Follow Us :              

Cek Banjir Demak, Ganjar Dengar Curhatan Ibu-ibu di Tenda Biru

  13 January 2020  |   13:00:00  |   dibaca : 546 
Kategori :
Bagikan :


Cek Banjir Demak, Ganjar Dengar Curhatan Ibu-ibu di Tenda Biru

13 January 2020 | 13:00:00 | dibaca : 546
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

DEMAK - Tiga tenda pengungsian didirikan warga Trimulyo Guntur Demak di sekitar tanggul Sungai Tuntang. Setidaknya 20 warga bertahan di sana dalam lima hari terakhir, setelah rumahnya diterjang banjir pada Rabu (8/1/2020) malam. 

Tenda-tenda pengungsian itu berjarak 100 meter dari tanggul sungai yang jebol. Beberapa warga lainnya memilih mengungsi di kantor kepala desa, kecamatan dan rumah-rumah yang tidak terkena banjir. 

Sembari mengecek pengerjaan tanggul, Gubernur Ganjar Pranowo masuk ke tenda dan menyalami para pengungsi yang mayoritas wanita. Mereka sempat terkejut dengan kedatangan Ganjar. Tak berapa lama, momen itu mereka gunakan untuk berkeluh kesah kepada Ganjar tentang banjir yang menerjang rumah mereka.

"Kemarin ya mengungsi semua warga yang dekat sini. Banyak pak. Di rumah tetangga yang lebih tinggi, ke kantor pak lurah dan kecamatan. Kami nyari tempat yang lebih tinggi karena banjir malam pertama setinggi perut," kata Sokhifatun (47), salah satu warga desa Trimulyo terdampak banjir, Senin (13/1/2020).

Sokhifatun tinggal di tenda biru itu bersama suami, anak dan cucu-cucunya. Dia mengatakan banjir yang menerjang desanya tersebut merupakan yang terparah kedua setelah tragedi banjir tahun 1993 dengan penyebab yang sama, yakni jebolnya tanggul Sungai Tuntang. 

"Hari ini sudah surut. Itu tanggul hampir selesai meski yang satu belum digarap. Kalau kondisi saya ya, susah air bersih pak. Jadi susah mandi dan buang air besar. Kalau makan sudah, alhamdulilah dari dapur umum ngirimi terus. Ini tadi sama oseng tempe dan gereh," kata Solikhatun. 

"Nggih mpun (Ya sudah - Red), yang penting jenengan sehat. Kalau merasakan sakit atau apa langsung ngomong pak lurah biar langsung diatasi," kata Ganjar. 

Saat ini sebagian warga yang mengungsi telah berangsur pulang ke rumah untuk membersihkan kediaman masing-masing. Ganjar mengatakan, di posko pengungsian saat ini hanya menyisakan hanya 473 jiwa. 

"Sekarang mereka gotong royong saling membantu membersihkan rumah. Ada beberapa kemungkinan penyakit, tapi tim kesehatan Pemkab Demak di-backup Pemprov Jateng selalu standby," kata Ganjar. 

Untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih, Ganjar mengatakan telah melakukan droping air bersih di beberapa titik, khususnya di posko pengungsian. Selain itu pihaknya juga menyediakan toilet mobile. Adapun untuk logistik pengungsi hingga saat ini masih mencukupi. 

"Yang susah saat ini kan memang itu (air bersih). Untuk logistik aman, kalau kurang kami akan drop lagi," janji Ganjar.


Bagikan :

DEMAK - Tiga tenda pengungsian didirikan warga Trimulyo Guntur Demak di sekitar tanggul Sungai Tuntang. Setidaknya 20 warga bertahan di sana dalam lima hari terakhir, setelah rumahnya diterjang banjir pada Rabu (8/1/2020) malam. 

Tenda-tenda pengungsian itu berjarak 100 meter dari tanggul sungai yang jebol. Beberapa warga lainnya memilih mengungsi di kantor kepala desa, kecamatan dan rumah-rumah yang tidak terkena banjir. 

Sembari mengecek pengerjaan tanggul, Gubernur Ganjar Pranowo masuk ke tenda dan menyalami para pengungsi yang mayoritas wanita. Mereka sempat terkejut dengan kedatangan Ganjar. Tak berapa lama, momen itu mereka gunakan untuk berkeluh kesah kepada Ganjar tentang banjir yang menerjang rumah mereka.

"Kemarin ya mengungsi semua warga yang dekat sini. Banyak pak. Di rumah tetangga yang lebih tinggi, ke kantor pak lurah dan kecamatan. Kami nyari tempat yang lebih tinggi karena banjir malam pertama setinggi perut," kata Sokhifatun (47), salah satu warga desa Trimulyo terdampak banjir, Senin (13/1/2020).

Sokhifatun tinggal di tenda biru itu bersama suami, anak dan cucu-cucunya. Dia mengatakan banjir yang menerjang desanya tersebut merupakan yang terparah kedua setelah tragedi banjir tahun 1993 dengan penyebab yang sama, yakni jebolnya tanggul Sungai Tuntang. 

"Hari ini sudah surut. Itu tanggul hampir selesai meski yang satu belum digarap. Kalau kondisi saya ya, susah air bersih pak. Jadi susah mandi dan buang air besar. Kalau makan sudah, alhamdulilah dari dapur umum ngirimi terus. Ini tadi sama oseng tempe dan gereh," kata Solikhatun. 

"Nggih mpun (Ya sudah - Red), yang penting jenengan sehat. Kalau merasakan sakit atau apa langsung ngomong pak lurah biar langsung diatasi," kata Ganjar. 

Saat ini sebagian warga yang mengungsi telah berangsur pulang ke rumah untuk membersihkan kediaman masing-masing. Ganjar mengatakan, di posko pengungsian saat ini hanya menyisakan hanya 473 jiwa. 

"Sekarang mereka gotong royong saling membantu membersihkan rumah. Ada beberapa kemungkinan penyakit, tapi tim kesehatan Pemkab Demak di-backup Pemprov Jateng selalu standby," kata Ganjar. 

Untuk memenuhi kebutuhan warga akan air bersih, Ganjar mengatakan telah melakukan droping air bersih di beberapa titik, khususnya di posko pengungsian. Selain itu pihaknya juga menyediakan toilet mobile. Adapun untuk logistik pengungsi hingga saat ini masih mencukupi. 

"Yang susah saat ini kan memang itu (air bersih). Untuk logistik aman, kalau kurang kami akan drop lagi," janji Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu