Follow Us :              

Sensus Penduduk 2020, Wagub Ajak Masyarakat Isi Data Mandiri

  09 December 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 708 
Kategori :
Bagikan :


Sensus Penduduk 2020, Wagub Ajak Masyarakat Isi Data Mandiri

09 December 2019 | 09:00:00 | dibaca : 708
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Sukoharjo - Pada Februari hingga Maret 2020, Indonesia akan melaksanakan sensus penduduk yang ke-tujuh. Berbeda dengan sensus sebelumnya yang dilakukan secara _door to door_, tahun depan sensus menggunakan metode kombinasi.

"Sensus Penduduk 2020 (SP2020) akan dilaksanakan dengan metode baru yang disebut sebagai metode kombinasi, yakni dengan memanfaatkan data administrasi kependudukan dari Kemendagri," kata Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono pada Rakorda Persiapan SP2020 "Kolaborasi Menuju Satu Data Kependudukan", Senin (09/12/2019), di Hotel Best Western, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo.

Selain menerapkan metode baru, kata dia, pengumpulan data pun dilakukan secara daring menggunakan gadget dan koneksi internet, serta wawancara menggunakan smartphone. Caranya, masyarakat diminta mengakses portal www.sensus.bps.go.id dan mengisi data pribadinya sesuai pertanyaan yang tercantum di portal. 

Sentot menandaskan, kesuksesan SP2020 akan berada pada dua titik krusial  : saat sensus penduduk daring dan saat pelaksanaan wawancara.

"Khusus untuk sensus penduduk daring, saya tekankan kepada seluruh jajaran BPS Provinsi maupun kabupaten/kota untuk tidak hanya fokus pada upaya menjaring sejumlah besar masyarakat untuk berpartisipasi, tapi juga memikirkan strategi untuk menjaga kualitas isian Sensus Penduduk Online," ujarnya seraya mengingatkan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengatakan, SP 2020 merupakan momentum tepat untuk menyediakan data kependudukan yang akurat, mutakhir, dan relevan sebagai landasan merumuskan kebijakan dan merencanakan pembangunan. Apalagi SP 2020 juga akan menjadi titik tolak  transisi budaya masyarakat, dan mewujudkan satu data kependudukan Indonesia. 

Mengapa demikian? Sebab, SP 2020 akan memanfaatkan data administrasi kependudukan dari Kemendagri, yang menjadi wujud integrasi dan kolaborasi. SP 2020 akan menjadi solusi untuk mengakhiri polemik tentang kesimpangsiuran data kependudukan selama ini. 


"Pada metode pengumpulan data, SP 2020 meminta masyarakat untuk meng-update data kependudukannya secara mandiri. Metode ini akan mengubah budaya dari diwawancarai menjadi kesadaran untuk meng-update data secara mandiri," tutur Taj Yasin.

Budaya baru ini menjadi kesempatan bagi warga negara Indonesia menyejajarkan diri dengan warga di negara maju yang sudah menggunakan metode registrasi. Keberhasilan penggunaaan metode ini menjadi tantangan sekaligus tolak ukur kesiapan Indonesia menyongsong penggunaan metode registrasi pada sensus penduduk berikutnya.

"Saya ajak masyarakat Jateng untuk aktif dalam SP 2020. Kalau biasanya kita didatangi, sekarang kita yang aktif agar terdata. Ini tidak hanya memberi manfaat kepada pemerintah, tapi juga masyarakat," pungkas Yasin.


Bagikan :

Sukoharjo - Pada Februari hingga Maret 2020, Indonesia akan melaksanakan sensus penduduk yang ke-tujuh. Berbeda dengan sensus sebelumnya yang dilakukan secara _door to door_, tahun depan sensus menggunakan metode kombinasi.

"Sensus Penduduk 2020 (SP2020) akan dilaksanakan dengan metode baru yang disebut sebagai metode kombinasi, yakni dengan memanfaatkan data administrasi kependudukan dari Kemendagri," kata Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono pada Rakorda Persiapan SP2020 "Kolaborasi Menuju Satu Data Kependudukan", Senin (09/12/2019), di Hotel Best Western, Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo.

Selain menerapkan metode baru, kata dia, pengumpulan data pun dilakukan secara daring menggunakan gadget dan koneksi internet, serta wawancara menggunakan smartphone. Caranya, masyarakat diminta mengakses portal www.sensus.bps.go.id dan mengisi data pribadinya sesuai pertanyaan yang tercantum di portal. 

Sentot menandaskan, kesuksesan SP2020 akan berada pada dua titik krusial  : saat sensus penduduk daring dan saat pelaksanaan wawancara.

"Khusus untuk sensus penduduk daring, saya tekankan kepada seluruh jajaran BPS Provinsi maupun kabupaten/kota untuk tidak hanya fokus pada upaya menjaring sejumlah besar masyarakat untuk berpartisipasi, tapi juga memikirkan strategi untuk menjaga kualitas isian Sensus Penduduk Online," ujarnya seraya mengingatkan.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengatakan, SP 2020 merupakan momentum tepat untuk menyediakan data kependudukan yang akurat, mutakhir, dan relevan sebagai landasan merumuskan kebijakan dan merencanakan pembangunan. Apalagi SP 2020 juga akan menjadi titik tolak  transisi budaya masyarakat, dan mewujudkan satu data kependudukan Indonesia. 

Mengapa demikian? Sebab, SP 2020 akan memanfaatkan data administrasi kependudukan dari Kemendagri, yang menjadi wujud integrasi dan kolaborasi. SP 2020 akan menjadi solusi untuk mengakhiri polemik tentang kesimpangsiuran data kependudukan selama ini. 


"Pada metode pengumpulan data, SP 2020 meminta masyarakat untuk meng-update data kependudukannya secara mandiri. Metode ini akan mengubah budaya dari diwawancarai menjadi kesadaran untuk meng-update data secara mandiri," tutur Taj Yasin.

Budaya baru ini menjadi kesempatan bagi warga negara Indonesia menyejajarkan diri dengan warga di negara maju yang sudah menggunakan metode registrasi. Keberhasilan penggunaaan metode ini menjadi tantangan sekaligus tolak ukur kesiapan Indonesia menyongsong penggunaan metode registrasi pada sensus penduduk berikutnya.

"Saya ajak masyarakat Jateng untuk aktif dalam SP 2020. Kalau biasanya kita didatangi, sekarang kita yang aktif agar terdata. Ini tidak hanya memberi manfaat kepada pemerintah, tapi juga masyarakat," pungkas Yasin.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu