Follow Us :              

Terima Presiden Komisaris PT Aquafarms, Pj Sekda Minta Nelayan Jateng Didampingi

  10 January 2020  |   14:00:00  |   dibaca : 521 
Kategori :
Bagikan :


Terima Presiden Komisaris PT Aquafarms, Pj Sekda Minta Nelayan Jateng Didampingi

10 January 2020 | 14:00:00 | dibaca : 521
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pj Sekda Jateng Herru Setiadhie menerima Presiden Komisaris PT Aquafarms Nusantara, Sammy Hamzah yang akan mengoptimalkan produksi ikan tilapia atau nila, di ruang kerjanya, Jumat (10/1/2020). 

Kepada Herru, Sammy menjelaskan pada 2014, pabrik yang berkapasitas 10 ribu ton ikan itu saat ini hanya menghasilkan 5.000 ton per bulannya. Ia berharap, dapat bekerjasama dengan nelayan di Jateng untuk meningkatkan produksinya. Karena, ikan itu paling digemari konsumennya di Amerika Serikat, Asia Utara dan Eropa. 

"Perusahaan kami memproduksi ikan tilapia dari pembibitan, pengembangan di danau atau waduk, pengolahan di pabrik, pengepakan dan diekspor sudah dalam bentuk siap dipajang di supermarket," bebernya

CEO Regal Springs Group (holding PT Aquafarms Nusantara), Alois Hofbauser menambahkan, kerja sama dengan nelayan lokal melalui koperasi, bisa menjadi salah satu strategi untuk memenuhi kapasitas produksi tersebut. Sebagai syarat menjadi supplier ke perusahaannya, nelayan harus mengantongi sertifikasi. Sertifikasi menjadi keharusan karena merupakan produk yang harus memenuhi syarat-syarat ekspor. 

Di samping itu, produk PT Aquafarms sudah dikenal sebagai produk super premium di dunia karena dalam proses budidayanya tidak menggunakan zat antibiotik, zat addiktif dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Sejumlah sertifikasi pangan di tingkat dunia juga sudah dikantongi. 

"Kami mempunyai kapasitas pabrik yang memadai tapi kami tidak mendapatkan pasokan bahan baku yang cukup. Jadi kami terbuka bekerja sama dengan koperasi yang nelayannya bisa menyediakan supply ikan bagi kami, " jelasnya.

Merespon hal tersebut, Herru merasa senang. Sebab, kehadiran investor salah satunya adalah untuk membangun ekonomi kerakyatan. Apalagi nelayan di Jawa Tengah yang masih membutuhkan pendampingan, baik dari sisi teknologi maupun kemitraan kelembagaan. 

"Mudah-mudahan kolaborasi antara investor dengan potensi masyarakat yang ada disini, minimal bisa mengembangkan ekonomi kerakyatan. Nelayan Jateng masih membutuhkan pendampingan, butuh kemitraan kelembagaan," tuturnya. 

Di sisi lain, Herru juga mengingatkan agar perusahaan memperhatikan dari aspek kelestarian lingkungan hidup, mengingat PT Aquafarms Nusantara menggunakan budidaya keramba jaring apung. Apabila tidak diperhatikan, keramba akan menimbulkan sedimentasi yang ujungnya pada kerusakan lingkungan. 

"Bisnis tentu harus profit. Tetapi juga yang mempertimbangkan lingkungan. Kemudian bisnis juga akan elegan kalau menggandeng warga pelaku ekonomi yang sebidang. Kalau semua bisa terbangun, akan terjadi sinergi dan kolaborasi," pesannya.


Bagikan :

SEMARANG - Pj Sekda Jateng Herru Setiadhie menerima Presiden Komisaris PT Aquafarms Nusantara, Sammy Hamzah yang akan mengoptimalkan produksi ikan tilapia atau nila, di ruang kerjanya, Jumat (10/1/2020). 

Kepada Herru, Sammy menjelaskan pada 2014, pabrik yang berkapasitas 10 ribu ton ikan itu saat ini hanya menghasilkan 5.000 ton per bulannya. Ia berharap, dapat bekerjasama dengan nelayan di Jateng untuk meningkatkan produksinya. Karena, ikan itu paling digemari konsumennya di Amerika Serikat, Asia Utara dan Eropa. 

"Perusahaan kami memproduksi ikan tilapia dari pembibitan, pengembangan di danau atau waduk, pengolahan di pabrik, pengepakan dan diekspor sudah dalam bentuk siap dipajang di supermarket," bebernya

CEO Regal Springs Group (holding PT Aquafarms Nusantara), Alois Hofbauser menambahkan, kerja sama dengan nelayan lokal melalui koperasi, bisa menjadi salah satu strategi untuk memenuhi kapasitas produksi tersebut. Sebagai syarat menjadi supplier ke perusahaannya, nelayan harus mengantongi sertifikasi. Sertifikasi menjadi keharusan karena merupakan produk yang harus memenuhi syarat-syarat ekspor. 

Di samping itu, produk PT Aquafarms sudah dikenal sebagai produk super premium di dunia karena dalam proses budidayanya tidak menggunakan zat antibiotik, zat addiktif dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Sejumlah sertifikasi pangan di tingkat dunia juga sudah dikantongi. 

"Kami mempunyai kapasitas pabrik yang memadai tapi kami tidak mendapatkan pasokan bahan baku yang cukup. Jadi kami terbuka bekerja sama dengan koperasi yang nelayannya bisa menyediakan supply ikan bagi kami, " jelasnya.

Merespon hal tersebut, Herru merasa senang. Sebab, kehadiran investor salah satunya adalah untuk membangun ekonomi kerakyatan. Apalagi nelayan di Jawa Tengah yang masih membutuhkan pendampingan, baik dari sisi teknologi maupun kemitraan kelembagaan. 

"Mudah-mudahan kolaborasi antara investor dengan potensi masyarakat yang ada disini, minimal bisa mengembangkan ekonomi kerakyatan. Nelayan Jateng masih membutuhkan pendampingan, butuh kemitraan kelembagaan," tuturnya. 

Di sisi lain, Herru juga mengingatkan agar perusahaan memperhatikan dari aspek kelestarian lingkungan hidup, mengingat PT Aquafarms Nusantara menggunakan budidaya keramba jaring apung. Apabila tidak diperhatikan, keramba akan menimbulkan sedimentasi yang ujungnya pada kerusakan lingkungan. 

"Bisnis tentu harus profit. Tetapi juga yang mempertimbangkan lingkungan. Kemudian bisnis juga akan elegan kalau menggandeng warga pelaku ekonomi yang sebidang. Kalau semua bisa terbangun, akan terjadi sinergi dan kolaborasi," pesannya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu