Follow Us :              

Pemprov Jateng Dorong Kredit Air Minum dan Sanitasi

  17 December 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 855 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Dorong Kredit Air Minum dan Sanitasi

17 December 2019 | 10:00:00 | dibaca : 855
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

Semarang - Penyediaan air bersih dan sanitasi sehat bagi keluarga berpenghasilan rendah menjadi tantangan pemerintah hingga saat ini. Demi menuntaskan persoalan itu, Pemprov Jateng melalui Jamkrida bekerja sama dengan Water.org meluncurkan fasilitas penjamin kredit air minum dan sanitasi. Fasilitas ini diberikan untuk BPR dan BKK di seluruh Jawa Tengah yang memiliki produk pembiayaan air dan sanitasi, baik perorangan maupun kelompok.

Komisaris PT Jamkrida Jateng Jarwanto Dwiatmoko saat Launching Fasilitas Penjamin Kredit Air Minum dan Sanitasi di Hotel Patra Jasa, Semarang, mengatakan air dan sanitasi merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017, persentase penduduk terhadap akses air minum layak yakni 79,16 persen dan sanitasi layak (jamban sehat) 85,3 persen dari total penduduk Provinsi Jateng sebanyak 34 juta jiwa.

"Tantangan kami memenuhi akses air bersih dan kredit jamban. Terima kasih kepada BPR BKK yang sudah menjalankan peranan ini sehingga membantu terselesaikannya akses masyarakat terhadap jamban dan air bersih. Seperti di Grobogan dan Pekalongan," tutur Jawanto, Selasa (17/12/2019).

Jarwanto menekankan perlunya memprioritaskan air bersih dan jamban. Jika hal ini tidak serius ditangani berpotensi menimbulkan kerugian mencapai U$ 6,3 miliar atau sekitar Rp 6 triliun per tahun, berdasarkan Analysis Economy Impact of Sanitation in Indonesia, Economy Sanitation of Inotiative World Bank 2008. Kerugian ini mencakup masalah kesehatan dan turunnya daya saing SDM.

Sementara berdasarkan studi WHO tahun 2012, lanjutnya, dengan menginvestasikan sebanyak U$ 1 pada sanitasi akan memberikan umpan balik sebesar U$ 5,5 dan investasi U$ 1 pada air minum akan memberikan manfaat balik sebesar U$ 2.

"Artinya apa? Kami akan mendorong terjadinya investasi air bersih dan sanitasi di masyarakat. Ini tentu menjadi penting," kata Jarwanto.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menambahkan, Pemprov Jateng berupaya mencapai universal access 100-0-100 yang artinya akses air minum terpenuhi sebesar 100 persen, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen sanitasi lingkungan terpenuhi dengan baik.


"Pemerintah menargetkan tercapainya 100 persen akses sanitasi layak pada akhir tahun ini. Sanitasi merupakan bagian dari 6 target SDG's di 2030 dan masuk dalam 17 tujuan SDG's, yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang," papar Wagub.

Jaminan yang diberikan Jamkrida dan Water.org, lanjut Wagub, akan sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat mengakses air bersih dan jamban. Pemprov Jateng tentu akan mendorong perluasan kredit tersebut.

Namun, wagub juga mengingatkan tersedianya air bersih erat kaitannya dengan perlakuan masyarakat terhadap air. Maka, penting untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga air supaya tidak tercemar dan meningkatkan kesadaran untuk menanam pohon.


Bagikan :

Semarang - Penyediaan air bersih dan sanitasi sehat bagi keluarga berpenghasilan rendah menjadi tantangan pemerintah hingga saat ini. Demi menuntaskan persoalan itu, Pemprov Jateng melalui Jamkrida bekerja sama dengan Water.org meluncurkan fasilitas penjamin kredit air minum dan sanitasi. Fasilitas ini diberikan untuk BPR dan BKK di seluruh Jawa Tengah yang memiliki produk pembiayaan air dan sanitasi, baik perorangan maupun kelompok.

Komisaris PT Jamkrida Jateng Jarwanto Dwiatmoko saat Launching Fasilitas Penjamin Kredit Air Minum dan Sanitasi di Hotel Patra Jasa, Semarang, mengatakan air dan sanitasi merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017, persentase penduduk terhadap akses air minum layak yakni 79,16 persen dan sanitasi layak (jamban sehat) 85,3 persen dari total penduduk Provinsi Jateng sebanyak 34 juta jiwa.

"Tantangan kami memenuhi akses air bersih dan kredit jamban. Terima kasih kepada BPR BKK yang sudah menjalankan peranan ini sehingga membantu terselesaikannya akses masyarakat terhadap jamban dan air bersih. Seperti di Grobogan dan Pekalongan," tutur Jawanto, Selasa (17/12/2019).

Jarwanto menekankan perlunya memprioritaskan air bersih dan jamban. Jika hal ini tidak serius ditangani berpotensi menimbulkan kerugian mencapai U$ 6,3 miliar atau sekitar Rp 6 triliun per tahun, berdasarkan Analysis Economy Impact of Sanitation in Indonesia, Economy Sanitation of Inotiative World Bank 2008. Kerugian ini mencakup masalah kesehatan dan turunnya daya saing SDM.

Sementara berdasarkan studi WHO tahun 2012, lanjutnya, dengan menginvestasikan sebanyak U$ 1 pada sanitasi akan memberikan umpan balik sebesar U$ 5,5 dan investasi U$ 1 pada air minum akan memberikan manfaat balik sebesar U$ 2.

"Artinya apa? Kami akan mendorong terjadinya investasi air bersih dan sanitasi di masyarakat. Ini tentu menjadi penting," kata Jarwanto.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menambahkan, Pemprov Jateng berupaya mencapai universal access 100-0-100 yang artinya akses air minum terpenuhi sebesar 100 persen, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen sanitasi lingkungan terpenuhi dengan baik.


"Pemerintah menargetkan tercapainya 100 persen akses sanitasi layak pada akhir tahun ini. Sanitasi merupakan bagian dari 6 target SDG's di 2030 dan masuk dalam 17 tujuan SDG's, yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang," papar Wagub.

Jaminan yang diberikan Jamkrida dan Water.org, lanjut Wagub, akan sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk dapat mengakses air bersih dan jamban. Pemprov Jateng tentu akan mendorong perluasan kredit tersebut.

Namun, wagub juga mengingatkan tersedianya air bersih erat kaitannya dengan perlakuan masyarakat terhadap air. Maka, penting untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga air supaya tidak tercemar dan meningkatkan kesadaran untuk menanam pohon.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu