Follow Us :              

Raden Fattah, Jadi Peletak Pondasi Perpaduan Ulama-Umaro

  06 February 2020  |   20:00:00  |   dibaca : 1217 
Kategori :
Bagikan :


Raden Fattah, Jadi Peletak Pondasi Perpaduan Ulama-Umaro

06 February 2020 | 20:00:00 | dibaca : 1217
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

DEMAK - Raden Fattah dan Kerajaan Demak merupakan salah satu pondasi kuat pemerintahan di Jawa Tengah dan Nusantara. Selain sebagai penyebar agama, Raden Fattah juga mendapat gelar sebagai punggawa pemerintahan.

Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Haul Agung Kanjeng Sultan Raden Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo ke-517 di Alun-alun Masjid Agung Demak, Kamis (6/2/2020) malam. Menurutnya, melalui Raden Fattah itulah, salah satu pondasi yang memadukan dan menyandingkan agama dengan negara.

"Artinya tanah Jawa dan Nusantara tidak dapat dipisahkan antara agama dengan negara, keduanya harus bersanding. Memimpin tidak bisa dari sisi ulama saja tetapi harus ada dari sisi kenegaraan. Ini yang harus dilestarikan. Alhamdulillah, semakin ke sini pemerintahan di Nusantara ini perpaduan nasionalis-religius sangat kuat," katanya.

Taj Yasin menjelaskan, sejarah mengenai kerajaan Demak merupakan pelajaran berharga untuk keberlangsungan NKRI. Hilangnya kerajaan Demak merupakan dampak adanya perpecahan keluarga dan perebutan kekuasaan yang melahirkan perang saudara. Oleh karena itu Taj Yasin mengingatkan agar sejarah serupa, tidak terulang lagi. Maka, masyarakat harus terus waspada dan menjaga keutuhan NKRI.

"Pondasi dari negara Indonesia itu perpaduan antara para ulama dan nasionalis. Disatukan, dipadukan. Kita juga harus ingat bahwa Demak ini juga pionir perkembangan pesat agama Islam. Masjid juga dimulai dari Demak sehingga ditiru di setiap kadipaten, di mana ada alun-alun maka ada masjidnya," terangnya.

Selain itu, Taj Yasin juga berpesan kepada masyarakat Jawa Tengah untuk menjaga buminya. Salah satunya dengan menggiatkan menanam pohon besar untuk menjaga bumi Nusantara.

"Kita saat ini hidup di atas bumi yang hidup dengan lempengan yang bergerak dan mempengaruhi perubahan. Daratan dulunya itu kecil, kiita ini hidup di atas lautan maka harus dijaga dengan menanam pohon lagi. Jangan hanya suka memotong tetapi juga menanam. Menanam pohon itu juga dianjurkan dalam Islam," jelasnya.

Haul Agung Kanjeng Sultan Raden Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo ke-517 juga dihadiri Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf, Gus Muwafiq, Bupati dan Wakil Bupati Demak, serta Kepala Kantor Kemenag Jateng.


Bagikan :

DEMAK - Raden Fattah dan Kerajaan Demak merupakan salah satu pondasi kuat pemerintahan di Jawa Tengah dan Nusantara. Selain sebagai penyebar agama, Raden Fattah juga mendapat gelar sebagai punggawa pemerintahan.

Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menghadiri Haul Agung Kanjeng Sultan Raden Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo ke-517 di Alun-alun Masjid Agung Demak, Kamis (6/2/2020) malam. Menurutnya, melalui Raden Fattah itulah, salah satu pondasi yang memadukan dan menyandingkan agama dengan negara.

"Artinya tanah Jawa dan Nusantara tidak dapat dipisahkan antara agama dengan negara, keduanya harus bersanding. Memimpin tidak bisa dari sisi ulama saja tetapi harus ada dari sisi kenegaraan. Ini yang harus dilestarikan. Alhamdulillah, semakin ke sini pemerintahan di Nusantara ini perpaduan nasionalis-religius sangat kuat," katanya.

Taj Yasin menjelaskan, sejarah mengenai kerajaan Demak merupakan pelajaran berharga untuk keberlangsungan NKRI. Hilangnya kerajaan Demak merupakan dampak adanya perpecahan keluarga dan perebutan kekuasaan yang melahirkan perang saudara. Oleh karena itu Taj Yasin mengingatkan agar sejarah serupa, tidak terulang lagi. Maka, masyarakat harus terus waspada dan menjaga keutuhan NKRI.

"Pondasi dari negara Indonesia itu perpaduan antara para ulama dan nasionalis. Disatukan, dipadukan. Kita juga harus ingat bahwa Demak ini juga pionir perkembangan pesat agama Islam. Masjid juga dimulai dari Demak sehingga ditiru di setiap kadipaten, di mana ada alun-alun maka ada masjidnya," terangnya.

Selain itu, Taj Yasin juga berpesan kepada masyarakat Jawa Tengah untuk menjaga buminya. Salah satunya dengan menggiatkan menanam pohon besar untuk menjaga bumi Nusantara.

"Kita saat ini hidup di atas bumi yang hidup dengan lempengan yang bergerak dan mempengaruhi perubahan. Daratan dulunya itu kecil, kiita ini hidup di atas lautan maka harus dijaga dengan menanam pohon lagi. Jangan hanya suka memotong tetapi juga menanam. Menanam pohon itu juga dianjurkan dalam Islam," jelasnya.

Haul Agung Kanjeng Sultan Raden Fattah Al Akbar Sayyidin Panotogomo ke-517 juga dihadiri Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf, Gus Muwafiq, Bupati dan Wakil Bupati Demak, serta Kepala Kantor Kemenag Jateng.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu