Follow Us :              

Ganjar : Sistem Pendidikan Harus berubah

  14 December 2019  |   15:00:00  |   dibaca : 389 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Sistem Pendidikan Harus berubah

14 December 2019 | 15:00:00 | dibaca : 389
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

Yogyakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan sistem pendidikan di Indonesia memang harus berubah. Ia juga kembali menyatakan dukungannya terkait wacana penggantian Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu upaya memerdekakan pendidikan.


"Itu kan baru wacana, jadi diskusi dulu. Tapi memang sistem pendidikan harus berubah, iya," kata Ganjar usai pelantikan Dewan Pertimbangan, Dewan Pakar, dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (KAGAMA) di Balai Senat UGM, Yogyakarta, Sabtu (14/12/2019).


Menurut Ganjar, UN tidak dipakai untuk mengukur prestasi maupun agar diterima di perguruan tinggi, melainkan untuk mengecek apakah sistem belajar yang diterapkan sudah sesuai dengan target.


"Mungkin bisa digunakan cara atau metode yang lain. Saya sepakat itu. Apakah sifatnya ambil sampling dari Indonesia timur, tengah, barat, terus kemudian berbagai sekolah sehingga kita mengukur secara nasional sistem pendidikan kita seperti apa," ungkapnya.


Ia menambahkan, pelaksanaan UN dinilai merepotkan dan cukup menjadi kontroversi. Mulai orang tuanya yang sibuk hingga anaknya yang juga stres. Itu yang membuat pendidikan terasa berat.


"Kemarin itu temanya kan memerdekakan pendidikan," katanya.


Sebelumnya, Ganjar juga mengatakan kalau selama ini terus mengikuti rapat-rapat dari Mendikbud Nadiem Makarim. Ia memuji konsep yang diberikan Mendikbud mengganti UN. "Jika itu akan diterapkan, Jawa Tengah siap jadi yang pertama," katanya.


Bagikan :

Yogyakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan sistem pendidikan di Indonesia memang harus berubah. Ia juga kembali menyatakan dukungannya terkait wacana penggantian Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu upaya memerdekakan pendidikan.


"Itu kan baru wacana, jadi diskusi dulu. Tapi memang sistem pendidikan harus berubah, iya," kata Ganjar usai pelantikan Dewan Pertimbangan, Dewan Pakar, dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (KAGAMA) di Balai Senat UGM, Yogyakarta, Sabtu (14/12/2019).


Menurut Ganjar, UN tidak dipakai untuk mengukur prestasi maupun agar diterima di perguruan tinggi, melainkan untuk mengecek apakah sistem belajar yang diterapkan sudah sesuai dengan target.


"Mungkin bisa digunakan cara atau metode yang lain. Saya sepakat itu. Apakah sifatnya ambil sampling dari Indonesia timur, tengah, barat, terus kemudian berbagai sekolah sehingga kita mengukur secara nasional sistem pendidikan kita seperti apa," ungkapnya.


Ia menambahkan, pelaksanaan UN dinilai merepotkan dan cukup menjadi kontroversi. Mulai orang tuanya yang sibuk hingga anaknya yang juga stres. Itu yang membuat pendidikan terasa berat.


"Kemarin itu temanya kan memerdekakan pendidikan," katanya.


Sebelumnya, Ganjar juga mengatakan kalau selama ini terus mengikuti rapat-rapat dari Mendikbud Nadiem Makarim. Ia memuji konsep yang diberikan Mendikbud mengganti UN. "Jika itu akan diterapkan, Jawa Tengah siap jadi yang pertama," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu