Follow Us :              

Ganjar Ajak Netizen Sebar Dakwah Ulama yang Menyejukkan

  07 December 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 500 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Ajak Netizen Sebar Dakwah Ulama yang Menyejukkan

07 December 2019 | 09:00:00 | dibaca : 500
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

Pekalongan - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap netizen menyebar dakwah yang menyejukkan dari ulama. Dengan banyaknya materi-materi ramah, residu atau sampah sisa-sisa pemilu bisa diminimalisir. 

"Kalau saya melihat para ulama yang tenang, yang dakwahnya selalu menyejukkan, yang selalu menunjukkan Islam itu benar-benar rahmatan Lil alamin itu mesti kita follow terus, mesti kita sebarkan terus," kata Ganjar dalam Silaturahmi antara Ulama, Umara, TNI dan Polri di Kabupaten Pekalongan, Sabtu (7/12/2019).

Ganjar lantas menceritakan, dia pernah bertanya kepada KH Mustofa Bisri atau Gus Mus kenapa selama ini sangat aktif di media sosial. Menurut Ganjar, jawaban yang diberikan Gus Mus tersebut benar-benar menjadi kenyataan saat ini. 

"Saya suatu ketika bertanya kepada Gus Mus, "Gus jenengan kiai kok main medsos?" Dijawab, "Mas Ganjar, kalau kertas ini warnanya putih tapi semua orang ngomong hitam dan tidak ada yang bertahan ngomong bahwa kertas ini putih, maka saya yang ngomong putih akan salah". Hari ini itu terjadi. Mari kita bersihkan residu, ampas-ampas politik agar kita berbesar hati berlapang dada," katanya. 

Menurut Ganjar, pembersihan ampas-ampas politik tersebut penting dilakukan. Ganjar juga menyampaikan bagaimana dirinya berangkulan dengan lawannya di Pilgub Jateng 2018 lalu dan kini harus menjalin relasi.

"Saat kontestasi pilihan gubernur sudah selesai, ya sudah ayo rangkulan. Alhamdulillah yang kemarin rival-rivalan sama Mbak Ida Fauziah sekarang jadi Menaker (Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi), saya dan tim hormat. Saya sakit hati? Tidak. Siap Mbak Ida ayo kita bereskan soal ketenagakerjaan kita, ayo kita siapkan semua. Ayo kita terima kondisi ini," katanya. 

Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang menggandeng Prabowo Subianto dalam kabinetnya. Untuk itu Ganjar berharap para netizen tidak perlu lagi memperkeruh persatuan dengan istilah-istilah yang memancing perselisihan.

"Kemarin cebong kampret gelut terus. Kadrun katanya. Waduh istilahnya masyaallah. Tapi begitu Pak Jokowi menggandeng Pak Prabowo, waduh rasanya dingin. Alhamdulillah semua bisa bersatu untuk bangsa dan negara," ujarnya. 

Ganjar menambahkan, musuh Prabowo bukan Jokowi, juga sebaliknya. Itu hanyalah kontestasi lima tahunan. Ganjar yakin kehadiran Menkopolhukam, Panglima TNI dan Habib Luthfi, mampu menyatukan umat, terutama di media sosial. 

"Musuh kita adalah kebodohan, kemiskinan, demoralisasi dan kerusakan lingkungan. Maka saya betul-betul berharap pertemuan ini akan punya masukan yang bersama-sama bisa kita putuskan," pungkas Ganjar.


Bagikan :

Pekalongan - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap netizen menyebar dakwah yang menyejukkan dari ulama. Dengan banyaknya materi-materi ramah, residu atau sampah sisa-sisa pemilu bisa diminimalisir. 

"Kalau saya melihat para ulama yang tenang, yang dakwahnya selalu menyejukkan, yang selalu menunjukkan Islam itu benar-benar rahmatan Lil alamin itu mesti kita follow terus, mesti kita sebarkan terus," kata Ganjar dalam Silaturahmi antara Ulama, Umara, TNI dan Polri di Kabupaten Pekalongan, Sabtu (7/12/2019).

Ganjar lantas menceritakan, dia pernah bertanya kepada KH Mustofa Bisri atau Gus Mus kenapa selama ini sangat aktif di media sosial. Menurut Ganjar, jawaban yang diberikan Gus Mus tersebut benar-benar menjadi kenyataan saat ini. 

"Saya suatu ketika bertanya kepada Gus Mus, "Gus jenengan kiai kok main medsos?" Dijawab, "Mas Ganjar, kalau kertas ini warnanya putih tapi semua orang ngomong hitam dan tidak ada yang bertahan ngomong bahwa kertas ini putih, maka saya yang ngomong putih akan salah". Hari ini itu terjadi. Mari kita bersihkan residu, ampas-ampas politik agar kita berbesar hati berlapang dada," katanya. 

Menurut Ganjar, pembersihan ampas-ampas politik tersebut penting dilakukan. Ganjar juga menyampaikan bagaimana dirinya berangkulan dengan lawannya di Pilgub Jateng 2018 lalu dan kini harus menjalin relasi.

"Saat kontestasi pilihan gubernur sudah selesai, ya sudah ayo rangkulan. Alhamdulillah yang kemarin rival-rivalan sama Mbak Ida Fauziah sekarang jadi Menaker (Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi), saya dan tim hormat. Saya sakit hati? Tidak. Siap Mbak Ida ayo kita bereskan soal ketenagakerjaan kita, ayo kita siapkan semua. Ayo kita terima kondisi ini," katanya. 

Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang menggandeng Prabowo Subianto dalam kabinetnya. Untuk itu Ganjar berharap para netizen tidak perlu lagi memperkeruh persatuan dengan istilah-istilah yang memancing perselisihan.

"Kemarin cebong kampret gelut terus. Kadrun katanya. Waduh istilahnya masyaallah. Tapi begitu Pak Jokowi menggandeng Pak Prabowo, waduh rasanya dingin. Alhamdulillah semua bisa bersatu untuk bangsa dan negara," ujarnya. 

Ganjar menambahkan, musuh Prabowo bukan Jokowi, juga sebaliknya. Itu hanyalah kontestasi lima tahunan. Ganjar yakin kehadiran Menkopolhukam, Panglima TNI dan Habib Luthfi, mampu menyatukan umat, terutama di media sosial. 

"Musuh kita adalah kebodohan, kemiskinan, demoralisasi dan kerusakan lingkungan. Maka saya betul-betul berharap pertemuan ini akan punya masukan yang bersama-sama bisa kita putuskan," pungkas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu