Follow Us :              

Gus Yasin : Beras Basmati, Sagu dan Sorgum, Potensi yang Bisa Digarap Santri

  31 December 2019  |   11:30:00  |   dibaca : 656 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin : Beras Basmati, Sagu dan Sorgum, Potensi yang Bisa Digarap Santri

31 December 2019 | 11:30:00 | dibaca : 656
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Jawa Tengah masih memiliki banyak potensi pertanian yang belum tergarap dan masih memungkinkan untuk digarap.  Beberapa di antaranya adalah beras basmati, sagu, dan sorgum. 

Saat bertemu dengan Ketua DPW Forum Santri Indonesia Jateng, Sus Indra di ruang kerjanya, Senin (31/12/2019) Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, kebutuhan beras basmati di Indonesia per bulan mencapai 500 ton. Sementara di Indonesia belum banyak yang menanam.  Sehingga kebutuhan itu masih dipenuhi dari impor.

“Beras basmati kemarin saya tanya kepada importir, kebutuhannya di Indonesia itu berapa. Mereka katakan, 1 bulan butuh 500 ton,” ujarnya.

Beras basmati ini, mulai banyak dicari karena bisa disimpan hingga satu tahun.  Berbeda dengan beras lokal yang lebih cepat rusak jika disimpan dalam beberapa bulan. Selain itu, beras basmati juga dipercaya memberikan manfaat bagi kesehatan karena rendah kalori dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

Wagub menambahkan, komoditas pertanian lain yang juga bisa dikembangkan adalah sagu. Selama ini, sagu baru diproduksi di Papua menjadi tepung. Namun, meski diubah menjadi tepung, nilai tambahnya masih belum tinggi. Akan lebih tinggi apabila diolah menjadi gula dan Jateng pernah ditawari untuk membuat pabrik pengolahan sagu menjadi gula. Demikian pula sorgum yang kini mulai mendapat tempat di masyarakat karena manfaat kesehatannya.

“Hal-hal seperti ini perlu difasilitasi. Banyak komoditas yang masih perlu dikembangkan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan ini perlu disinergikan dengan pihak lain,” tuturnya.

Karenanya, kepada DPW Forum Santri Indonesia Jateng, Wagub berpesan supaya fokus pada program kerjanya yang bertujuan untuk memberikan life skill kepada santri.

Ketua DPW Forum Santri Indonesia Jateng, Sus Indra mengatakan, organisasi yang baru saja didirikan memang dibangun untuk bisa menciptakan santripreneur.  Pihaknya kini sudah mulai membangun kerja sama dengan beberapa dinas.

“Kami membangun kemitraan dengan beberapa dinas di provinsi ini, karena di organisasi kami ada kabid ketenagakerjaan, kabid ekonomi kreatif, kabid UMKM dan koperasi, dan kabid pertanian. Sehingga selain santri pandai mengaji, juga mempunyai keterampilan khusus,” jelasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Jawa Tengah masih memiliki banyak potensi pertanian yang belum tergarap dan masih memungkinkan untuk digarap.  Beberapa di antaranya adalah beras basmati, sagu, dan sorgum. 

Saat bertemu dengan Ketua DPW Forum Santri Indonesia Jateng, Sus Indra di ruang kerjanya, Senin (31/12/2019) Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, kebutuhan beras basmati di Indonesia per bulan mencapai 500 ton. Sementara di Indonesia belum banyak yang menanam.  Sehingga kebutuhan itu masih dipenuhi dari impor.

“Beras basmati kemarin saya tanya kepada importir, kebutuhannya di Indonesia itu berapa. Mereka katakan, 1 bulan butuh 500 ton,” ujarnya.

Beras basmati ini, mulai banyak dicari karena bisa disimpan hingga satu tahun.  Berbeda dengan beras lokal yang lebih cepat rusak jika disimpan dalam beberapa bulan. Selain itu, beras basmati juga dipercaya memberikan manfaat bagi kesehatan karena rendah kalori dan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

Wagub menambahkan, komoditas pertanian lain yang juga bisa dikembangkan adalah sagu. Selama ini, sagu baru diproduksi di Papua menjadi tepung. Namun, meski diubah menjadi tepung, nilai tambahnya masih belum tinggi. Akan lebih tinggi apabila diolah menjadi gula dan Jateng pernah ditawari untuk membuat pabrik pengolahan sagu menjadi gula. Demikian pula sorgum yang kini mulai mendapat tempat di masyarakat karena manfaat kesehatannya.

“Hal-hal seperti ini perlu difasilitasi. Banyak komoditas yang masih perlu dikembangkan di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan ini perlu disinergikan dengan pihak lain,” tuturnya.

Karenanya, kepada DPW Forum Santri Indonesia Jateng, Wagub berpesan supaya fokus pada program kerjanya yang bertujuan untuk memberikan life skill kepada santri.

Ketua DPW Forum Santri Indonesia Jateng, Sus Indra mengatakan, organisasi yang baru saja didirikan memang dibangun untuk bisa menciptakan santripreneur.  Pihaknya kini sudah mulai membangun kerja sama dengan beberapa dinas.

“Kami membangun kemitraan dengan beberapa dinas di provinsi ini, karena di organisasi kami ada kabid ketenagakerjaan, kabid ekonomi kreatif, kabid UMKM dan koperasi, dan kabid pertanian. Sehingga selain santri pandai mengaji, juga mempunyai keterampilan khusus,” jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu