Follow Us :              

Ganjar Ke Palu Temukan Perantau Wonosobo Tak Pulang 28 Tahun

  28 January 2020  |   19:00:00  |   dibaca : 851 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Ke Palu Temukan Perantau Wonosobo Tak Pulang 28 Tahun

28 January 2020 | 19:00:00 | dibaca : 851
Kategori :
Bagikan :

Foto : Adi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Adi (Humas Jateng)

PALU - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melawat ke Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (28/1/2020) untuk meresmikan bantuan sekolah dan masjid dari warga Jateng. Tak disangka, Ganjar malah bertemu Suripah, warga Wonosobo Jawa Tengah, yang terdampar di 28 tahun di tanah rantau. 

Ganjar bertemu ketika menghadiri acara silaturahmi relawan PMI dan warga Jateng di Kampung Nelayan, Palu. Kebetulan, Suripah datang diajak ulama setempat KH Sobar. 

Suripah bercerita, pada 1991 dia bersama suami bertransmigrasi ke Lalundu, Donggala, Sulawesi Tengah. Dia meninggalkan anak semata wayang untuk dirawat ibunya di Wonosobo. 

"Saya ke sini tahun 1991 bersama suami, tapi kemudian bercerai. Suami pulang ke Jawa, saya tetap di sini, menikah lagi dengan orang sini," kata Suripah. 

Sejak itu, Suripah tak pernah pulang. Suami keduanya ini seorang pekerja serabutan. Keduanya tinggal di rumah sangat sederhana di Tulo La Rantean Kabupaten Sigi. Uang yang dikumpulkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tak pernah bisa membawa Suripah pulang ke tanah kelahirannya di Pengarengan Kalibawang.

Hingga dua bulan lalu, Suripah bertemu Ahmad Sobar, guru ngaji di Kerukunan Keluarga Jawa. Sobar pun tergerak mencari keluarga Suripah di Wonosobo lewat koleganya. "Akhirnya ketemu keluarganya, saya dapat nomer telepon keponakannya. Tapi sama-sama tidak punya (uang) jadi belum bisa pulang juga," kata Sobar. 

Mendengar Ganjar akan ke Palu, Sobar berinisiatif mengajak Suripah. Dia mengutarakan keinginan wanita 50 tahun itu pulang kampung. 

"Pulang kampung, pak," kata Mak Suripah, mengulangi ucapan Sobar. 

Mendengar keinginan Suripah itu, Ganjar langsung menawarkan Suripah pulang bersamanya esok harinya. Namun Suripah menawar. Ia ingin pulang saat ramadan sekalian berlebaran di Wonosobo. Ia juga menuturkan kepulangannya tidak selamanya. Setelah beberapa lama di Wonosobo, ia akan kembali lagi ke Palu.

"Saya sudah ada suami di sini, bagaimana kalau saya tinggal pulang terus. Saya pulang sebentar saja menengok anak, dulu saya tinggal masih umur 3 tahun, katanya sekarang sudah menikah," kata Suripah. 

Di depan Ganjar, Sobar sempat melakukan panggilan video call dengan Puji, keponakan Suripah di Wonosobo. Setelah dikatakan Suripah akan pulang dengan bantuan Ganjar, keluarga Suripah senang bukan kepalang. 

"Saya akan jemput di Semarang nanti Pak Ganjar. Terima kasih, Pak Ganjar," kata Puji. 

Suripah sendiri berulang-ulang menyatakan rasa syukur dan terimakasihnya. Raut wajahnya yang semula muram berubah ceria dan penuh tawa.


Bagikan :

PALU - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melawat ke Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (28/1/2020) untuk meresmikan bantuan sekolah dan masjid dari warga Jateng. Tak disangka, Ganjar malah bertemu Suripah, warga Wonosobo Jawa Tengah, yang terdampar di 28 tahun di tanah rantau. 

Ganjar bertemu ketika menghadiri acara silaturahmi relawan PMI dan warga Jateng di Kampung Nelayan, Palu. Kebetulan, Suripah datang diajak ulama setempat KH Sobar. 

Suripah bercerita, pada 1991 dia bersama suami bertransmigrasi ke Lalundu, Donggala, Sulawesi Tengah. Dia meninggalkan anak semata wayang untuk dirawat ibunya di Wonosobo. 

"Saya ke sini tahun 1991 bersama suami, tapi kemudian bercerai. Suami pulang ke Jawa, saya tetap di sini, menikah lagi dengan orang sini," kata Suripah. 

Sejak itu, Suripah tak pernah pulang. Suami keduanya ini seorang pekerja serabutan. Keduanya tinggal di rumah sangat sederhana di Tulo La Rantean Kabupaten Sigi. Uang yang dikumpulkan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, tak pernah bisa membawa Suripah pulang ke tanah kelahirannya di Pengarengan Kalibawang.

Hingga dua bulan lalu, Suripah bertemu Ahmad Sobar, guru ngaji di Kerukunan Keluarga Jawa. Sobar pun tergerak mencari keluarga Suripah di Wonosobo lewat koleganya. "Akhirnya ketemu keluarganya, saya dapat nomer telepon keponakannya. Tapi sama-sama tidak punya (uang) jadi belum bisa pulang juga," kata Sobar. 

Mendengar Ganjar akan ke Palu, Sobar berinisiatif mengajak Suripah. Dia mengutarakan keinginan wanita 50 tahun itu pulang kampung. 

"Pulang kampung, pak," kata Mak Suripah, mengulangi ucapan Sobar. 

Mendengar keinginan Suripah itu, Ganjar langsung menawarkan Suripah pulang bersamanya esok harinya. Namun Suripah menawar. Ia ingin pulang saat ramadan sekalian berlebaran di Wonosobo. Ia juga menuturkan kepulangannya tidak selamanya. Setelah beberapa lama di Wonosobo, ia akan kembali lagi ke Palu.

"Saya sudah ada suami di sini, bagaimana kalau saya tinggal pulang terus. Saya pulang sebentar saja menengok anak, dulu saya tinggal masih umur 3 tahun, katanya sekarang sudah menikah," kata Suripah. 

Di depan Ganjar, Sobar sempat melakukan panggilan video call dengan Puji, keponakan Suripah di Wonosobo. Setelah dikatakan Suripah akan pulang dengan bantuan Ganjar, keluarga Suripah senang bukan kepalang. 

"Saya akan jemput di Semarang nanti Pak Ganjar. Terima kasih, Pak Ganjar," kata Puji. 

Suripah sendiri berulang-ulang menyatakan rasa syukur dan terimakasihnya. Raut wajahnya yang semula muram berubah ceria dan penuh tawa.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu