangsung mulai Selasa hingga Kamis (3-5/12/2019) ini Sabar membawa 32 lukisan yang belum pernah dia pamerkan.

Meski hanya digelar tiga hari, Sabar berharap pameran ini bisa dinikmati masyarakat. Pria yang telah hobi menggambar sejal usia 8 tahun ini pun tidak segan memberi penjelasan atau berdiskusi dengan pengunjung tentang makna filosofis lukisannya itu. 

"Kalau masih merasa kurang bisa main ke rumah, silakan. Tepatnya di Merak nomor 56, Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu