Follow Us :              

Tour de Rembang Jadi Pembuka Pesta Cyclist Sebelum Tour de Borobudur

  09 February 2020  |   06:00:00  |   dibaca : 399 
Kategori :
Bagikan :


Tour de Rembang Jadi Pembuka Pesta Cyclist Sebelum Tour de Borobudur

09 February 2020 | 06:00:00 | dibaca : 399
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

REMBANG - Penyelenggaraan Tour de Borobudur (TdB) di usianya ke 20 pada tahun ini, benar-benar terasa fresh dengan dipilihnya Rembang sebagai menu pembuka ajang balap sepeda terbesar di Jawa Tengah.

Sekitar 600 cyclist yang tak hanya berasal dari Jawa Tengah, tapi juga dari seluruh Indonesia, pada Minggu (9/02/2020) sudah berdatangan sejak pukul 04.30. Mengawali start dari Museum Kartini, mereka akan melintasi jalan sepanjang 123 KM. 

Dilepas keberangkatannya oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen pada pukul 06.00, goweser langsung cekatan mengayuh sepedanya sepanjang 20 KM menuju pantura dan singgah di pitstop pertama, di Klenteng Tjoe An Kiong Lasem. Klenteng ini termasuk klenteng tertua di Rembang. Tidak ada bukti kapan klenteng tersebut didirikan, tetapi hanya ada prasasti yang menunjukkan bahwa klenteng tersebut diperbaiki pada 1838 atas prakarsa Kapitan Tionghoa bernama Lim Chang Li dengan penyumbangnya sebanyak 105 orang.

Setelah beristirahat dan menikmati keindahan Klenteng Tjoe An Kiong, goweser melanjutkan perjalanan menuju Kragan-Gunem-Tegaldowo dan berakhir dengan menikmati keindahan Pantai Karangjahe yang berpasir putih.

Wakil Gubernur Taj Yasin mengatakan, kegiatan Tour de Rembang memang tidak hanya untuk menyehatkan jasmani. Olahraga rekreasi ini juga sekaligus menjadi sarana efektif untuk memromosikan potensi daerah, terutama pariwisatanya.

"Kegiatan ini juga sekaligus mengangkat wisata di Kabupaten Rembang. Di Kecamatan Lasem kita bisa melihat kerukunan masyarakatnya, yang sejak dulu ada, antara etnis Jawa, Arab dan Tionghoa. Ini harus kita jaga," pesan Wagub.

Wagub juga meminta kepada para goweser agar memotret atau membuat vlog, saat melewati tempat yang indah. Setelah itu vlog atau fotonya diupload, sehingga membantu menyebarluaska  potensi yang dimiliki Rembang.

"Ketika singgah ke tempat yang menurut kita indah, jangan lupa divlog, difoto dan  disebarluaskan sehingga bisa mengangkat potensi Rembang," tuturnya.

Niat baik tersebut, imbuhnya, harus diikuti kesadaran para peserta gowes untuk menjaga kebersihan. Peserta diminta tidak membuang sampah sembarangan, dan panitiapun harus tanggap dengan menyediakan kantong-kantong sampah. Sehingga, kegiatan gowes yang melibatkan banyak peserta tidak memunculkan image negatif.

"Biasanya kalau bersepeda pasti bawa air kemasan. Kalau sudah habis jangan langsung dibuang sembarangan. Panitia siapkan kantong-kantong sampah. Jangan menyisakan sampah di rute yang kita lewati," pintanya.


Bagikan :

REMBANG - Penyelenggaraan Tour de Borobudur (TdB) di usianya ke 20 pada tahun ini, benar-benar terasa fresh dengan dipilihnya Rembang sebagai menu pembuka ajang balap sepeda terbesar di Jawa Tengah.

Sekitar 600 cyclist yang tak hanya berasal dari Jawa Tengah, tapi juga dari seluruh Indonesia, pada Minggu (9/02/2020) sudah berdatangan sejak pukul 04.30. Mengawali start dari Museum Kartini, mereka akan melintasi jalan sepanjang 123 KM. 

Dilepas keberangkatannya oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen pada pukul 06.00, goweser langsung cekatan mengayuh sepedanya sepanjang 20 KM menuju pantura dan singgah di pitstop pertama, di Klenteng Tjoe An Kiong Lasem. Klenteng ini termasuk klenteng tertua di Rembang. Tidak ada bukti kapan klenteng tersebut didirikan, tetapi hanya ada prasasti yang menunjukkan bahwa klenteng tersebut diperbaiki pada 1838 atas prakarsa Kapitan Tionghoa bernama Lim Chang Li dengan penyumbangnya sebanyak 105 orang.

Setelah beristirahat dan menikmati keindahan Klenteng Tjoe An Kiong, goweser melanjutkan perjalanan menuju Kragan-Gunem-Tegaldowo dan berakhir dengan menikmati keindahan Pantai Karangjahe yang berpasir putih.

Wakil Gubernur Taj Yasin mengatakan, kegiatan Tour de Rembang memang tidak hanya untuk menyehatkan jasmani. Olahraga rekreasi ini juga sekaligus menjadi sarana efektif untuk memromosikan potensi daerah, terutama pariwisatanya.

"Kegiatan ini juga sekaligus mengangkat wisata di Kabupaten Rembang. Di Kecamatan Lasem kita bisa melihat kerukunan masyarakatnya, yang sejak dulu ada, antara etnis Jawa, Arab dan Tionghoa. Ini harus kita jaga," pesan Wagub.

Wagub juga meminta kepada para goweser agar memotret atau membuat vlog, saat melewati tempat yang indah. Setelah itu vlog atau fotonya diupload, sehingga membantu menyebarluaska  potensi yang dimiliki Rembang.

"Ketika singgah ke tempat yang menurut kita indah, jangan lupa divlog, difoto dan  disebarluaskan sehingga bisa mengangkat potensi Rembang," tuturnya.

Niat baik tersebut, imbuhnya, harus diikuti kesadaran para peserta gowes untuk menjaga kebersihan. Peserta diminta tidak membuang sampah sembarangan, dan panitiapun harus tanggap dengan menyediakan kantong-kantong sampah. Sehingga, kegiatan gowes yang melibatkan banyak peserta tidak memunculkan image negatif.

"Biasanya kalau bersepeda pasti bawa air kemasan. Kalau sudah habis jangan langsung dibuang sembarangan. Panitia siapkan kantong-kantong sampah. Jangan menyisakan sampah di rute yang kita lewati," pintanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu