Follow Us :              

Berguling-guling di Tanah, Tim Gus Yasin Menang 3-2 Main Goal Ball

  31 December 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 761 
Kategori :
Bagikan :


Berguling-guling di Tanah, Tim Gus Yasin Menang 3-2 Main Goal Ball

31 December 2019 | 09:00:00 | dibaca : 761
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Mengenakan baju batik lengkap dengan peci, sepatu kerja, serta penutup mata, tubuh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen berguling-guling di atas lapangan depan Masjid Jami' Jatisari Mijen Semarang, Selasa (31/12/2019) siang.

Tubuh Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin Maimoen terguling karena tak bisa menjaga keseimbangan saat berupaya menangkap bola dalam goal ball atau bola voli. Gus Yasin sendiri satu tim dengan Plt Kepala Dinas Sosial Jateng Yusadar Armunanto, dan Dewan Pembina Sahabat Mata Zaenal Abidin yang sama-sama tertutup matanya.

Ya, siang itu, Gus Yasin tergabung dalam satu tim melawan Tim Askar Jami' dalam pembukaan Sahabat Mata Cup ke-6. Perbedaan permainan voli ini dikhususkan bagi tunanetra. Bola yang bagian dalamnya diberi kerincingan itu saat menggelinding atau dipukul menimbulkan bunyi gemerincing sehingga pemain dapat mengetahui keberadaan bola. 

Setelah beberapa kali jumpalitan dan sempat tersungkur di atas matras, perjuangan keras Tim Gus Yasin pun berhasil menaklukan Tim Askar Jami' dengan skor 3-2. Gus Yasin pun mengakui butuh konsentrasi penuh untuk dapat bermain bola yang dikhususkan untuk tunanetra tersebut. Para pemain benar-benar mengandalkan indra pendengaran untuk bisa mengetahui pergerakan bola, karena kedua matanya tertutup rapat. 

"Saya menghadapnya sudah benar atau belum to iki. Saya tidak melihat apa-apa," ujar Gus Yasin saat memastikan posisi tubuhnya dan disambut tawa penonton. 

Gus Yasin, meski sempat berguling-guling di atas tanah, tidak merasa sakit, tetapi terkesan karena bisa bermain voli di tengah-tengah ratusan tunanetra dari berbagai provinsi di Indonesia. Melalui permainan olahraga itu, indra pendengarannya terasah untuk mencari arah sumber suara gemerincing yang berasal dari bola.

"Permainannya sangat seru. Saya tadi bingung, ora ngerti ngadep ngalor apa ngidul tapi menang. Selama main goal ball merasakan seperti orang buta, tidak tahu yang depan itu mana. Tadi itu mengetes pendengaran kita mengikuti suara gemerincing," katanya.

Usai menjajal permainan goal ball, Gus Yasin meladeni tantangan Mahfud, salah satu peserta Catur Tunanetra Piala Wakil Gubernur Jateng. Pemuda berusia 24 tahun asal Lamongan Jawa Timur itu, awalnya tidak mengetahui kalau lawan di depaanya adalah wakil gubernur Jawa Tengah. Sehingga sepanjang permainan mengajak bergurau lawannya dengan banyolan-banyolan menggelitik dan mengundang tawa.

"Wis garek semono lok terusno pak. Nyerang ngono lho pak daripada kalah," ujar Mahfud sembari meraba-raba bidak-bidak catur milik Gus Yasin di papan catur yang didesain khusus tunanetra.

Berbeda dengan bertanding goal ball, pada permainan yang membutuhkan konsentrasi itu, putra ulama kharismatik almarhim KH Maimoen Zubair tersebut kalah oleh lawannya yang meskipun tunanetra namun strategi permainan dan kecekatannya melebihi pecatur normal. Gus Yasin pun sangat mengagumi Mahfud yang notabene atlet judo tapi mahir dalam bermain catur.

"Tahun 2018 kemarin saya ikut seleksi nasional cabang judo di Solo dan dapat perak. Saya lusa juga ikut Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Papua tahun 2020," jelasnya 

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Sahabat Mata Cup ke-6, Andi Setiono menyebutkan, kegiatan yang mempertandingkan beberapa cabang olahraga khusus tunanetra ini diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi. Untuk cabang goal ball diikuti 44 tim putra-putri dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Palembang, Lampung, dan sebaganya. Demikian pula cabang catur diikuti 40 peserta dari penjuru nusantara.

Tujuan kegiatan tahunan ini, lanjut dia, sebagai ajang silaturahmi para penyandang tunanetra di seluruh Indonesia. Sekain itu, pada momen penghujung akhir tahun 2019 ini, seluruh peserta dapat bergembira bersama dengan berbagai permainan dan olahraga.

"Malam tahun baru identik dengan pesta kembang api, sedangkan kami tidak bisa melihat kemeriahan kembang api. Nah bagaimana kita ikut bergembira bersama pada malam tahun baru dalam hal positif, yaitu dengan permainan bola dan catur. Daripada kita jalan-jalan toh juga tidak bisa melihat kemeriahan pesta kembang api atau lainnya," paparnya.


Bagikan :

SEMARANG - Mengenakan baju batik lengkap dengan peci, sepatu kerja, serta penutup mata, tubuh Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen berguling-guling di atas lapangan depan Masjid Jami' Jatisari Mijen Semarang, Selasa (31/12/2019) siang.

Tubuh Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin Maimoen terguling karena tak bisa menjaga keseimbangan saat berupaya menangkap bola dalam goal ball atau bola voli. Gus Yasin sendiri satu tim dengan Plt Kepala Dinas Sosial Jateng Yusadar Armunanto, dan Dewan Pembina Sahabat Mata Zaenal Abidin yang sama-sama tertutup matanya.

Ya, siang itu, Gus Yasin tergabung dalam satu tim melawan Tim Askar Jami' dalam pembukaan Sahabat Mata Cup ke-6. Perbedaan permainan voli ini dikhususkan bagi tunanetra. Bola yang bagian dalamnya diberi kerincingan itu saat menggelinding atau dipukul menimbulkan bunyi gemerincing sehingga pemain dapat mengetahui keberadaan bola. 

Setelah beberapa kali jumpalitan dan sempat tersungkur di atas matras, perjuangan keras Tim Gus Yasin pun berhasil menaklukan Tim Askar Jami' dengan skor 3-2. Gus Yasin pun mengakui butuh konsentrasi penuh untuk dapat bermain bola yang dikhususkan untuk tunanetra tersebut. Para pemain benar-benar mengandalkan indra pendengaran untuk bisa mengetahui pergerakan bola, karena kedua matanya tertutup rapat. 

"Saya menghadapnya sudah benar atau belum to iki. Saya tidak melihat apa-apa," ujar Gus Yasin saat memastikan posisi tubuhnya dan disambut tawa penonton. 

Gus Yasin, meski sempat berguling-guling di atas tanah, tidak merasa sakit, tetapi terkesan karena bisa bermain voli di tengah-tengah ratusan tunanetra dari berbagai provinsi di Indonesia. Melalui permainan olahraga itu, indra pendengarannya terasah untuk mencari arah sumber suara gemerincing yang berasal dari bola.

"Permainannya sangat seru. Saya tadi bingung, ora ngerti ngadep ngalor apa ngidul tapi menang. Selama main goal ball merasakan seperti orang buta, tidak tahu yang depan itu mana. Tadi itu mengetes pendengaran kita mengikuti suara gemerincing," katanya.

Usai menjajal permainan goal ball, Gus Yasin meladeni tantangan Mahfud, salah satu peserta Catur Tunanetra Piala Wakil Gubernur Jateng. Pemuda berusia 24 tahun asal Lamongan Jawa Timur itu, awalnya tidak mengetahui kalau lawan di depaanya adalah wakil gubernur Jawa Tengah. Sehingga sepanjang permainan mengajak bergurau lawannya dengan banyolan-banyolan menggelitik dan mengundang tawa.

"Wis garek semono lok terusno pak. Nyerang ngono lho pak daripada kalah," ujar Mahfud sembari meraba-raba bidak-bidak catur milik Gus Yasin di papan catur yang didesain khusus tunanetra.

Berbeda dengan bertanding goal ball, pada permainan yang membutuhkan konsentrasi itu, putra ulama kharismatik almarhim KH Maimoen Zubair tersebut kalah oleh lawannya yang meskipun tunanetra namun strategi permainan dan kecekatannya melebihi pecatur normal. Gus Yasin pun sangat mengagumi Mahfud yang notabene atlet judo tapi mahir dalam bermain catur.

"Tahun 2018 kemarin saya ikut seleksi nasional cabang judo di Solo dan dapat perak. Saya lusa juga ikut Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Papua tahun 2020," jelasnya 

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Sahabat Mata Cup ke-6, Andi Setiono menyebutkan, kegiatan yang mempertandingkan beberapa cabang olahraga khusus tunanetra ini diikuti oleh peserta dari berbagai provinsi. Untuk cabang goal ball diikuti 44 tim putra-putri dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Palembang, Lampung, dan sebaganya. Demikian pula cabang catur diikuti 40 peserta dari penjuru nusantara.

Tujuan kegiatan tahunan ini, lanjut dia, sebagai ajang silaturahmi para penyandang tunanetra di seluruh Indonesia. Sekain itu, pada momen penghujung akhir tahun 2019 ini, seluruh peserta dapat bergembira bersama dengan berbagai permainan dan olahraga.

"Malam tahun baru identik dengan pesta kembang api, sedangkan kami tidak bisa melihat kemeriahan kembang api. Nah bagaimana kita ikut bergembira bersama pada malam tahun baru dalam hal positif, yaitu dengan permainan bola dan catur. Daripada kita jalan-jalan toh juga tidak bisa melihat kemeriahan pesta kembang api atau lainnya," paparnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu